Tidak semua yang ditinggalkan tersakiti dan tidak semua yang meninggalkan baik-baik saja.
Aku pen dicari ceritanya.
*******
Allan terdiam, melihat Shopia yang sedang menangis di sebuah kursi taman tempat biasa mereka bertemu. Ia berjalan pelan lalu memeluk Shopia begitu duduk disampingnya.
"Ada apa?" tanya allan lembut.
"Bawa aku pergi!" ujar Shopia terisak semakin keras.
Allan diam, ia tak ingin bertanya lebih. Ia mencoba menenangkan Shopia, yang sepertinya tak ingin berhenti menangis.
"Aku ingin sembuh, bawa aku pergi."
Allan berhenti mengelus bahu Shopia, sejenak dirinya berpikir untuk mencerna maksud Shopia. Ini sebuah keajaiban Shopia ingin sembuh, setelah beberapa tahun terakhir selalu allan rayu. Namun nihil.
"Apa alasanmu ingin sembuh?"
Shopia berhenti menangis, lalu melamun sejenak. "Wildan bilang dia mencintaiku, Aku ingin sembuh demi mendengar semua itu."
Jantung Allan bergemuruh hebat, ia berdiri dengan kasar lalu membentak Shopia untuk pertama kalinya.
"Dari semua usaha yang aku lakukan, kau ingin sembuh karena Wildan?! Kau Gila!!"
"Tidak kah kau pikirkan hal lain selain Wildan, dia memiliki kekasih. Kau dicintai kekasih orang Shopia, Sadar akan hal itu!"
Shopia terhenyak, ia menatap Allan dengan putus asa. "Kau bilang aku harus cari alasan untuk sembuh, apapun itu. Disaat aku menemukan alasan untuk sembuh, kau menentangnya. Apa salahnya alasanku?"
Allan menyugar kasar rambutnya, lalu berbalik menatap Shopia dengan tatapan rapuh, terluka, dan kecewa. "Tidak kah kau ingin sembuh untuk kami semua, bukan hanya untuk Wildan? Untuk Ayah, Ibu, mamih, lalu mereka yang menyayangimu. Kenapa harus Wildan?"
"Wildan juga menyayangiku, itu adalah pelengkap aku ingin sembuh. Aku kehilangan dia, lalu saat tiba-tiba dia kembali aku ingin sembuh."
Allan terlihat ingin menyela, namun ucapannya terhenti.
"Kita pergi setelah aku selesai dengan Gilang dan Wildan. Aku ingin menghilang."
*****
Allan menunggu dengan cemas kedatangan Shopia, Ia harusnya berangkat untuk mengurus pembangunan klinik. Namun begitu akan berangkat, Shopia menghubungi dan meminta Allan menjalankan rencana malam ini.
Allan tersentak saat pintu mobilnya digedor dengan tidak sabar, ia membuka pintu dam Shopia langsung masuk lalu berhambur memeluk Allan sambil menangis.
Tangisnya semakin deras dan tidak mereda, seakan ada hal yang sangat menyesakan yang sudah tidak bisa ia tahan. Allan tak akan bertanya untuk malam ini, biarlah Shopia menangis demi untuk meringankan bebannya.
Allan hanya diam saat Shopia sedikit lebih baik dari tadi, Allan menjalankan mobil dengan keheningan sepanjang perjalanan.
Lalu paginya, Allan tau apa yang Shopia alami semalam. Semua pertengkaran dan kesalahpahaman, dan hasutan Marsella yang selalu tidak sengaja terpergok semakin membuat Shopia tersudut.
Gilang akan kalah jika sudah menyangkut Arrabel, dan Shopia akan tersudut jika membela diri. Semuanya serba salah. Lalu diperparah Wildan yang kembali menawarkan kembali hubungan; lebih baik atau seperti semula.
"Kita cek up ke rumah sakit, semakin cepat mengambil tindakan semakin baik hasilnya."
Allan berujar siang itu, ia kembali ke kontrakan yang tidak jauh dari tempat pembangunan klinik. Menemukan Shopia yang sedang meringkuk disofa dengan pandangan mengarah ke televisi mati.
"Aku kembali berpikir, sudah benarkah alasanku ingin sembuh?"
