11. Elemen Yi Jian

13.3K 1.8K 32
                                    

Niura telah tiba di rumah milik permaisuri. Rumah yang tak pantas disebut rumah melainkan gubuk reot yang masih belum bisa disebut sederhana.

Di perjalanannya tadi, Niura mengalami keajaiban yang tiba-tiba. Tubuhnya kembali segar, luka-luka luarnya hilang dan rasa penatnya berubah menjadi rasa semangat. Setelah bertelepati kembali dengan permaisuri, ternyata Yi Jian lah yang meminta permaisuri untuk mengirim keajaiban untuknya.

Sangat senang sekali hidup bersama orang-orang yang baik hati, Niura membuka pintu rumah tersebut dengan senyuman yang merekah.

"Ibu, Yi'er aku pul---

Niura berhenti berucap kala melihat permaisuri dan Yi Jian sedang fokus duduk lotus berhadapan yang sepertinya mereka sedang berkultivasi ganda ditemani seekor harimau putih di tengah-tengah mereka.

Niura tersenyum melihat ibu dan temannya yang seperti keluarga sungguhan. Niura menghampiri mereka berdua perlahan agar tidak mengganggu. Saat ia ingin duduk bersama mereka, tiba-tiba

Blashh

Cahaya sedang berwarna biru dan abu-abu menyinari Yi Jian membuat Niura terkejut begitu pula dengan permaisuri yang tersenyum. Perlahan cahaya dua warna itu meredan dan hilang dengan sendirinya.

Betapa terkejutnya Niura saat melihat kondisi Yi Jian sekarang. Yi Jian yang dulunya memiliki rambut dan mata bakat alam berwarna jingga cerah, kini warnanya bertambah dua warna yaitu biru dan abu-abu menjadi tiga warna yang bergradasi.

"Hei lihatlah dirimu ... kau sangat cantik Yi'er!" Niura bergumam takjub dengan momen di hadapannya. Yi Jian tersenyum sambil berkaca, melihat warna mata dan rambut barunya.

"Xiao'er ... elemenku bertambah! Yqng tadinya aku hanya memiliki elemen pengendali cuaca, kini aku memiliki elemen es, dan menciptakan halusinasi! Aku sangat senang!" Yi Jian berucap dengan begitu gembira. "Terimakasih ibu," lanjutnya kepada permaisuri. Permaisuri mengangguk tersenyum.

Yi Jian mengarahkan telapak tangannya ke gelas bambu yang ada di dekatnya, dengan seketika gelas itu berubah menjadi es batu yang kemudian mencair karena cuaca sedang panas hari ini.

Setelah merasa cukup dengan percobaannya, Yi Jian segera membersihkan bongkahan es yang mencair dari dalam gelas itu. Yi Jian menatap Niura dengan pertanyaan di otaknya yang tidak bisa ia ucapkan.

Yi Jian yang baru tersadar akan Niura, segera memeluknya dengan erat. "Maafkan aku, aku terlaku senang dengan elemen baru ...." rintihnya dalam pelukan Niura.

"Itu bukan masalah, Yi'er ... aku juga bahagia melihatmu bahagia," jawab Niura tersenyum. Sebenarnya ia sedih mengetahui bahwa dirinya tidak seperti Yi Jian yang memiliki elemen.

"Sayang, bagaimana perjalananmu? Apakah kau berhasil?" tanya permaisuri sembari mengelus rambut hitam Niura.

"Menyenangkan! Mulai dari bertarung melawan parasit, melawan para merman, menolong mermaid, melawan prajurit, dikejar tiga paus, melawan ballack, dan bertemu dengan ... dengan ... ma-manusia penjual apel dan mangga! Aku juga berhasil mendapatkan rumput laut lava dan membawa sebotol mata air gaxia," jawab Niura sedikit berbohong perkara bertemu seorang manusia penjual apel dan mangga.

Permaisuri itu tersenyum bahagia.

'Xiao Li, tak lama lagi kau akan bahagia' batin permaisuri.

Memiliki elemen halusinasi tingkat awal membuat Yi Jian mengetahui isi pikiran permaisuri. Ia pun turut tersenyum tak sabar melihat Niura bahagia.

"Ibu, boleh ... aku bertanya?" tanya Niura menatap harimau putih yang terus menatapnya sedari tadi membuatnya risih. Raut wajah harimau itu seperti jengah melihat Niura.

Permaisuri itu tersenyum, "Tanyakan saja apa yang ingin kau katakan."

