12. Pasar Quon

13.4K 1.8K 8
                                    

Hari ini matahari bersinar terang namun cuaca masih stabil. Burung-burung berkicauan menyambut datangnya pagi. Para pedagang kaki lima bersorak-sorak menawarkan barang indah yang mereka jual.

Sesuai perintah permaisuri kemarin, hari ini mereka bertiga memutuskan untuk mengunjungi pasar Quon di pagi hari untuk sekedar berbelanja seperlunya dan sisanya, permaisurilah yang akan memutuskannya.

Karena besok adalah hari dimana datangnya gerhana matahari setelah sekian lama, maka pasar Quon ini menjadi sangat ramai karena banyak warga yang berbondong-bondong ingin membeli kebutuhan pokok karena besok mereka tidak diperbolehkan keluar dari rumah masing-masing.

Niura berjalan dengan membawa sekeranjang buah apel yang barusan ia beli, sementara Yi Jian dan permaisuri sedang memilih-milih hanfu tebal dengan tunik untuk besok mereka kenakan saat menjalankan misinya untuk membuka segel Niura di gunung Gaxia yang sangat dingin apalagi dengan para peri yang tinggal di sana.

"Ibu, aku ingin melihat-lihat pedang di sana ...." ucap Niura kepada permaisuri yang sedang mencoba beberapa tunik yang tebal.

"Baiklah ... tapi kau harus berhati-hati, ibu dan Yi'er akan menunggumu di sini saja karena tempatnya nyaman," jawab permaisuri mengizinkan.

Yi Jian menatap Niura melas. Ia menaruh kembali hanfu yang telah ia pilih pada tempatnya, lalu berjalan menuju Niura berdiri, "Xiao'er, apakah aku boleh ikut denganmu?" tanyanya tak ingin ditinggalkan.

Niura berfikir sejenak. "Kau mintalah izin dari ibu dulu," jawabnya sambil menggigit apel yang segar.

Yi Jian mengangguk lalu pergi menuju tempat permaisuri berada. Ia menatap permaisuri dengan canggung, walaupun ia sudah dianggap sebagai anaknya, tetapi rasa menjadi seorang pelayan yang takut tuannya masih melekat pada dirinya.

Permaisuri yang melihat tingkah aneh Yi Jian segera mendekatinya lalu mengelus pundaknya, "Ada apa Yi'er? Apakah ada yang ingin di bicarakan?"

***

"Mana dia? Mengapa meminta izin saja lama sekali?"

Sedari tadi Niura mengutuk Yi Jian karena sangat lama datang, bahkan ia sudah mengahabiskan selusin apel dalam sekajap. Niura menatap ke segala penjuru arah mencari keberadaan Yi Jian, namun ia menatap sebuah kerumunan para remaja seusianya di sebelah barat dengan beberapa prajurit.

'Mengapa mereka berkerumun?' batinnya bingung.

"Hei?"

Niura terkejut mendengar sapaan di belakangnya saat ia berbalik badan. Ia kesal melihat wajah tidak berdosa Yi Jian yang sudah mengejutkannya itu.

"Keterlaluan!"

"Ehe, maaf ... habisnya aku bingung sedari tadi melihatmu menatap ke arah barat. Sementara aku yang berbicara padamu tidak kau respon sama sekali," jawab Yi Jian cengengesan agak kesal. Ia sebenarnya sudah dari tadi berada di belakang Niura dan menyebut namanya, namun yang disebut malah mematung menatap kerumunan tak jelas di arah barat.

"Hmm. Apa ibu mengizinkan mu?" tanya Niura. Ia sedikit penasaran sebenarnya, ia pun tidak bisa marah pada Yi Jian karena hanya Yi Jian satu-satunya orang di kehidupan ini yang pertama kali ia temui dan sangat berbaik hati padanya.

Yi Jian mengangguk, "Ya! Aku diizinkan, asalkan kita tidak jauh-jauh dari sini. Ngomong-ngomong, mengapa kau terus menatap kerumunan itu?"

"Entah, aku merasa aneh dengan mereka. Apakah kau menyadari bahwa yang berkerumun itu para remaja seusia kita saja? Dan ... ada banyak prajurit di sana." Niura menggumam bingung, ia menarik tangan Yi Jian untuk melihat lebih dekat apa yang sedang dikerumuni.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang