Shopia masih berdiam diri di dapur sejak 2 jam yang lalu, tubuhnya enggan beranjak dan matanya tidak mau meninggalkan lilin yang meleleh membuat kuenya tidak pada bentuk semula.
Dengan berdecak geram, Shopia mengambil. Kotak kue dan memasukkan dengan kasar kue ke dalamnya. Lalu tanpa pikir panjang Shopia memasukan kotak tersebut ke tempat sampah disamping pintu belakang.
"Loh, non Shopia belum tidur?"
Shopia menoleh ke arah suara dan menemukan asisten rumah tangga keluarga pratama terlihat sayu dan tampak bangun tidur.
"Belum mengantuk bi."
"Itu apa yang dimasukan ke tempat sampah, non?"
Shopia mengulas senyum dan berjalan mendekat. "Makanan gagal."
"Non mau makan? Biar bibi masakin, ya?"
Shopia menggeleng, "gak perlu bi, itu makanannya keasinan, jadi Shopia buang. Kalau Shopia laper, Shopia bisa masak sendiri. Bibi tidur gih,"
"Saya nunggu tuan dan nyonya, katanya mereka pulang jam segini."
"Bukannya cuma sampe jam 10?"
"Nyonya telpon pas jam 9, katanya non Marsella buat acara, jadi perkiraan selesai jam segini." Bibi menunjuk jam yang menunjukan 00.15 . "Bibi buka pintu dulu ya, itu suara mobil tuan."
Bibi berlalu ketika mendengar deru mesin mobil memasuki halaman. Shopia masih betah menatap jam yang terus bergerak dari detik, menit, jam dan kini berganti hari.
"Bodoh Kau, Andini!"
Shopia berjalan setelah memaki dirinya sendiri, namun langkahnya kembali terhenti saat suara wildan menginterupsi. "Kau belum tidur Andini?"
"Aku tidak mengantuk," Sahut Shopia tanpa menoleh.
"Kalau begitu temani aku mengerjakan hukuman," Wildan menarik tangan Shopia yang hendak melangkah menaiki tangga menuju ruang tamu.
"Aku memang bilang tidak mengantuk, tapi aku lelah. Dan ini memang jam beristirahat, jadi kau bisa kerjakan itu nanti, aku butuh berdiam diri di kamar-"
"Memangnya apa yang kau kerjakan seharian ini? Kau pulang sekolah lalu seharian mendekam di rumah Gilang javier 'kan? Lelah di bagian mana nya? Kau pasti bersenang-senang, bermain, jalan-jalan, makan berdua? Menonton, lalu mengunjungi keluarga Ayahmu, berakhir dengan bercengrakama dengan dua javier itu hingga kau selalu lupa waktu untuk sekedar mengabari, jangankan pulang, untuk menelpon saja kau tidak bisa karena terlau sibuk."
Wildan terus mengucapkan setiap unek-unek yang ia pendam selama ini tanpa melihat perubahan air muka Shopia yang berubah pucat.
Seolah tersadar dari kesalahannya dalam berbicara, Wildan buru-buru berucap. "Bukan itu maksudnya, aku-"
"Ambil bukumu, kita akan mengerjakannya sampai pagi."
****
Pagi-pagi sekali Shopia telah pergi untuk menjalani kemoterapi dirumah sakit, meninggalkan rumah yang para penghuninya betah di dunia mimpi.
Ini hari minggu, biasanya mereka akan bercengkrama di rumah dan menghabiskan Weekend bersama. Namun sepertinya semuanya masih mengantuk karena tidur menjelang pagi.
Apaagi Wildan, ia baru tidur sekitar pukul 3 dini hari, tentu saja ditemani Shopia yang bersikap dingin dan tidak banyak berbicara.
Wildan baru turun dari kamarnya pukul 9 pagi, ia langsung ke dapur untuk sarapan pagi, walau ini
❤
Shopia kembali ke rumah setelah selesai dengan urusan nya di rumah sakit bersama Alan, ia merasa lelah dan juga tertekan setiap kali selesai cek up di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...