Bagian 5

413 72 62
                                    

Tawaran Balas Dendam

Restoran Hotel Le Meridien terlihat agak ramai malam itu. Pameran fesyen yang diadakan di banquet hall hotel tersebut sedikit banyak menambah pengunjung restoran hotel. Salah satu meja di restoran tersebut menjadi pilihan untuk Suzy mengajak Seung Gi bicara. Seung Gi menyuruh Sung Jae, Se Hyeong, dan Sang Yoon untuk pulang lebih dulu agar situasi tidak semakin runyam.

Suzy dan Seung Gi duduk berhadapan. Keduanya sama-sama memesan kopi pekat. Sejak tiba di restoran hingga pesanan mereka diantar ke meja, mereka berdua masih sama-sama terdiam dalam pikirannya masing-masing. Setelah menyesap kopinya sedikit, Suzy menatap pria di hadapannya yang menunduk menatap cangkir kopinya dengan tatapan kosong.

"Seung Gi-ssi, kau baik-baik saja?"

Seung Gi menarik napas panjang dan mengembuskannnya perlahan. Pria itu mengangkat wajahnya dan tersenyum kepada Suzy.

"Ya, aku baik-baik saja," kata pria itu dengan senyuman yang masih bertengger di wajah berlesung pipi itu.

"Jangan berbohong. Kalau kau tak jujur soal apa yang kau rasakan, sama saja kau menyiksa dirimu," ucap Suzy. Seung Gi mengusap wajahnya perlahan. Tiba-tiba, ia tertawa kecil.

"Aku bahkan tidak bisa paham pada perasaanku sendiri, bagaimana aku bisa jujur?" ucap Seung Gi. "Semuanya terasa aneh, aku hanya ingin tertawa."

Suzy menatap pria di depannya lekat-lekat. Ia seperti melihat dirinya sendiri tiga tahun lalu, setelah tahu pelaku pembakaran galerinya adalah kekasihnya sendiri. Perasaan yang membingungkan membuat gadis itu tidak menangis, tapi, justru menertawakan nasibnya yang mengenaskan.

"Tertawa saja. Hidup memang sering memberi pelajaran dengan cara yang aneh," ucap Suzy. Kali ini, Seung Gi balas menatap Suzy.

"Kau pasti ingin menanyakan banyak hal padaku ya?" tanya Seung Gi. Suzy mengangguk.

"Tenangkan saja dirimu lebih dulu. Pertanyaanku tidak terlalu penting. Aku yakin kau lebih butuh teman yang mau mendegarkanmu sekarang."

Seung Gi terdiam. Ia mengangkat cangkir kopinya dan menyesapnya. Lagi-lagi, ia menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan setelah menyesap kopinya itu. Perkataan Suzy benar, ia butuh orang yang bisa mendengarkannya kali ini.

Pria itu melirik ke arah Suzy yang masih menatapnya, seolah menunggu Seung Gi bicara. Pria itu berpikir sejenak. Baru beberapa hari lalu ia berkenalan secara resmi dengan Suzy meskipun selama tiga tahun belakangan, Seung Gi telah mengenalinya sebagai gadis tteokbokki karena selalu memesan tteokbokki di Kedai Kebahagiaan. Patutkah jika dia tiba-tiba bercerita banyak hal, apalagi saat ini Suzy sedang mengadakan pameran?

"Suzy-ssi..." Seung Gi akhirnya memutuskan untuk bicara. "Kau pasti mendegar pertengkaranku dengan Sun Jung kemarin kan?" tanya Seung Gi kemudian.

"Hm, aku mendengarnya," ucap Suzy lirih. "Aku terkejut saat dia diperkenalkan sebagai calon menantu Ahjussi tadi. Maaf kalau aku terlalu lancang memperlakukanmu seperti itu, aku hanya ingin Sun Jung merasa terancam saat dia tahu kalau aku mengenalmu. Benar saja, dia langsung mengajak pulang," ucap Suzy dengan nada mencibir. Seung Gi tertawa kecil.

"Terima kasih banyak, Suzy-ssi," Seung Gi berkata dengan tulus. "Sebenarnya, aku tak terlalu terkejut melihatnya bersama laki-laki lain. Ayahku sudah memberitahuku sejak kemarin."

"Ayahmu?" Suzy memicingkan mata. "Kata ibuku tadi, ayahmu sedang mencarimu. Jadi, dia sudah menemukanmu?" tanya Suzy. Seung Gi sedikit tergagap. Ia kebingungan harus memulai dari mana. Suzy menangkap raut wajah Seung Gi yang tampak bingung.

Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang