46. Jangan main-main

6.9K 1.1K 167
                                    

Kedua gadis itu saling tatap dengan seringai andalannya masing-masing. Berdiri dengan anggun di tengah-tengah arena yang luasnya hampir mengalahkan tiga akademi sekaligus. Kedua kaki gadis itu bertumpu membuat kuda-kuda yang sangat cantik dengan balutan hanfu khas kekaisaran mereka yang sama.

Kedua gadis itu memang cantik dan terkenal. Namun dikenal dengan perbedaan yang sangat mendalam. Sebut saja kedua gadis itu adalah Niura dan Xin Qian. Niura menginginkan kemenangan untuk menegakkan kebebasan terhadap para gadis di penjuru sana yang diperlakukan tak adil sepertinya, sementara Xin Qian menginginkan kemenangan untuk menjafi yang terkuat dan mencari kekasihnya, Yangyang.

"Kalian siap?" tanya wasit itu waspada dengan perasaan yang penuh hati-hati. Kexua gadis itu mengangguk keras membuat wasit itu segera berlari menghindar, dan Kaisar Hongli telah memegang erat bangkunya agar tidak terbang lagi.

Xin Qian membuat formasinya cukup lama dan membuat Niura hanya mematung saja. Saat tangan Xin Qian mengeluarkan energinya, seketika Niura terkejut melihat liontin Xin Qian yang berwarna hijau memancarkan energi aneh. Niura menghindari serangan itu lalu memfokuskan dirinya pada liontin.

Xin Qian terbelak dan menatap Niura bingung. "Mengapa kau hanya menghindar? Ayo, lawan aku! Apa kau meremehkanku, huh?!" tanyanya merasa terhina.

Niura menggeleng dan terkejut setelah membaca cahaya liontin hijau tersebut yang menandakan bahwa pemiliknya sedang tidak baik-baik saja. Xin Qian dalam bahaya, atau ... Xin Qian sendiri yang menciptakannya.

"Lihat apa, kau?!" Xin Qian menarik kuncir rambut Niura hingga terlepas dan rambut gradasi biru merah itu tergerai indah.

"Kau ... sebaiknya pertarungan ini ditiadakan. Kau dalam bahaya, Xin Qian, kau dalam bahaya!"

Xin Qian tersenyum sinis lalu melihat liontinny yang mengitam, kemudian mencabut liontin itu dengan sekuat tenaga lalu melemparnya ke arah Niura.

"Kau, percaya pada liontin itu? Ambilah. Jangan memanfaatkan liontin agar pertarungan selesai. Aku tau kau takut akan kekuatanku," ucap Xin Qian setelah melempar liontin hijau yang kemudian ditangkap oleh Niura.

'Ini akan berguna!' batin Niura sembari memperhatikan liontin di tangannya kemudian memasukkannya ke dalam cincin ruang dan tersenyum ke arah Xin Qian.

"Terimakasih," ucap Niura dengan terpaksa.

Xin Qian membelak sinis dan menampilakan gigi-giginya menyeringai. "Sampah pantas menerima sampah."

'Huft, sabar!'

Niura mengangguk dengan senang hati menerima pujian kebencian itu. "Ya, kau benar. Lalu, bagaimana? Hidupmu dalam bahaya." Niura mengerutkan bibirnya membayangkan Xin Qian yang tidak bisa tenang.

Xin Qian memiringkan kepalanya. "Heh! Lawan aku! Tidak peduli aku senang atau susah, yang terpenting dalam pertandingan ini ... ada salah satu dari kita yang tumbang!" sindir Xin Qian membuat Niura mengangguk menyetujui.

'Dan itu kau'

"Baiklah, jangan menyesali lalu menyalahkan lidah dan ego pahitmu, Xin Qian!"

Xin Qian yang sudah mulai kembali membuat formasinya pun kembali berhenti melihat wajah Niura yang emngisyaratkan sesuatu dan itu membuatnya kesal. "Kenaa huh?!" tanyanya kasar dengan menghentakkan kakinya hingga arena itu sedikit retak.

Niura menyentuh retakkan arena itu hingga membuat jarinya berdarah. "Kuberikan kau satu kesempatan atau kau akan menyesal. Aku sedang tidak ada hasrat untuk bergulat, kuharap kau tidak salah tindakkan."

"Cih! Dasar payah!" Xin Qian menendang betis Niura hingga membiru dan yang ditendang hanya menghela napasnya pasrah.

"Huh ... jangan memaksaku Xin Qian!" Kini Niura telah kehilangan kesabaran terakhirnya. Matanya telah memerah sepenuhnya sep3rti mata Xin Qian yang tajam. Tangannya mengepal seerti batu yang siap untuk dilempar.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang