Bagian 15

506 73 45
                                    

Titik Balik

Akhirnya, Suzy mengonfiirmasi kehadirannya dalam acara peragaan busana di London.

Seung Gi telah menjelaskan kepada sang istri alasannya tidak mau ikut ke London. Alasan pertama, Seung Gi kehilangan paspornya, sedangkan waktu untuk mengurus paspor cukup lama, tak akan cukup sampai keberangkatan Suzy ke London. Selain itu, rupanya, Seung Gi mengingat betul isi kontrak yang telah disepakatinya dan Suzy sebelum mereka menikah. Salah satu hal yang tercetak jelas dalam kontrak itu adalah tidak saling mengganggu urusan pekerjaan masing-masing, Seung Gi tak mau melanggar itu, meski sebenarnya Suzy sama sekali tak merasa terganggu. Sebagai orang yang memberikan kesepakatan, Suzy malah sudah lupa dengan hal-hal apa saja yang tertera di kontrak yang dibuat olehnya tersebut. Begitu Seung Gi memberi penjelasan, Suzy memilih diam dan tak mau membujuk pria itu karena merasa malu dan tentu saja tak ingin terlihat sangat ingin ditemani oleh Seung Gi. Dalam hati kecilnya, Suzy kecewa karena Seung Gi tak bisa ikut.

Pesawat Suzy akan berangkat hari berikutnya pukul satu siang. Malam itu, Suzy mulai mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke London. Tidak terlalu banyak memang, karena Suzy memang tidak berniat lama-lama di London. Gadis itu akan tiba sore hari, tepat sehari sebelum peragaan busana dan akan pulang pagi berikutnya setelah malam peragaan busana. Biasanya, undangan untuk menghadiri peragaan busana di luar negeri menjadi kesempatannya untuk sekalian berlibur. Tapi, kali ini, Suzy tak ingin berlama-lama di luar negeri. Kita semua sudah tahu apa alasannya: Suzy tak ingin berlama-lama jauh dari Seung Gi.

Lagi-lagi, kehadiran Seung Gi mulai mengubah kebiasaan gadis yang sebelumnya mengobrol lebih dari sepuluh menit bersama laki-laki saja sudah ingin menghilang. Kebaikan dan ketulusan Seung Gi membuat Suzy merasa nyaman berlama-lama di dekatnya, meskipun sesekali harus memperdebatkan hal-hal tak penting. Justru perdebatan tentang hal-hal kecil itu yang membuat mereka lebih dekat. Meskipun Suzy masih sering mengingkari apa yang dirasakannya, namun, sekarang, Suzy sudah mulai tak banyak menyangkal sikap manis yang diberikan Seung Gi kepadanya.

"Kau yakin tak mau mengubah jadwal kepulanganmu? Kurasa, tiga hari terlalu singkat untukmu berada di London," ucap Seung Gi sembari memberikan mantel kepada gadis yang duduk di lantai sambil melipat pakaiannya.

"Tidak. Untuk apa berlama-lama di sana? London bukan kota favoritku," ucap Suzy sembari menerima mantel dari Seung Gi. Gadis itu mengernyitkan dahinya.

"Yaa, ini kan mantelmu?" tanyanya sembari menatap Seung Gi dengan tatapan protes. Seung Gi mengangguk-angguk sambil tersenyum.

"Kalau kau merindukanku, kau bisa memakainya di sana. Aku yakin kau akan merasa seperti dipeluk olehku," ucap Seung Gi. Suzy berdecak sebal.

"Kau sebaiknya jadi penulis naskah drama saja, imajinasimu sangat bagus. Pasti akan banyak yang menonton drama yang naskahnya kau tulis," ucap Suzy.

"Jadi kau tak mau membawanya? Ya sudah ke—"

"Yaa yaa, aku tidak bilang kalau aku tidak mau kan?" ucap Suzy yang langsung memasukkan mantel dari Seung Gi ke koper, menutup koper tersebut, dan menahannya dengan tangannya agar Seung Gi tak merebut kembali mantel tersebut. Seung Gi berkacak pinggang dan menatap Suzy dengan tatapan seolah meminta penjelasan.

"Mau sampai kapan kau memelihara gengsimu itu, Suzy-ah? Aku tahu kau sudah mulai menyukaiku."

"Gengsi apa? Kau saja yang terlalu percaya diri kalau aku menyukaimu," elak Suzy.

"Aigoo, kenapa kau terus mengingkari perasaanmu sendiri, Suzy-ah? Kita sama-sama pernah memiliki kekasih, sudah pernah merasakan jatuh hati sebelumnya. Aku yakin hati kecilmu sudah mengakui kalau kau menyukaiku. Buktinya, kau hanya mengambil tiga hari di London padahal aku tahu kau suka berjalan-jalan ke luar negeri. Kau tidak ingin berlama-lama jauh dariku kan?"

Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang