Gilang datang ke kediaman Pratama untuk menemui Shopia, sejak deadline tugas semakin dekat dirinya semakin jarang menemui Shopia.
Kemarin saat Shopia seharian di rumah, Gilang tidak bisa menemani. Kata asisten rumah tangganya, Shopia berkutat di dapur seharian.
"Loh, Gilang ngapain ke sini?" tanya tante Tari yang baru keluar dari rumah. "Mau main lagi sama Shopia?"
Gilang sedikit heran dengan kata main lagi, namun karena tidak ingin menimbulkan tanya lebih besar. Gilang hanya mengangguk. "Shopia di rumah kan, Tan?"
Tante tari mengangguk lalu menyuruh Gilang masuk, "ada. Tapi dia lagi ikut BBQ, kalian jangan main di luar terus. Sekali-kali, kamu bujuk Shopia biar mau main sama temen-temannya lagi, bisa?"
Gilang tersenyum dan hanya bergumam menjawab perkataan Tante Tari, mereka masih berjalan menuju ke arah kolam renang.
"Ngapain dia kesini, Bu?"
Gilang tersenyum saat Wildan bertanya dengan kecut. Suasana ramai tidak membuat wildan bersikap baik dan menutupi ketidaksukaanya akan kehadiran Gilang.
"Hush, Kamu itu gak boleh ketus. Gilang juga Ibu suruh gabung sama kita," Ibu Tari tersenyum. "Biar Shopia gak terus main di luar."
Wildan hanya memutar bola mata. "Terus ajah main sama anak orang, dipacarin juga engga."
Gilang cengo melihatnya, kemudian berdehem. "Shopianya dimana ya?"
Wildan menoleh dengan malas dan menunjuk Shopia Andini yang duduk di gajebo sendirian. "Thanks." Gilang langsung mendekat ke arah Shopia tanpa menunggu Respons Wildan.
***
Setelah menemui Tante Tari, Shopia berjalan mencari tempat yang cocok untuk sekedar duduk dan mengamati sekitar, dan gazebo ini pilihan yang tepat. Yang lain lebih memilih berbicara sambil berdiri, atau beberapa orang terlihat berenang.
"Melamun?"
Shopia menoleh dan melihat Gilang yang duduk disampingnya sambil menyunggingkan senyum menawan. "Kok bisa kesini?"
Gilang memicingkan mata lalu berdecih. "Memangnya tidak boleh? Atau kau takut ketahuan bahwa kau berbohong hari ini?"
Shopia langsung menutup mulut Gilang yang menyindir soal kebohongan Shopia hari ini. Shopia belum bertemu Gilang dan tidak kencan bersama Gilang tadi.
"Kamu pergi ke mana tadi?"
Shopia mengibaskan tangan sambil menatap Gilang dengan pandangan jenaka, "Kepo ya?"
Gilang hanya tertawa melihat tatapan Shopia, kemudian menjitak kepala Shopia dengan rasa gemas dan mengacak rambutnya.
"Siapa yang kepo?" tanya Gilang dengan acuh. "Cuma tadi mantan kamu sensi pas katanya 'aku cuma deketin, tapi dipacarin engga.' Kan lucu."
Gilang tertawa dengan puas saat Shopia cemberut dan melipat tangan di dada. "Shopia gak pernah pacaran!"
Gilang hanya mengedikan bahu sambil menjulurkan lidah, seakan menegaskan bahwa Gilang tidak percaya dengan pernyataan Shopia yang Katanya: tidak pernah pacaran.
"Lalu perang dingin itu terjadi karena apa?"
Gilang semakin menjadi-jadi dalam mengungkit masalah segitiga, pelik, rumit dan childish yang dialami Shopia.
"Kita akan musuhan kalo terus bahas mantan, perang dingin, atau segitiga." Shopia berkata dengan mimik terluka, sedih, tertekan, dengan unsur sesegukan. "Kan aku takut kalo perang dingin antara mantan dan orang ketiga berakhir di segitiga bermuda."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...