B u e n o s
D i a s
Q u e r i d a⚘I hope, you like it❤
Shopia melihat Arrabel yang duduk di kursi roda bersama kedua orangtuanya, mereka tengah menunggu keberangkatan mereka menuju Amsterdam.
"Jangan sedih Shopia," Ayah Arrabel mengelus puncak kepala Shopia. "Arrabel kalo udah sembuh pasti balik lagi ke Indonesia."
"Iya, engga kok Om. Shopia dukung buat kesembuhan Arrabel."
"Ibu gak nyangka kalian bisa temanan, padahal dulu Ibu gak suka banget sama kamu dulu," Ibu Arrabel tertawa saat mengingat sikap sinisnya dulu kepada Shopia. "Kamu baik ternyata."
"Tante bisa ajah, Dulu kan kita belum kenal jadi ya cuma menilai dari tatapan doang."
Hubungan Shopia dengan keluarga Arrabel lumayan dekat, bahkan keluarga Arrabel tidak menyalahkan siapapun atau menuntut atas kejadian ini.
Mereka bilang mungkin ini pelajaran agar mereka lebih mendekat dan mementingkan Arrabel dibanding pekerjaan mereka yang super sibuk. Bukankah sudah biasa, anak orang kaya terlantar karena kesibukan, ya semacam itulah.
"Anggap saja aku sedang berlibur Shopi, nanti aku kembali lagi membawa keributan seperti biasa jika bertemu denganmu," Arrabel tersenyum dengan terpaksa. Ia tak siap, namun tidak ada pilihan lain.
"Dan masa kita sedang ributlah yang akan aku rindukan," Shopia berjalan lalu memeluk Arrabel. "Jangan lupa kalau kamu punya teman yang jadi sumber masalah ya."
"Kamu bukan sumber masalah, tapi Magnet kamu terlalu kuat, jadi menarik mereka mendekat gitu," katanya dengan terkekeh.
"Ayo, kita harus segera berangkat Abell," Ayah Abel menginterupsi. "Jaga diri baik-baik di Indonesia."
Shopia mengangguk lalu membalas tiap pelukan ketiga orang itu, mereka perlahan berjalan menjauh meninggalkan Shopia. Arrabel terlihat sering menengok ke belakang sekedar mencari keberadaan seseorang yang diharapkan.
Shopia tau Arrabel mengharapkan Gilang datang.
Dia baru akan berbalik dan berjalan pergi saat seseorang berjalan beriringan sambil mencekal tangannya, "jangan bergerak atau merespons apapun, pergi ke kafe didepan bandara setelah ini."
"Kamu siapa-"
"Ini permintaan Arrabel."
Lalu orang itu pergi meninggalkan Shopia, Shopia masih terus berjalan mengikuti arahan orang itu. Jika sesuatu yang berhubungan Arrabel, Shopia tidak akan ragu.
Shopia sampai di kafe yang dimaksud, ia menyapu pandangan ke seluruh kafe lalu berjalan mendekati meja yang ditempati orang tadi.
"Duduklah Shopia."
Shopia tertegun, dari mana orang asing ini mengetahui namanya?
"Aku sepupu Gilang," katanya dengan mengukir senyum kepada Shopia. "Dan kakak tirimu sekaligus."
"Kamu?"
"Ayahmu menikahi Ibuku, kumohon duduk aku tidak punya banyak waktu," lelaki itu terus melihat sekeliling. "Aku takut Gilang akan melihat kita?"
Shopia langsung duduk dikursi berhadapan dengan orang tersebut, "Apa maksdumu?"
Lelaki itu tertawa,"Kalian tidak berpikir Gilang tidak akan datang kesini kan?"
Shopia diam. Gilang memang tidak datang, buktinya Arrabel sedari tadi terus menengok kebelakang mengharapkan kehadiran Gilang.
"Dia tidak mungkin tidak datang untuk sekedar melihat kekasihnya pergi, mungki ego-nya terlalu tinggi untuk menampakan diri," lelaki itu menjelaskan sambil mengeluarkan sebuah paper bag dan meletakkannya diatas meja. "Ini dari Arrabel untukmu, jangan biarkan orang lain tau karena yang berhak atas sesuatu yang didalamnya hanya kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...