Selamat malam semuanya. Maaf yang sebesar-besarnya buat yang udah nunggu lama dan dapet Php terus. Aduh, ini udah ngetik dari kapan cuma masih jauh dari baik-baik ajah.
Aduh, lagi ribet. Biasa kelas 3 esema.
Ini maafin ya sekarang jadi sering ngaret. Dan gak secepat dulu pas update. Alasannya, ya sibuk.
Kadang mikir mending rebahan terus seharian. Dengerin musik, dan berita baiknya ide ngalir lancar sampe update sehari 3 kali.
Sekarang mah pengen satu part harus berbulan-bulan, mantapkan?
Haduh🌚
Tapi gak mungkin kan gak bisa sosialisas seumur hidup cuma buat berhalusinasi?
Aduh curhat.
Semoga masih dinanti. LuvUall💙
Happy reading
Malam From Night.
Sophia menghadiri from night sekolah bersama dengan Gilang javier. kali ini dia menggunakan gaun malam berwarna Navy berpotongan rendah
Sebuah penghargaan telah dimenangkan Shopia, di menit ke-30 sebagai siswa terbaik dan mendapatkan tawaran beasiswa di beberapa Universitas Indonesia maupun di dunia.
Sophia mengabaikan Wildan yang sedari tadi berusaha membangun komunikasi dengannya dan Sophia lebih memilih berkomunikasi dengan orang lain atau bahkan meninggalkan Wildan di depan khalayak ramai.
Hal itu membuat Marsella merasa benar-benar kesal, karena Wildan mengabaikannya malam ini. Itupun demi bisa berbicara dengan Shopia Andini yang jelas-jelas menghindari kontak mata dengan Wildan Pratama.
Shopia sedang berbincang dengan Gilang, saat merasakan tingkah Gilang kaku dan juga waspada. Mengikuti arah pandangan Gilang kebelakang tubuh, Shopia menemukan Marsella sedang menampilkan senyum mencela.
Shopia menyentuh lengan Gilang, dan membuatnya kembali menatap Shopia dengan mata bimbang. "Ada apa?"
Gilang menggeleng lalu pergi meninggalkan Shopia, membuat Shopia keheranan atas sikap Gilang yang tiba-tiba tersebut.
Shopia mencoba mengabaikan kepergian Gilang yang sudah cukup lama, dan mencoba tidak khawatir. Tapi terkutuklah perasaan was-wasnya, hingga membuat Shopia berjalan mencari keberadaan Gilang Javier.
****
Gilang Javier berjalan penuh amarah kepada gadis bergaun hitam yang sedang memegang segelas jus jeruk, sambil membelakangi posisi Gilang, wanita tersebut berujar dengan angkuh.
"Kau dan cinta matimu milik Arrabel, Javier!"
"Sialan kau! Kau benar-benar berhasil meracuni pikiranku, apa keinginanmu sebenarnya?"
Gadis itu berbalik, lalu tersenyum sinis. "Aku tidak ingin apapun, Aku hanya mengingatkan saja. Hatimu milik Arrabel. Aku hanya takut, Aku lupa pada fakta tersebut."
"Apa inti semua ini Marsella! Kau berhasil menghancurkan kepercayaan ku pada Andini, itu tujuanmu? Kalau Iya, selamat. Kau berhasil!"
Gilang berjalan ke arah Marsella lalu memegang lengan Marsella dengan kuat. "Aku membenci semua kata yang kau ucapan!"
Marsella tertawa dengan riangnya. "Dan kau membenarkan semua perkataanku secara tidak sadar, benar begitu Javier?"
Marsella semakin berani menatap Gilang dengan mata berkilat licik, lalu tersenyum dengan rasa simpati yang dibuat-buat. Semakin menyulut amarah Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
Chick-LitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...