Hai, ada yang kangen?
.
.
.Semalaman telah berlalu. Angin berhembus kencang, membuat tenda tergerak-gerak. Kepulangan keempat pangeran belum dipastikan. Keempat gadis dalam tenda tak bisa tertidur pulas karena khawatir. Mereka takut, jika sesuatu terjadi pada kelompok merah, bagaimana jika benar begitu?
Niura sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya saja, Yihua dan Yi Jian hanya mondar-mandir tak tentu arah, sedangkan Liwei menjaga pintu tenda.
"Kemana kelompok merah itu, kenapa belum pulang juga?" Liwei menggaruk kepalanya frustasi.
Niura mendekati Liwei, lalu merangkulnya. "Apakah mereka baik-baik saja?" tanyanya.
Yihua menatap Niura dan Liwei bergantian, "Aku membenci wanita bernama Xinxin itu!" emosinya.
"Hah? Dari mana kau tau namanya?" tanya Yi Jian.
"Dari tanda plakatnya," jawab Yihua.
Hembusan angin menerjang seisi tenda, membuat yang di dalamnya menggigil kedinginan. Liwei menutup pintu tenda, lalu memeluk tubuhnya sendiri.
"Apakah tidak tidur saja?" tanya Liwei yang kelelahan.
Niura bangun, menghampiri. "Tidur? Para pangeran saja belum pulang, bagaimana jika sesuatu terjadi pad---
"Buka pintunya!"
Mereka berempat menoleh ke sumber suara, menatap tajam pintu tenda yang tertutup. Yi Jian menghampiri tenda dengan hati-hati lalu membukanya.
"Huh?" Mata Yi Jian membelak, melihat keempat pangeran yang babak belur di luar tenda. Dengan segera, ia menyilahkan keempat pangeran itu untuk masuk.
"Ada apa dengan kalian?" tanya Niura terkejut.
Keempat pangeran itu langsung membaringkan diri mereka di tempat tidur. Tanpa menunggu lama, Niura langsung menyuruh ketiga temannya untuk menolong mereka.
"Kalian semua, ambil masing-masing air hangat dan kain!" titahnya. Ketiga gadis itu mengangguk, lalu menjalankannya.
"Ambil ini." Niura menerima pemberian air hangat dan kain dari Yihua. Dengan segera, ia mengangkat kepala pangeran mahkota ke pangkuannya. Xiuhuan yang diperlakukan seperti itu tersenyum dalam hatinya, ia tidak bisa tersenyum secara langsung karena lukanya.
Sementara yang lain mengikuti Niura, Yihua dengan Minghao, Yi Jian dengan Jiazhen, dan Liwei dengan kangjian.
Niura mencelupkan kain itu ke dalam air hangat, memeratnya, lalu mengompresnya di wajah lebam Xiuhuan.
"Akh! Pe-pelan-pelan ...." ringis Xiuhuan.
"Baiklah, kau tidak perlu merasakannya, kau itu pria," jawab Niura sukses membuat Xiuhuan malu.
Niura menempel-nempelkan kain basah itu ke seluruh lebam di wajah Xiuhuan dengan perlahan, tiba-tiba saja liontin di lehernya bercahaya.
"Mengapa kalian bisa seperti ini?" tanya Niura mendapatkan firasat buruk.
Minghao yang sedang dikompres oleh Yihua segera menjawab, "Di tenda Xinxin, kami melihat kabut hitam yang bercahaya, lalu cahaya itu mengundang banyak ballack, kabut hitam itu melindungi kelompok Xinxin," jawabnya sembari menahan sakit.
Niura berpikir sejenak, entah mengapa pikirannya terbesit ke bayangan Roiden, tetapi mengapa Roiden melindungi kelompok Xinxin? Apalagi ballack itu peliharaan Roiden, tetapi mereka tidak menyeran Xinxin? Sungguh membingungkan.
"Xiao Li!" Niura mengarah ke sumber suara, melihat Yi Jian yang berlari ke arahnya dengan membawa seutai surat.
"Ada apa?" tanya Niura penasaran. Yi Jin memberikan surat itu, Niura membukanya, lalu membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Rainbow Element [Repost]
RandomTAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan tersendiri yang mengharuskannya untuk menuntaskan misi-misi dan rintangan agar dapat masuk ke akademi impiannya dan menemukan belahan jiwanya...