"Darimana dan sejak kapan ibu memelihara harimau mengesalkan itu?" tanya Niura menunjuk wajah harimau putih itu.

Permaisuri dan Yi Jian tertawa. "Xiao'er ... mengapa kau mengatakan bahwa harimau itu mengesalkan?" tanya Yi Jian sambil menahan tawa.

"Wajahnya jelek! Aku tidak suka!" Jawab Niura disambut raungan sang harimau.

RRAAWW!

Harimau itu mencakar kaki Niura membuatnya sedikit kesakitan. Yi Jian segera memisahkan keduanya, "Apa kau ini? Dengan hewanpun kau bertengkar?" tanya Yi Jian kesal.

"Yi'er ... semua orang di dunia ini mengagumiku," ucap Niura tiba-tiba dan tak nyambung.

"Tapi aku tidak!" Jawab Yi Jian bercanda.

"Aku bilang semua orang, bukan hewan ...." balas Niura terbahak membuat Yi Jian kesal.

Permaisuti menggeleng-gelengkan kepalanya pusing. "Sudahlah, cukup Xiao'er dan harimauku yang bertengkar, Xiao'er ... harimau ini telah bersama ibu semenjak ibu tinggal di sini. Ibu menjalin kontrak darah dengannya, ia sangat manja dan tidak suka dengan seseorang yang kusayangi selain dia," ucap permaisuri sembari mengelus-elus kepala harimau itu.

"Oh ya, Ibu ... untuk apa ibu menyuruhku untuk mengambil rumput laut lava dan mata air gaxia dengan waktu yang sangat sempit?" tanya Niura bingung. Yi Jian pun mengangguk setuju dengan pertanyaan Niur yang tidak ia mengerti.

"Bukan saatnya kau mengetahui kebenaran ini semua, tolong berikan rumput laut lava dan mata air gaxia itu pada ibu," jawab permaisuri sembari mengambil labu (botol ramuan), tungku, dan alat-alat untuk membuat ramuan lainnya.

Niura memberikan apa yang permaisuri minta dengan rasa penasaran. Dilihatnya, permaisuri serius mencampurkan kedua bahan tersebut dengan tambahan daun hasiba (daun pengendali) entahlah, Niura tak mengerti. Setaunya daun hasiba itu hanya menjadi sampah diantara tanaman yang lainnya karen kurang efektif.

Yi Jian membantu permaisuri untuk memisahkan daun hasiba dengan batangnya, "Ibu, tugasku selesai. Apa yang harus aku lakukan lagi?" tanya Yi Jian sembari menyeka keringatnya.

"Kau ajaklah harimau ku untuk bermain dan menangkap ikan di sungai," suruh permaisuri diangguki Yi Jian.

Yi Jian menggiring harimau putih tersebut agar mengikutinya ke sungai tepat di belakang rumah ini sesuai permintaan sang permaisuri.

"Ibu ... apa tugas untukku?" tanya Niura mengikuti. Ia merasa tak enak, melihat kedua orang di hadapannya yang sangat sibuk, sementara ia hanya menatapnya saja.

Permaisuri berhenti beraktivitas sejenak, "Kau tidak perlu repot-repot, lihatlah ... ramuan ini telah selesai!" Girang sang permaisuri.

'Sebenarnya ramuan apasih itu?'

Permaisuri memasukkan ramuan tersebut ke dalam cincin ruangnya. "Kau janga banyak berpikir, jika waktunya telah tiba pun kau akan mengetahui semua ini ...." gumamnya tersenyum ke arah Niura yang kebingungan.

"Ibu ... tapi aku sangat penasaran, apakah Yi Jian tau semua ini?"

"Tidak, dia bahkan lebih tidak tahu darimu walaupun ia dianugrahi elemen halusinasi," jawab permaisuri sembari membersihkan tangannya yang dipenuhi sisa-sisa ramuan dengan kain.

"Nak, besok ikutlah dengan ibu dan Yi Jian ke pasar Quon dekat kekaisaran," pinta sang permaisuri.

Niura memasang wajah bingung, "Untuk apa?" tanyanya penasaran.

"Ah tidak, Ibu hanya ingin kalian mengetahui sesuatu disana karena besok adalah hari dimana kita semua akan sibuk kedepannya." Permaisuri menatap mata Niura serius membuat yang ditatap mengangguk.

"Sibuknya karena apa?"

"Kau ini ... jangan sampai pertanyaanmu membunuhmu suatu hari nanti."

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang