B u e n o s
D i a s
Q u e r i d a⚘I hope, You like it❤
Disekolah yang sama seperti dulu, Shopia kini menempati kelas 3. Waktu terus berlanjut bagi yang lain, tapi tidak dengan Shopia Andini.
Kepergian Arrabel karena siraman kuah panas yang dilakukan Marsella sempat masuk media massa, bahkan sempat polisi mengusutnya namun tidak ada titik terang dan menutup kasus karena unsur ketidak-sengajaan.
Perlahan semua itu tertutup dengan pergantian murid dengan murid yang baru. Hingga menginjak kelas 3, Shopia tidak pernah memiliki teman mengobrol.
Bukan karena tidak ingin ada yang berteman dengan Shopia, tapi karena sikap Shopia yang berubah sangat drastis dari sebelumnya. Jika dulu Shopia dikenal karena prestasi, maka saat ini Shopia dikenal dengan sebutan pembuat onar.
Shopia sering kali terlambat bahkan bolos sekolah, dan sudah biasa keluar masuk ruang BP, jadi tidak heran jika setiap ada Shopia lewat tatapan merendahkan selalu didapati Shopia.
Seperti saat ini, Shopia yang berjalan dengan nampan makanan di kantin selalu menjadi pusat perhatian, juga satu meja khusus yang hanya selalu ditempati Shopia seorang diri.
Shopia makan dengan tenang saat bisik-bisik tentang dirinya sedang hangat terdengar, bahkan itu bukan seperti bisik-bisik jika terdengar dari volumenya.
"Jika ingin berbicara tentang aku, lebih baik kalian duduk dihadapanku sekarang, jangan hanya dibelakang."
Shopia selalu mengatakan hal itu saat suara itu semakin terdengar keras, dan hal itu mampu membungkam setiap orang yang langsung hening seketika.
Shopia mendengus saat tidak ada yang berani melakukan hal itu, ia kembali makan saat ponselnya berdering. Namun dering kali ini selalu berhasil memunculkan senyuman di wajah Shopia.
"Hallo."
"Hai adik," sapa suara itu dengan riang.
"Hai Abell," Shopia menyapa dengan terkekeh. "Apa kabar?"
Terdengar decakan disebrang panggilan. "Kau baru menanyakan hal itu 2 hari yang lalu, dan jawabannya akan sama. Aku baik dan sangat baik-"
"Memangnya apa yang akan menimpaku dalam 2 hari," sambung Shopia.
Arrabel tertawa mendengar suara Shopia yang sarat akan ledekan. "Tentu saja, kau sudah hapal dialog yang aku mainkan."
"Tentu, dialog yang membuat telingaku berdengung hebat. Apa yang terjadi dalam 2 hari? Kau saja terluka hanya dalam waktu 5 menit."
"Itu hanya kesalahanku Shopia, kau bahkan sudah gelisah hari itu. Aku saja yang memang menganggap remeh segala sesuatu," nada suara Arrabel berubah tercekat.
Shopia menghela nafas, "bisa kita lupakan bahwa kau sangat menyebalkan di hari itu? Aku sedang makan, jangan merusak mood makan siangku."
Arrabel terkekeh, dan Shopia yakin di Amsterdam sana Arrabel tengah mati-matian menahan tawanya agar tidak terdengar. "Dengan siapa kau makan siang?"
"Dengan bayanganmu," sahut Shopia ketus.
Arrabel selalu menanyakan hal itu, siapa teman sekolahnya, adakah adik kelas yang tampan, ataupun pertanyaan receh yang jawabannya akan sama.
"Carilah teman, agar kau tidak terlihat mengenaskan," komentar Arrabel lebih serius.
"Aku memilikinya," balas Shopia tak kalah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER FRIENDzone (Completed)
ChickLitKita bertemu lagi saat ini, untuk menyelesaikan beberapa hal yang tak sempat aku utarakan. Namun sungguh, jangan mengharapkan hal yang sama pada kisahku saat ini. Teman dan Musuh hanyalah hasil dari salah satunya. **** Cek dulu cerita FRIENDzone unt...