Hoho? Jangan berbangga dulu semuanya. Aku takut ngilang kalau kalian kesenangan dapat update cepet😐
Kan gak enak ditinggal pas sayang-sayangnya:v
Happy reading....
*****
Arrabel datang ke tempat yang dimaksud Marsella lebih awal, rupanya tempat tersebut sebuah basement apartement yang baru selesai dikerjakan.
Masih banyak terdapat barang-barang berserakan belum terurus. Arrabel terjebak jika sampai Allan tidak datang tepat waktu, dan semoga saja semuanya sesuai harapan.
Sayup-sayup mulai terdengar langkah kaki dan juga perbincangan yang penuh ketegangan. Nada suara dan intonasi penuh amarah.
Suara Marsella mendominasi percakapan sengit tersebut, sedangkan suara si lelaki yang merupakan rekan Marsella tampak frustasi mendengarkan ucapan penuh tekad dari Marsella.
Arrabel tidak bodoh dengan hanya berdiam diri disana mempertaruhkan nyawanya tanpa mempersiapkan bukti. Beberapa kamera kecil sudah Arrabel siapkan untuk berjaga-jaga. Juga perekam kecil di saku celananya.
Sambungan bluetooth terpasang apik di telinga yang terhalang rambut. Arrabel hanya harus diam, merekam, dan tidak ketahuan.
Percakapan Marsella semakin lama semakin membuat Arrabel sesak nafas.
Perempuan busuk. Maki Arrabel dalam hati.
Marsella ingin menyingkirkan Gilang, ingin membuat Gilang celaka karena kecerobohannya yang terang-terangan menghasut Gilang di depan untuk meragukan Andini.
"Bagaimana jika dia sudah tau? Mungkin lelaki itu sudah mengadukan hal itu kepada kekasihnya?"
Lelaki itu bersuara dengan sedikit malas, lelaki yang sudah Arrabel ketahui sebagai saudara sepupu Marsella-yang juga merupakan pelaku tabrak lari Wildan-.
"Aku yakin belum, karena harusnya Arrabel sudah datang untuk setidaknya memberi kenang-kenangan manis padaku," Marsella berkata dengan sangat pongah, keyakinan yang begitu besar.
"Oke setuju, tapi dengan syarat stop neror Nessa. Sudah cukup dia truma liat wajah memuakan kamu!" Desis lelaki tersebut sambil berlalu pergi dengan emosi.
Marsella hanya tertawa, lalu mengangguk dengan berlebihan. Lalu raungan kerasa membuat Arrabel terlonjak kaget. Ia menatap horor Marsella yang sedang menangis begitu histeris.
Kengerian semakin terasa saat lagi-lagi Marsella tertawa, sangat keras.
Arrabel masih mencari aman untuk tidak keluar disaat melihat situasi Marsella yang berubah secepat itu. Ia masih menunggu sampai suara lembut nan merdu yang selalu menjadi andalan terdengar-sedang menelpon.
"Tidak Wil, Aku belum selesai dengan kegiatanku. Kamu tidak perlu menjemput, nanti aku kabari lagi."
Arrabel yang melihat situasi itu segera berjalan ke arah keluar lalu tiba-tiba menampakan diri saat Marsella berbalik ke Arahnya.
Arrabel tersenyum, lalu menyapa. "Hallo, Marsella. Lama tidak berbincang."
"Oh, beast. Sedang apa kau disini?"
Arrabel melihat sekeliling lalu berujar dengan pongah. "Sedang melihat-lihat properti untuk masa depan, dan sebuah kebetulan kau disini."
"Sejak kapan kau disini?" desis Marsella.
Arrabel tertawa. "Sejak aku mendengar tangisan seseorang yang sangat keras, lalu tidak lama tertawa. Aku mencari asal suara tapi tidak ketemu malah menemukan dirimu. Atau jangan-jangan...."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...