Allan menarik nafas, lalu bersuara. "Apa yang kau ambil pasti sudah kau pikirkan! Jika Wildan Alasan utama maka biarlah begitu. Apapun alasanmu asal kau sembuh."
Lalu sejak hari itu, Shopia mulai menjalankan serangkaian pengobatan. Hanya bersama Allan. Dan mereka kira, semuanya akan mudah. Namuun semuanya, tidak semudah apa yang mereka bayangkan.
.
Pernah satu waktu Allan dilanda dilema, dirinya menjalani hubungan dengan seorang wanita bernama Sharron dan menemukan kecocokan lalu memutuskan hubungan lebih lanjut. Semua waktunya tersita sejak hadirnya Sharon, perhatiannya kembali ke Sharon.
Akhirnya Allan memutuskan untuk membuat Shopia di rawat di rumah sakit kanker milik nya, karena sebelumnya Shopia di rumah tidak jauh dari tempatnya bekerja sehari-hari.
Shopia sempat enggan, karena dia tidak ingin menambah tanggungan sang kakak. Apalagi rawat inap dengan jangka waktu tak tentu memerlukan biaya tak sedikit.
"Aku bisa mencari uang, bisa menjual barang-barangku. Namun setidaknya aku mau kau diawasi orang, aku semakin sulit kesini. Tanggal pernikahan sudah ditentukan, aku beristri akan hilang waktu untukmu."
Shopia hanya menatap Allan dengan cemberut, lalu langsung berhambur memeluk Allan sambil terisak.
"Kita menyerah saja, peluangku untuk sembuh semakin sedikit. Ini semakin menggerogoti tubuhku."
"Kau akan baik-baik saja, aku yakin itu."
Lalu keheningan, sampai Allan berujar dengan pelan. "Kau kehilangan lagi berat badanmu?"
"3 Kg."
Melepas pelukan lalu megang kedua sisi wajah Shopia. "3 kg per bulan, kau ingin sekurus apa?"
Beberapa bulan terakhir berat badan Shopia mulai menyusut. Itu membuat Allan sedikit khawatir jika hal tersebut terus berlanjut.
****
Allan terdiam. Ia melihat Arrabel berjalan mendekat sambil tersenyum. Ia tidak tau harus pergi kemana lagi saat sedang dilanda masalah seperti ini. Arrabel adalah hal yang terpikirkan pertama kali.
"Ada apa?" Arrabel membuka pembicaraan.
Allan tampak ragu, sebelum akhirnya berucap. "Aku butuh uang!"
Arrabel diam sejenak, menatap Allan dengan memicing. Ia seolah menunggu kalimat lanjutan dari Allan, dan seolah paham, Allan menjelaskan semuanya.
"Rumah sakit kanker sedang butuh dana untuk penambahan tenaga medis dan Alat medis, aku punya setengahnya dan butuh setengahnya. Aku punya uang untuk menutupi setengahnya itu, tapi itu sudah di cadangkan untuk pernikahan dan Sharron sudah tau. Aku tidak ingin dia kecewa."
"Berapa?"
Allan menyerahkan sebuah map yang menampikan data semua yang Allan sebutkan, dan Arrabel cukup terkejut.
"Aku akan bantu, aku punya uang sejumlah itu."
Itu adalah setahun yang lalu, sebelum pernikahan Allan. Dan uang itu untuk pengobatan Shopia. Tanpa sadar Arrabel membantu sahabat baiknya sendiri.
*****
Hai-hai, Semua.
Selamat menjalankan ibadah puasa gais, huhu baru ngucapin setelah hampir setengah bulan ilang. Aku gak ngefell di bikin cerita sedihnya ih_-
Jadinya setengah males gitu.
Oke maaf. Yaudah ini dikit dulu mengobati kalian yang rindu. Karena rindu tanpa di obati itu haneuel.
****
To next be continue
sorry for typo!Tasikmalaya
Selasa, 12 mei 2020
07. 12 WIB.Don't Forget 👉 Vote☆-Share- Comment 👈
👉NoCoppy👈
👉NoJudge👈
hargai karya kami✏Dark readers? Go the hell
WrittenBy: YayuYatimah
IG:@yayu_yatimah
Wa:085217261822
ID Line: yayuyatimah
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...