Kunci misteri!
Baru teringat bahwa Niura memiliki kunci yang seukuran dengan lubang gembok itu, segera ia masukkan tangannya ke dalam saku dan mengambil kunci itu. Sukurlah, kunci yang sempat ia buang tadi masih baik-baik saja.
Menghela napas panjang, meyakinkan diri lalu memasukkannya ke dalam gembok. Sedikit sulit karena gembok mulai berkarat dan terdapat sisa-sisa tanah yang menempel. Diputarlah sebanyak tiga kali kunci itu.
Krattt
Terbuka!
"Apa isinya?" gumam Niura seraya meraih tiga benda itu. Ia menemukan tiga kristal dengan warna yang berbeda, dan ... terdapat tulisan di setiap kristal itu. Apakah itu kristal sungguhan.
"Kristal?"
Niura membaca satu-persatu kristal itu. Dimulai dari kristal berwarna putih, dengan tulisan 'Teratai', kristal berwarna hijau dengan tulisan 'Asoka' dan kristal berwarna pink dengan tulisan 'Sakura'.
"Apa maksud dari semua ini?" Niura berteriak untuk menemukan jawabannya, kepada suara misterius itu.
Hening.
Mencoba kembali, Niura mendesah kesal. "Apa maksud dari tiga kristal ini?!"
Dan, lagi-lagi tidak terdengar jawaban. Tidak ada yang menyahut, kecuali gema suaranya sendiri.
Niura menghela, memandangi tiga kristal kecil di tangannya bingung, apa yang harus ia lakukan? Sementara kemana hilangnya suara misterius itu? Apakah ini jebakkan?
Niura kembali membaca tulisan itu, baru menyadari bahwa nama-nama bunga tersebut adalah nama tiga akademi yang salah satunya adalah nama akademinya, Sakura.
"Ash! Rumit sekali!" desahnya pusing. Bagaimana tidak, dalam keadaan stamina tubuhnya yang berkurang, Niura mendapati banyak sekali keanehan di Akademi ini. Salahnya sendiri memilih Akademi Sakura hanya karena rumor kemisteriusannya, sekarang? Dia sendiri yang terjebak.
Tidak ada pikiran lain. Niura memasukkan kembali tiga kristal itu ke dalam peti, bukan untuk dikubur, namun untuk dibawa ke perpustakaan. Besok, saat dirinya dibebaskan, ia akan membolos kelas dan akan menemui Nyonya Nil dan Nyonya San. Mungkin kedua legenda itu tahu betul tentang semua ini, entah bagaimana reaksinya.
Niura tidak peduli lagi dengan kelas, dengan gurunya yang super pilih kasih, sangat menjijikan. Master Luo selalu membela Shunzui karena gadis itu cantik, semoga saja di balik topeng perak guru itu terdapat kutil seperti ballack.
Ingatkah kalian dengan monster peliharaan Dewa kematian yang satu ini? Populasinya menurun karena pertandingan Servia yang memgharuskan muridnya untuk berburu ballack.
Bukan waktunya untuk membahas yang tak perlu, sekarang waktunya untuk Niura kembali.
Niura kembali melewati jalanan lorong yang sangat gelap, dengan jalanan yang didominasikan oleh anak tangga yang naik-turun. Sesekali Niura dikejar-kejar oleh penunggu lorong ini, kelelawar.
Bentuknya seperti vampir, benarkah?
Dengan tergesa-gesa, Niura mendorong lemari terbesar itu sekuat tenaganya agar jalan menuju lorong tertutup. Meninggalkan segala macam jejak, ah aroma tubuhnya tidak sedap, terpaksa Niura harus mandi lagi, sebelum menyembunyikan peti yang ia bawa tentunya. Besok adalah misinya.
***
Pagi ini matahari bersinar tidak seterik biasanya. Mungkin faktor musim dingin. Sinarnya memerobos celah-celah lubang dinding perpustakaan, menghangatkan ruangan penuh buku itu. Sebuah ruangan belajar yang dialihkan fungsinya menjadi tempat penyiksaan. Di dalamnya terdapat satu tikar kecil sebagai tempat tidur dengan tumpukkan buku sebagai bantalnya. Di atas tikar itu Niura tertidur pulas. Sinar matahari yang menghangatkan wajahnya membuat gadis itu menggelinjang. Perlahan-lahan Niura mengerjapkan matanya. Kepalanya digeleng-gelengkan, mencoba berusaha menghilangkan rasa pening yang menyerang kepalanya. Niura oangsung tersentak bangun dan duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Rainbow Element [Repost]
RandomTAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan tersendiri yang mengharuskannya untuk menuntaskan misi-misi dan rintangan agar dapat masuk ke akademi impiannya dan menemukan belahan jiwanya...