After 27

566 45 0
                                    

CIE UPDATE🌷




HAPPY READING




Shopia menatap keluar jendela sedari tadi, Arrabel mengabaikannya dengan terus melihat ponsel. Begitu keluar untuk pamit rumah begitu hening, Arrabel bilang beberapa sedang mengurus pekerjaan.

"Pernikahannya di gereja, jadi kita akan memutar lagi mencari jalan yang tepat ke gereja itu."

Ucapan Arrabel sukses menarik perhatian Shopia, Shopia melihat Arrabel sedang melihat maps dengan sesekali menggaruk dahi berpikir.

Lalu membicarakan soal maps tersebut dengan supir, supir sendiri memilih menepi sebelum kemudian melihat ke arah majikannya.

"Saya gak tau tempat ini non, titik di maps juga gak jelas. Gak ada titik pasti buat jadi acuan."

Arrabel membuka chat di ponselnya sebelum menunjukan bangunan gereja yang terlekat sedikit menjorok ke hutan.

"Ini gereja tua sih pak, lihat deh."

Shopia menoleh ke arah Arrabel dan supirnya, kemudian melihat ke arah ponsel Arrabel yang menunjukan foto Gereja itu.

"Gereja itu masih bisa digunakan?"

Arrabel menoleh dan menunjukan gambar Gereja, "Kamu tau Gereja ini?"

Shopia mengangguk pasti, bagaimana ia bisa lupa tentang Gereja tua yang sering ia dan Wildan kunjungi semasa sekolah dulu. Tempat lainnya yang selalu jadi rahasia mereka berdua.

"Kamu kasih tau jalan ya?"

Shopia mengangguk kembali tanpa curiga, ia dengan gembira menggambarkan nuansa Gereja itu jaman dulu. Entah masih sama atau sudah banyak yang berubah, ia sendiri cukup tidak sabar ingin melihatnya.

Sampai pada pelataran Gereja, Shopia melihat banyaknya kendaraan juga beberapa orang berbaris sepanjang pintu Gereja. Pintu mobil sebelah Shopia terbuka, cukup mengejutkan karena supir dan Arrabel masih di dalam mobil.

Shopia mengulas senyum saat melihat Ayah Arrabel berdiri di sana. "Om!"

"Hai Princess Shopia."

Ayah Arrabel membantu Shopia untuk duduk di kursi roda, lalu berjongkok di hadapannya menggenggam erat tangan Shopia dan mengecupnya.

"Takdir mempertemukan kita dalam hal tak terduga, kami mengira kau tetaplah gadis pembawa sial semasa sekolah, kau gadis yang selalu mencari gara-gara pada Arrabel, kau gadis yang menjadi pusat perhatian dan bukan Arrabel."

"Aku tidak menduga, gadis yang selalu Arrabel anggap adik akan melangkahinya lebih dulu dan aku tidak menyangka bahwa akan menjadi bagian penyerahan ini."

"Maksud Om?"

Ayah Arrabel hanya tersenyum lalu membantu Shopia mendorong kursi roda, orang-orang yang berbaris di depan gereja menunduk begitu Shopia melewati mereka.

Begitu melewati pintu Gereja, Shopia hanya melihat orang-orang yang berdiri dan tidak menolehkan kepala. Begitu melewati orang-orang tersebut Shopia tidak bisa melihat wajahnya karena semuanya memakai topeng. Persis seperti pesta topeng pada masa dulu.

Kursi roda berjalan melewati sebuah tandu yang dihias sedemikian rupa, berada tepat ditengah hingga menghalangi pandangan siapapun untuk melihat ke depan Altar.

Shopia mulai merasa ganjil melihat semua ini, apalagi melihat tiga pria berdiri di altar dengan seorang pendeta yang melihat ke arah Shopia.

Shopia kaget saat dirinya dipindahkan ke atas tandu duduk seperti pada film-film kolosal, kemudian sebelum ia mampu memprotes seorang berlutut di hadapannya dari arah kiri membuat ia kaget bukan main.

AFTER FRIENDzone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang