50. Asrama

7.1K 962 174
                                    

Perjalanan menuju gedung utama terasa sangat melelahkan karena jaraknya yang lumayan jauh. Namun, itu semua terbayarkan dengan keindahan pemandangan di sekitar.

Jalan yang mereka lewati menuju gedung utama dikelilingi rerumputan pendek. Di perjalanan masuk, mereka melihat banyak murid-murid senior yang berlarian, memainkan sihir, atau sekedar melihat kolam air mancur saja. Mungkin hari ini mereka libur karena kedatangan siswa angkatan baru. Semuanya rapi mengenakan jubah yang sama, masing-masing memegang tongkat yang sama, topi yang sama, dan seragam yang sama. Tanpa membeda-bedakan, mereka semua terlihat samgat harmonis.

Pepohonan, semak-semak yang dirapikan segala macam bentuknya, dan kebun bunga yang bisa dilihat dari kejauhan, bahkan dari atas asrama. Di depan pohon besar terdapat sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh deretan bangku-bangku penonton. Tuan Fang bilang bahwa lapanangan itu sering dijadikan arena bertanding. Jika ingin berolah raga, maka akan dilakukan di tempat yang berbeda. Di atap gedung. Bukankah menaiki anak tangga menuju atap gedung termasuk olahraga?

"Ayo anak-anak, kita harus sedikit lebih cepat," ujar Tuan Fang yang mendahului dan berjalan menuju arah pintu gedung utama yang sangat besar. Pintu besi berwarna hijau army yang sangat mewah! Setiap incinya terdapat ukiran-ukiran bunga sakura yang dilapisi emas.

Tuan Fang tersenyum ramah, ia memandangi seluruh mariam dengan rinci. Lalu perhatiannya tertarik dengan gadis yang berbaris paling belakang yang sedari tadi terus memandangi patung alkemis di timur. "Kau, gadis berambut merah-biru!" soraknya membuat Niura menatapnya.

Niura yang merasa terpanggil langsung memghampirinya, "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya memastikan.

"Entah mengapa aku melihat aura lain dalam dirimu. Jadi, kupercayakan ini padamu," ucap Tuan Fang dengan meletakkan sebuah kawat yang berisikan banyak kunci-kunci.

Niura memandangi kunci-kunci itu di tangannya. Alisnya mengernyit bingung, lalu memandangi Tuan Fang dengan perasaan yang sulit diartikan. "Untuk apa?" Hanya itu yang bisa ia lontarkan.

"Bukalah pintu ini, dan kunci-kunci lain adalah seluruh kunci pintu-pintu di Akademi tanpa terkecuali. Setiap hari, kau harus bangun pagi untuk membuka seluruh pintu, dan harus tidur larut malam karena harus mengunci seluruh pintu."

Selepas mengucapkan itu, Tuan Fang langsung pergi begitu saja.

Niura yang masih bingung hanya mengangguki saja, dan hal itu membuat seluruh remaja seusianya bertepuk tangan bangga. Tidak ada yang iri.

Niura memasukkan satu kunci yang bertuliskan 'pintu utama' ke dalam gembok besar di pintu utama.

"Selamat datang di Sakura Akademi!" Entah dari mana asalnya suara itu. Para mariam tidak terlalu memikirkannya, dan hanya terfokuskan pada pemandangan ruangan megah di hadapannya.

Terpampang jelas karpet merah yang disebar bunga setiap incinya. Mereka semua bersorak gembira berjalan di atas karpet merah itu dengan Niura yang memimpin. Mungkin karena ia memenangkan peringkat utama. Mereka semua berjalan mengikuti karpet yang membawa mereka ke sebuah ruangan yang sangat ramai.

Berbaris. Mereka semua berbaris untuk mengambil giliran meletakkan telapak tangan mereka di sebuah tinta biru sebagai tanda murid resmi.

Setelah semuanya mengambil cap, munculah dua orang wanita tua yang mengenakan jubah ungu yang lebih gelap. Itu menandakan bahwa mereka telah berada di puncaknya dan berhasil menjadi alkemis legendaris.

Entah mengapa, keduanya bisa memiliki hidung yang panjang dan bengkok, dagu yang runcing, tubuhnya agak bungkuk, dan anehnya mereka tidak keriput sama sekali. Apakah mereka semua seperti ini? Siapa mereka?

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang