Kelas hari ini telah berakhir. Niura menghembuskan napasnya kasar. Lelah. Yah, sudah satu bulan ia berada di sini, dan ia selalu melakukan kesalahan dalam belajar. Nilainya selalu menurun namun ia tidak mempermasalahkannya. Kesalahannya dalam melakukan sihir di hari pertama membuatnya harus membantu memasang pintu kembali. Sendiri.
Malam ini terasa lebih sejuk dari malam sebelumnya, musim dingin telah tiba. Perubahan suhu yang lebuh cepat membuat para murid mengenakan pakaian tebal dan hanya mendekam di kamar asrama saja.
Niura. Gadis itu menggenggam erat puluhan kunci di tangannya. Sesekali ia membaca tulisan-tulisan yang tertera di gantungannya. Sudah larut malam. Di mana seluruh murid Sakura telah barbaur dengan mimpinya. Berbeda dengan Niura yang berjalan tak tentu arah mengelilingi Akademi.
Memainkan puluhan kunci di tangannya, menghasilkan suara yang lumayan nyaring untuk menghilangkan rasa bosan dan suasana yang sepi dan gelap. Jangan lupakan bahwa di zaman ini masih belum ada lampu, semuanya menggunakan lentera dan cahaya bulan. Itupun sudah terang.
Mengelilingi beberapa menara dan gedung utama, jika Niura melihat ada pintu yang terbuka, maka ia akan langsung menghampirinya dan menguncinya. Terus begitu hingga seluruh akses menuju manapun dikunci kecuali toilet umum tentunya. Kamar asarama? Para murid memegang kuncinya masing-masing. Itu bukan tugas Niura.
Entah apa yang Niura peroleh dengan kerja rodi seperti ini. Merasa di bodoh-bodohkan memang ada, namun kepercayaan mereka terhadapnya membuatnya hidup dengan penuh tanggung jawab.
"Melelahkan. Dingin. Di mana semuanya tidur, aku harus seperti ini. Bangun lebih pagi, dan tidur lebih malam, huft ...." gerutunya kesal. Niura memandang ke langit, sebentar lagi dini hari dan ia sama sekali belum tidur. Yihua dan Liwei pun sama sekali tidak mencarinya, mungkin mereka telah tidur.
"Menyebalkan!" Niura melempar puluhan kunci itu tanah tanpa sengaja. Seluruh kunci-kunci itu berserakkan di taman dekat patung alkemis. Patung yang membuat Niura tertarik di hari pertama, padahal orang-orang menganggapnya patung jelek yang merusak pemandangan.
"Ahhh ... tidak adil."
Niura mencebik, ia membungkukkan tubuhnya untuk memungut kunci-kunci yang berserakan lalu menyatukannya ke dalam kawat agar tidak hilang.
Niura mengambil kunci terakhir yang jatuh paling jauh, yaitu di belakang patung Alkemis.
Saat ia merasa telah mengumpulkan 50 kunci itu, segera ia tinggalkan tempat dan melangkahkan kakinya menuju kamar asrama.
Memandangi pintu kamarnya yang tertutup, detik kemudiannya ia mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali.
Tok ... Tok ... Tok ...
Terdengar suara kunci yang diputar, tak lama kemudian pintu langsung terbuka dan menampakkan dua orang gadis yang menatapnya dengan helaan napas.
Yihua memegang pundak Niura, dan mempersilahkannya untuk masuk. "Xiao Li ... sudah sebulan kau hidup seperti ini, aku pun tak ingat kapan terakhir kali kau tidur," litihnya sendu.
Niura hanya bisa menyunggingkan senyumannya, selama satu bulan pula senior pria kelas menengahnya mengganggu tidurnya. Siapa lagi kalai bukan Fai Tan. Pria itu terus mengetuk pintu kamar, tersenyum mengatakan hai dan langsung pergi begitu saja. Entah apa yang ada di pikiran pria itu.
Liwei memberikan nampan berisi kalkun panggang dan segelas air putih kepada Niura.
"Terimakasih," balas Niura setelah menerima kedua benda tersebut. Ia memakannya dengan lahap hingga tak menyadari bahwa Yihua dan Liwei terus memandanginya. Niura yang baru menyadari itu langsung menawarkan makanan dan minumannya, di luar dugaan. Yihua malah mengambil satu iris daging kalkunnya, padahal niatnya 'kan hanya untuk basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Rainbow Element [Repost]
De TodoTAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan tersendiri yang mengharuskannya untuk menuntaskan misi-misi dan rintangan agar dapat masuk ke akademi impiannya dan menemukan belahan jiwanya...