Sempurna

1K 103 5
                                    

Maincast : Banginho
Genre : Frienship
Lokasi : Au
Bahasa : formal/baku
Rate : (17+) Teenager
Song : Mixtape #2 (light need shadow) - Stray Kids

2k words/ chapter
Happy reading

2k words/ chapterHappy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






























Chan merendahkan tubuhnya, berjongkok di atas rerumputan sembari meraba-raba tanah dengan sebelah tangan, sedang sebelahnya lagi nampak memegangi sebuah tongkat.

"Di mana sih?" gumamnya pelan. Jemarinya terus bergerilya merasakan kasarnya tanah yang berpadu padan dengan lembutnya rumput-rumput halus di kulitnya kini.

"Ah, akhirnya ketemu juga," katanya kemudian tatkala tangannya berhasil menyentuh apa yang dicarinya, ucapannya itu sedikit bernada antusias karena berhasil menemukan benda tersebut tanpa harus meminta bantuan si bungsu, Jeongin. "Kuharap ini tidak rusak," gumamnya lagi sembari meraba tekstur kotak tersebut dan sedikit mengguncangkannya; berusaha menerka lewat suara di dalamnya, apakah ada yang pecah di sana.

Kotak itu hadiah untuk Minho, temannya yang hari ini tengah berulang tahun, sudah direncanakan sejak lama untuk memberikannya apa. Dan rasanya Chan senang sekali saat mengetahui jika pemuda itu sudah menginjak kepala dua kini.

Ia sudah dewasa!

Kadang Chan sering membayangkan bagaimana rupa wajah Minho yang sesungguhnya seperti apa. Jeongin bilang, Minho itu punya kulit putih bersih seperti susu, meski begitu tak sampai pucat seperti kulit Chan juga. Wajahnya mungil dengan rupa yang lembut, hidungnya bangir, helaian rambutnya hitam juga lurus, bibir ranum merah muda merekah, sepasang bola mata bulat dengan pernik gelap sekelam jelaga, dan alis tegas terpahat indah melengkapi visualnya yang amatlah elok dilihat.

Chan penasaran, sungguh. Walau dulu ia pernah meraba wajah Minho hanya agar bisa menemukan guratan indah seperti yang dituturkan Jeongin, namun rasanya masihlah seperti tak sempurna jika ia tak bisa melihatnya secara langsung.

Apakah rupanya seperti cerah sinar matahari?

Ah, andai matanya masih berfungsi seperti dulu mungkin saat ini yang bisa dilihatnya tak hanya kegelapan dan sekedar semburat cahaya saja tanpa dapat melihat yang lainnya. Kecelakaan sepeda motor adalah yang menyebabkannya mengalami kebutaan seperti ini, walau tak bisa dikatakan buta total juga.

Chan menghela napas, bersyukur jika hadiahnya itu ternyata masih utuh tak sampai rusak. Lantas kakinya kembali melangkah maju sembari sesekali mengetuk-ngetukkan ujung tongkat penuntunnya ke depan, melangkah dengan perlahan menuju sebuah padang rumput yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Chan!"

Dari kejauhan Chan bisa mendengar seseorang menyerukan namanya, dan ia sungguh sudah hapal benar dengan suaranya; lembut kala berbicara, namun saat berseru akan terdengar sedikit melengking, dan tentunya akan beda lagi terdengar jika sedang marah atau menangis.

Little Story Between Us ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang