Perayaan Akhir Pameran
Seung Gi menepikan mobil Suzy di dekat Kedai Kebahagiaan. Sebelum turun, keduanya sama-sama terdiam di tempat mereka masing-masing, menatap ke jalanan yang masih ramai. Dari dalam Kedai Kebahagiaan, Sung Jae, Se Hyeong, dan Sang Yoon tampak memantau kedatangan mobil Suzy. Mereka tidak tahu bahwa Seung Gi berada di dalam mobil tersebut.
"Seung Gi-ya..."
"Ya?" Seung Gi menoleh ke arah Suzy. Gadis itu terlihat resah. Perlahan ia juga menoleh ke arah Seung Gi.
"Maafkan aku," ucap Suzy lirih. "Aku menambah beban pikiranmu. Kalau kau merasa permintaanku memberatkanmu, kau boleh membatalkan kontrak itu."
Seung Gi tersenyum tipis, sementara itu Suzy tampak menunduk. Setelah mengetahui kondisi kehidupan Seung Gi, Suzy mendadak mersa bersalah karena harus membebani pria itu dengan masalahnya juga.
"Jangan terlalu memikirkannya, Suzy-ah. Aku menandatangani kontrak itu dengan berbagai pertimbangan, jadi jangan kau anggap kontrak itu membebaniku. Aku tahu apa yang akan aku jalani nantinya," ucap Seung Gi. Suzy tampak menghela napas panjang dan mengembuskannya kasar. Gadis itu menatap Seung Gi tajam.
"Aku membencimu."
"Apa? Kenapa?"
"Kau bertindak seolah-olah malaikat yang menyelamatkanku dari kegelapan, padahal, suatu hari nanti kau juga akan menyakitiku kan?"
Seung Gi tertawa kecil mendengar ucapan Suzy. Stigma bahwa laki-laki hanya bisa menyakiti sepertinya sudah sulit sekali untuk hilang dari pikiran Suzy.
"Begtu menurutmu? Bagaimana kalau kita taruhan? Aku tak akan menyakitimu nantinya," tantang Seung Gi. Suzy berdecak.
"Aku khawatir kau akan mengalami kekalahan besar-besaran."
"Kalau aku menang, kontrak kita harus berlangsung selamanya. Bagaimana?" Seung Gi masih menantang Suzy. Kali ini Suzy yang tertawa kecil.
"Jangan-jangan kau terobsesi padaku sampai sangat ingin menjalani pernikahan seumur hidup denganku?" cibir Suzy. Seung Gi menggeleng.
"Aku hanya ingin membuktikan padamu bahwa ada laki-laki yang masih bisa kau percaya dan tak akan menyakitimu," jawaban Seung Gi hanya membuat Suzy kembali tertawa sinis.
"Kenapa malah tertawa?? Kau takut kalah ya?" ucap Seung Gi dengan nada remeh. Mendengar nada bicara Seung Gi, tentu saja Suzy merasa tertantang.
"Tentu tidak. Baiklah kalau begitu, kita bertaruh. Kalau kau tak menyakitiku, aku akan mempertahankan pernikahan kita nantinya. Tapi, sekali saja kau menyakitiku, kita harus mengakhirinya saat itu juga," ucap Suzy sembari mengulurkan tangannya. Tanpa ragu, Seung Gi menjabat tangan gadis itu.
"Setuju. Kalau begitu, terima kasih atas tumpangannya. Atau kau mau mampir dulu? Aku akan membuatkan tteokbokki untukmu," ucap Seung Gi.
"Yaa, berhenti bersikap seperti malaikat padaku, itu tak akan mempan," ucap Suzy. Seung Gi menatapnya dengan tatapan menyelidik.
"Aku hanya menawarkan tteokbokki, kau pun harus membayar kalau kau menerima tawaranku. Kenapa kau menganggapku bersikap seperti malaikat?" tanya Seung Gi. "Aku jadi khawatir kau benar-benar akan kalah dalam taruhan kita barusan."
Suzy menarik napas panjang. Rasanya, ia ingin menarik kembali ucapannya soal Seung Gi yang bersikap seperti malaikat. Mendadak, pria itu menjadi menyebalkan.
"Turunlah, teman-temanmu sudah menunggu sejak tadi."
"Benarkah?" Seung Gi mengalihkan pandangannya ke kedai. Benar saja, ketiga temannya sudah bergerombol di balik meja kasir, padahal ada pelanggan di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfic[LENGKAP] Lee Seung Gi adalah pemilik Kedai Kebahagiaan, sementara Bae Suzy adalah seorang pelanggan yang ingin mencari kebahagiaan di kedai Seung Gi. Keduanya dipersatukan melalui jalan yang sama sekali tak pernah mereka duga. Hanya fanfiksi, silak...