Thank guys💋
Akutu barusan liat sesuatu yang bikin semangat.
Dikasih nih...
****
3 bulan berlalu....
Semenjak hilangnya Shopia Andini, keadaan menjadi kacau. Orang-orang sibuk pada kegiatan mencari Shopia bahkan meminta bantuan dari pihak manapun.
Laporan orang hilang, Sebaran lewat dunia maya, media cetak, sudah mereka tempuh. Namun sampai hari ini jejak Shopia tidak terendus.
Banyak pekerjaan yang terbengkalai untuk mencari Shopia.
"Allan rasa, kita bisa berhenti sementara untuk mencari Shopia. Kita bisa kembali bekerja sambil menunggu kepolisian menyelidiki kasus hilangnya Shopia."
Ucapan itu Allan lontarkan ketika makan malam, semua orang menatapnya protes.
"Kita masih harus berjalan, kalau kita berhenti pada pekerjaan, dari mana kita punya uang untuk membayar mereka yang kita sewa?"
"Om gak setuju," Ayah Gilang angkat bicara. Malam ini ia berniat menemui polisi untuk mendapat perkembangan, dan jika hasilnya nihil ia ingin memperluas pencariannya.
"Om, pikirkan kembali pegawai, perusahaan yang bener-bener sepenuhnya ditangani orang kepercayaan om. Kita gak bisa gini terus, Allan juga nunda pembangunan yang harusnya saat sudah hampir selesai."
"Kamu bisa lepas tanggung jawab, tidak usah ikut membantu mencari Shopia." Ayah berkata dengan lemah dari seberang meja.
"Pah, Bukan seperti itu. Aku hanya menyarankan lebih baik kita tunggu hasil dari kepolisian."
"Tidak," bantah Ayah.
"Kita semua juga menyayangi Shopia dan berharap dia segera di dekat kita. Hanya saja kita juga tidak bisa berhenti dari kehidupan ini, Shopia tidak akan suka konsentrasi kita terbelah hanya untuk dirinya. Ingat bukan bahwa dia selalu marah besar kalau kita menunda-nunda sesuatu yang menjadi tanggung jawab Kita."
Sejak keputusan itu. Semuanya mulai berjalan seperti semua, meski kehampaan terasa dimana-mana. Namun semuanya masih berusaha dan berdoa agar Shopia kembali.
*****
Beberapa bulan kemudian...
Arrabel memandang danau di kejauhan. menurut Allan dan Gilang, tempat tersebut merupakan tempat yang sering Shopia kunjungi sejak pertengkaran hebat semasa sekolah dulu.
"Aku kangen Shopia." ujar Arrabel begitu merasakan kehadiran Gilang di sampingnya.
"Semuanya juga."
Arrabel menoleh ke samping kala mendengar nada suara datar dari Gilang. Gilang tampak yang sangat terpuruk diantara semuanya-kecuali Wildan.
Untuk Wildan itu pengecualian. Dia pasti benar-benar akan merasa hancur jika Shopia tidak kembali di waktu dekat.
"Gilang." Panggil Arrabel tiba-tiba dengan nada serius, tatapannya masih seserius mungkin.
Gilang menoleh lalu mendaratkan tangannya dikepala Arrabel sambil mengubah posisi duduk menyamping-agar bisa menghadap Arrabel. "Iya?"
"Malam itu, malam yang Wildan sebut-sebut. Apa yang terjadi?" usapan lembut yang Gilang lakukan seketika berhenti.
Keheningan dan ekspresi Gilang yang berubah kaku, membuat Arrabel semakin dilanda rasa penasaran. Dengan sedikit paksaan dan rengekan, akhirnya Gilang mau menceritakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...