After 20

939 70 8
                                    

Syala-Syala-syaaaa-lalalala😢

Gak ngerti lagi pengen ganti nada, pengen ganti jadwal update juga. Jadi seminggu sekali apa sehari sekali ya? Dilema aku.

Dan buat yang kemarin pen aku bisikin keras-keras, sini makannya. Mendekat, jan menjauh kawas dia. Kan .... :v

Happy baca ya....

******









"Apa ini Allan? Hilang 4 tahun? Bohong!"

"Jangan berteriak Sharron!" Balas Allan tak kalah

Sharron adalah tipe perempuan yang berpendirian dan tidak suka kebohongan, jadi Allan sudah merasa terancam saat Sharron memintanya ke tempat ini.

"Shopia hilang..." jeda sejenak. "Namun hanya dimana mereka. Dimataku Shopia pasien, yang harus aku tangani. Sebagai seorang dokter aku memiliki kewajiban untuk memberi semangat pada pasien."

"Allan, mereka semua mengkhawatirkan Shopia. Katakan yang sejujurnya," bujuk Sharron.

Ia tidak bisa berbohong bahwa ia cukup kasihan pada orang-orang yang benar-benar hanyut dalam permainan memorial of Shopia.

"Lalu membuat Shopia kembali mundur untuk melakukan serangkaian perobatan? Tidak Sharron, ini syarat yang kami sepakati. Dia sembuh, aku tutup mulut."

"Tapi keluarga harus tau, pasti Shopia akan lebih bersemangat untuk sembuh."

"Tidak, Sharron. Tidak."

"Aku akan mengatakannya, jika kau tidak berani."

"Jangan berani-berani, Sharron!" Allan membentak marah.

Namun, terlambat. bahkan Allan sudah terlambat. Sebelum Sharron menyampaikan pun, seseorang sudah mendengarnya dengan telinga sendiri. Sudah cukup untuknya menuju tempat yang Sharron katakan.

Rumah sakit.

***

Lorong panjang itu terasa begitu mendebarkan untuk setiap langkah yang diambilnya, diujung lorong ini adalah ruang rawat tujuannya.

Seiring langkah yang diambil, terasa semakin jauh. Sejenak dirinya kembali meragu, itu tidak mungkin. Batinnya berteriak marah.

Sebuah pintu diujung lorong benar-benar mengambil perhatiannya, pintu ruang rawat ini dipenuhi stiker kartun anak-anak. Terlalu ceria, Itu menurutnya.

Tangannya bergetar saat terulur untuk membuka pintu. Begitu pintu sedikit terbuka, hal mendebarkan kembali mengagetkan dirinya.

"Kakak, kau datang lebih cepat?"

Suara itu.

Tubuh kurus kering duduk di sebuah kursi rosa membelakangi posisinya berdiri saat ini.

"Kau datang lebih cepat dari yang dikatakan di telepon, kak."

Tubuh di depan pintu masih diam, terlalu terpaku pada apa yang baru di temuinya. Dan terlalu terpukul pada fakta menyakitkan yang harus diterimanya detik ini.

"Aku mulai benci kalau kau sudah berganti Parfum seperti biasanya. Dan kenapa tema parfum mu hari ini harus Wildan, kau tau Parfum yang Wildan gunakan sedikit susah di pasaran. Aku yakin kau memintanya pada Wildan dan beralasan istrimu suka Parfum itu dan sedang ngidam."

Celotehan itu lagi-lagi mengejutkan.

"Tapi terima kasih, setidaknya saat mencium wangi ini rindu sedikit terobati."

AFTER FRIENDzone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang