Penyesalan
"Malam itu Dae Hyun meneleponku. Dia berkata kepadaku kalau ayahku memerintahnya untuk mulai bergerak. Sebelumnya, Dae Hyun berkata kalau ayahku ingin menyingkirkanku dari kehidupannya. Aku tak tahu, perkataannya memang benar atau dia hanya membual. Usai menerima teleponnya, aku pergi ke dapur untuk mengambil pisau yang jadi barang bukti tersebut."
"Lalu kau ke kamarnya dan menikamnya?"
Satu anggukan tanpa ragu jadi jawaban pertama yang ditunjukkan. "Aku menikam ayahku, entah berapa kali. Yang jelas, saat itu, aku sangat ingin dia mati. Tak peduli konsekuensi apa yang harus kuterima."
"Selain karena telepon dari Dae Hyun, adakah alasan lain yang mendorongmu berbuat begitu?"
Tatapan Seung Yi perlahan menerawang jauh. Pria itu berusaha meresapi apa yang dirasakannya, merenungkan apa yang mendorongnya berani membunuh ayahnya sendiri.
"Pernahkah kau merasa hidupmu hancur berkeping-keping saat sesuatu yang menguatkanmu mendadak lenyap begitu saja, Pak?" tanya Seung Yi retoris masih dengan tatapan menerawang. Polisi yang menginterogasinya tentu tak menjawab.
"Aku merasa hidupku sangat sempurna. Aku punya ibu pekerja keras yang luar biasa, punya ayah yang bertanggung jawab, dan punya kakak yang selalu ada untukku. Keluarga kecil kami memang tidak selalu damai, tapi, kurasa, cinta ayah dan ibuku berhasil meredam segala gejolak yang ada di keluarga kami. Aku tak pernah melihat mereka bertengkar hebat. Setiap aku dan kakakku bertengkar, ayahku atau ibuku pasti akan melerai kami dengan cara yang bagiku sangat luar biasa karena mereka tidak pernah menyudutkan salah satu dari kami. Itu juga yang membuatku dan kakakku bisa sangat dekat."
Bayangan-bayangan masa kecil Seung Yi bersama Seung Gi serta kedua orang tua mereka terputar layaknya film dalam ingatan Seung Yi. Segalanya terlihat indah dan menyenangkan. Setiap kali Seung Yi mengajak temannya ke rumah, teman-temannya selalu memuji betapa hangatnya keluarga Lee tersebut. Seung Yi pun teringat betapa dirinya selalu membanggakan keluarganya di depan teman-teman sekolahnya dulu.
"Kupikir, keharmonisan keluargaku bisa bertahan selamanya, apalagi ayah dan ibuku terlihat saling mencintai. Cinta keduanya seolah tak pernah surut. Sampai satu hal aneh mulai terjadi. Ayahku memaksaku melanjutkan sekolah di Amerika. Padahal, selama ini, dia yang selalu menegaskan padaku untuk bebas memilih apapun untuk masa depanku. Rupanya, saat itu, dia mulai tertarik pada wanita yang kini menjadi istrinya. Wanita yang malam itu juga menjadi sasaran pisau yang kubawa."
Polisi masih menyimak Seung Yi sekalipun polisi tersebut masih belum mendapatkan jawaban yang diperlukan. Sebagai seorang kepala keluarga sekaligus ayah, polisi tersebut tampaknya mulai bersimpati pada pria muda di hadapannya.
"Aku mencoba mengingkari semua yang terjadi, dari kakakku yang membongkar perselingkuhan ayahku, lalu kedua orang tuaku bercerai, kemudian disusul ibuku yang mengalami gangguan mental karena hal tersebut, aku tahu semua kabar itu. Aku tak bisa menerimanya sebagai kenyataan yang harus kuhadapi, maka dari itu aku memutuskan kontak dengan kakakku. Setiap kali dia memberi kabar, aku mengabaikannya. Saat ia menitipkan pesan lewat temanku di sana, aku juga mengabaikannya. Aku mengabaikan bukan karena aku tidak peduli. Hanya saja... aku... aku tak bisa menerima kenyataan bahwa keluargaku yang selalu terlihat baik-baik saja pada akhirnya hancur berantakan karena kehadiran orang lain," Seung Yi kembali mendapatkan fokusnya. Ia menatap polisi di hadapannya dengan tatapan nanar.
"Sejak aku tahu ayahku berkhianat, aku membencinya. Aku kembali ke sini karena dia mengabariku kalau ibuku telah tiada. Dia terus berkata padaku kalau semuanya salah kakakku. Kakakku tidak bisa menjaga ibuku dengan baik hingga ibuku harus meregang nyawa. Itu yang membuatku memukuli kakakku sendiri beberapa waktu lalu. Aku marah, aku marah pada keadaan yang tidak membaik setelah kutinggalkan bertahun-tahun. Aku marah pada orang-orang di sekitarku karena tak mampu mengembalikan keadaan seperti semula. Karena itulah, aku berusaha menghancurkan bisnis ayahku dan ingin menyingkirkan kakakku, lalu berniat pergi dari negara ini, hidup dengan identitas baru, memulai hari baru yang kuharap bisa membawa kebahagiaanku kembali. Tapi kurasa, jalan yang kuambl salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Lee Seung Gi adalah pemilik Kedai Kebahagiaan, sementara Bae Suzy adalah seorang pelanggan yang ingin mencari kebahagiaan di kedai Seung Gi. Keduanya dipersatukan melalui jalan yang sama sekali tak pernah mereka duga. Hanya fanfiksi, silak...