Ctarr!
"Bangun!" Geramnya. Niura sangat kesal karena sedari tadi ia hanya berbicara sendiri dengan panjang lebar. Dan kala ia melihat ke arah belakang, ternyata Yi Jian atau gadis yang sedang diajaknya berbicara malah tertidur pulas dengan posisi lotus.
Ctarr!
"Akh!" Yi Jian membuka matanya, ia mengusap kakinya yang telah membiru karena dampak cambukkan yang dilakukan oleh Niura.
"Kenapa kau mencambuk kaki ku?" lontarnya sayu. Yi Jian menatap manik mata sayu polos berwarna hitam pekat milik Niura yang terasa seperti tidak merasa bersalah sama sekali itu.
"Yi Jian ... apakah kau telah lupa jika wanita pemilik kedai itu meminta kita untuk kembali datang ke kedainya malam ini? Mengapa kau hanya tidur pulas sepanjang waktu dengan posisi lotus? Memangnya punggung mu itu tidak terasa pegal?" Niura menjawab dengan polos. Ia menggulung cambukkan yang terbuat dari rotan itu lalu memasukkannya ke dalam cincin ruang dengan berlian berwarna biru tua.
Yi Jian memutar matanya jengah. Niura itu benar-benar polos atau bodoh? Bahkan ia mengira jika dirinya tidur sembari duduk, dan ... lihatlah sekarang! Kakinya memar dan kaku.
"Argh! Huhhh ... Xiao Li, aku tidak sedang tidur ... aku hanya sedang bersemedi untuk memulihkan tenaga dalamku karena seharian ini kita terus berada di pasar untuk berjualan dan membuat ramuan, bahkan kita menjadi pahlawan dadakan untuk wanita pemilik kedai itu. Dan, kau seenaknya mencambuk kakiku hingga merah dan kaku?" rengeknya tak terima. Selain kakinya yang terluka, ia juga gagal untuk menambah elemennya.
Niura terkekeh karena rengekkan temannya ini. Ia mengambil kain dan air lalu mengompresnya di kaki temannya itu membuat Yi Jian melotot tak percaya sekaligus tak enak hati.
"Kau membuatku gemas Yi Jian, sehingga aku tak tahan untuk mencambuk kakimu. Kalau bisa, tadi aku cambuk saja matamu, hihi ...."
"Eh? Aku tau aku ini hanyalah seorang pelayan yang kau anggap teman, tapi janganlah kau bunuhku dengan rotan itu, nanti siapa lagi yang akan menemanimu, Xiao'er?" jawab Yi Jian sembari menghentikan tangan Niura yang sedang mengompres kaki bagian betisnya.
"Eh, Xiao'er? Apa itu? Namaku Xiao Li atau Niura, mengapa kau menggantinya menjadi Xiao'er?" tanya Niura. Ia bingung, bukankah namanya di zaman ini adalah 'Xiao Li?' mengapa Yi Jian menyebutnya dengan 'Xiao-er?
'Aneh'-batin mereka.
"Putri ... Xiao'er itu panggilan kesayangan atau keakraban kepada seseorang dengan mengubah nama belakangnya dengan kata -'er' misalnya namaku itu -Yi Jian, kau bisa menyebutku Yi'er, atau Jian'er ... apa kau paham, Tuan putri?" jelasnya secara rinci. Ia memijat kedua pelipisnya bersamaan.
Niura mengangguk paham. Sebenarnya ia tidak suka dengan sebutan itu karena baginya, itu adalah pengejekkan. Entahlah bagaimana cara otaknya berpikir, tetapi itu tidaklah penting.
"Oh, kalau begitu aku akan menyebutmu manusia saja!" Jawab Niura, antusias. Sebenarnya ia hanya bercanda, tetapi Yi Jian tidak bisa diajak bercanda.
"Terserah! Mengapa akhir-akhir ini kau begitu menyebalkan, Xiao'er?" ketus Yi Jian kesal. Ia mengambil kendi kecil berisikan air tawar di sampingnya untuk minum sembari menunggu jawaban dari Niura.
"Karena---"
"Oh, ya! Aku telat! Aku harus pergi ke kedai itu sekarang juga, dan karena kakimu masih sakit akibat cambukkan yang ku buat, maka aku akan pergi sendiri saja." Potongnya sendiri. Ia segera mengambil belati kecil di dekat jendela lalu menyelipkannya di belakang leher untuk berjaga.
Yi Jian membulatkan matanya. Ia terkejut dengan keputisan temannya yang gegabah. Kali ini ia memiliki firasat yang tidak menyenangkan terhadap Niura itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Rainbow Element [Repost]
RandomTAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan tersendiri yang mengharuskannya untuk menuntaskan misi-misi dan rintangan agar dapat masuk ke akademi impiannya dan menemukan belahan jiwanya...