Bagian 21

414 62 16
                                    

Melepas Kedai Kebahagiaan

"Ayo bangun pemalas! Matahari sudah hampir di atas kepala!"

Seung Gi mengernyitkan dahinya begitu tirai kamar dibuka lebar-lebar oleh Suzy. Bukannya lekas bangun, Seung Gi malah menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Ia meringkuk di bawah selimut dan memeluk guling, membuat sang istri berkacak pinggang di depan jendela yang telah menyorotkan terangnya sinar mentari.

"Yaa, Oppa! Ayo bangun! Agenda kita hari ini sangat banyak, kalau kau tak segera bangun, kita tak bisa menyelesaikannya semuanya hari ini."

Seung Gi bergeming. Ia masih meringkuk di bawah selimutnya yang hangat. Suzy menghela napas panjang dan menghampiri sang suami. Ditariknya selimut yang membungkus tubuh Seung Gi, membuat pria itu menggeliat dan menatap Suzy dengan tatapan protes meskipun matanya masih menyipit.

"Beri aku lima menit lagi, kumohon," pinta Seung Gi dengan suara serak. Suzy menggeleng.

"Kau bilang lima menit, tapi eksekusinya 50 menit. Bangun sekarang, lalu mandi, lalu sarapan, lalu kita ke kedaimu, setelah itu ke agen properti untuk membeli gedung yang baru," cerocos Suzy. "Ah iya, kau juga masih harus mengecek keuanganmu. Ayo cepat bangun sekarang."

Seolah tak mendengar perkataan Suzy, Seung Gi kembali memejamkan matanya dan memeluk gulingnya lagi. Suzy memutar bola matanya kesal. Ini kali pertamanya melihat Seung Gi malas-malasan seperti ini. Biasanya, pria itu bangun lebih dulu daripada dirinya. Akhirnya, Suzy mencoba mngguncang-guncangkan tubuh Seung Gi agar pria itu terusik dan segera bangun.

"Lee Seung Gi! Buka matamu dan segera mandi! Kau tak ingin rencana bulan madu kita gagal karena kau malas-malasan kan!?" ucap Suzy. Seung Gi masih bergeming. Suzy menggertakkan giginya gemas.

"Opp— aaakkk—" Suzy memekik ketika Seung Gi malah menariknya ke ranjang dan mendekapnya erat-erat. Suzy berusaha melepaskan dekapan sang suami, namun, tenaganya tak sebanding dengan suaminya. Gadis itu hanya bisa menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

Seung Gi menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Suzy. Hidungnya membau aroma manis dan segar dari tubuh sang istri. Aroma yang selalu membuatnya betah berlama-lama dengan Suzy. Senyuman tipis menghiasi wajah dengan mata yang masih terpejam itu.

"Kau sudah mandi ya?" tanya Seung Gi yang semakin menenggelamkan wajahnya. Suzy berdecak kecil.

"Tentu saja. Aku sudah menyiapkan sarapan, membuat nasi goreng kimchi sesuai dengan arahan yang kau berikan kemarin, dapur sudah kubereskan, aku sudah mandi, tinggal menunggumu bersiap, tapi kau malah malas-malasan begini," cerocos Suzy lagi. Seung Gi terkekeh mendengar omelan Suzy.

"Aigoo, semalam kau berlaku sangat manis, kenapa sekarang berubah jadi tukang mengomel lagi, huh?" ucap Seung Gi.

"Bagaimana aku tidak mengomel? Saat kita tidak punya agenda penting kau selalu bangun pagi, sedangkan saat ada urusan penting begini kau malah malas-malasan," cibir Suzy. Seung Gi mengeratkan dekapannya pada tubuh Suzy. Matanya masih terpejam rapat.

"Kalau tidak selesai hari ini, kita masih bisa melanjutkannya besok. Kujamin, penundaan sehari saja tak akan mengganggu rencana bulan madu yang sudah kau siapkan itu," ucap Seung Gi.

"Ish, kau tahu kan kalau aku sudah menjadwalkan sesuatu, semuanya harus berjalan sesuai rencana. Tidak baik menunda-nunda. Semakin cepat urusan kedai dan galeri selesai, semakin cepat kedaimu bisa buka lagi, semakin cepat pula aku bisa bekerja kembali," ucap Suzy.

"Iya iya, aku akan segera bangun," ucap Seung Gi yang kemudian mengecup pipi Suzy sekilas. "Tunggu aku di meja makan, aku mandi dulu sebentar."

Wajah Suzy yang tadinya sedikit masam mulai sedikit cerah. Seung Gi melonggarkan dekapannya dan membersihkan kotoran di sudut matanya. Pria itu menguap sebentar sebelum akhirnya membuka matanya sepenuhnya. Ia mengerjapkan matanya, menyadari bahwa Suzy masih berbaring di depannya, menatapnya lekat-lekat.

Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang