Bagian 8

393 72 64
                                    

Selepas Pesta

Cahaya matahari menelusup melalui celah tirai jendela kamar Seung Gi, tepat menerpa wajah Suzy. Perlahan, gadis itu membuka matanya. Pandangannya masih agak buram. Dengan jari-jari lentiknya, Suzy membersihkan kotoran di sudut matanya. Dahinya berkerut saat menyadari ia berada di tempat yang asing.

Suzy bangkit dari tidurnya dan melihat ke sekeliling. Tak ada satu bendapun yang dikenalinya. Gadis itu mulai panik. Ia menyibak selimutnya dan turun dari ranjang, bergegas keluar dari kamar tersebut. Langkahnya seketika terhenti saat mendapati Seung Gi sedang menata makanan di ruang utama yang tak terlalu besar.

"Oh, Suzy-ah? Kau sudah bangun? Aku memasak sup untuk sarapan, kemarilah."

Dengan sedikit canggung, Suzy berjalan mendekati Seung Gi dan duduk di lantai menghadap pria itu. Nasi putih, sup yang masih hangat, serta telur gulung yang telah dipotong-potong tersaji di meja kecil yang ada di hadapan mereka. Suzy menatap makanan yang tampak sangat lezat itu.

"Aku hanya bisa menyajikan ini. Kalau kau mau makanan lain, kita ke kedaiku saja, bagaimana?" ucap Seung Gi yang sedikit bingung karena Suzy hanya diam saja. Suzy segera menggeleng.

"Tidak usah, aku makan ini saja," ucapnya sembari mengarahkan pandangannya pada Seung Gi. Seung Gi mengangguk-angguk.

"Kau mau kubuatkan minum apa? Kopi? Teh? Atau teh jahe?" tawar Seung Gi. Suzy meahan Seung Gi yang sudah bersiap bangkit untuk menyiapkan minuman untuknya.

"Nanti saja, kita makan saja dulu," ucap Suzy. Seung Gi mengangguk. Ia meraih mangkuk dan mengambilkan nasi untuk Suzy.

"Seberapa porsimu? Apakah ini terlalu berlebih?"

"Tidak, sudah cukup," ucap Suzy sedikit canggung. Seung Gi meletakkan mangkuk itu di hadapan Suzy. Setelah itu, Seung Gi kembali mengambil mangkuk dan mengambil nasi untuk dirinya sendiri.

"Selamat makan!" ucap Seung Gi. Pria itu mulai melahap makanannya, sementara Suzy masih menatap makanan di hadapannya. Menyadari Suzy yang tak segera menyantap makanannya, Seung Gi menghentikan aktivitasnya.

"Kau tak suka dengan makanannya ya? Jangan memaksakan kalau tak suka, setelah ini kita ke kedai saja, kubuatkan tteokbokki untukmu," ucap Seung Gi.

"Ah, tidak usah," tolak Suzy. Gadis itu kembali menatap Seung Gi. "Apakah semalam aku merepotkanmu?"

"Sedikit. Menggendongmu sampai ke atap cukup melelahkan," jawab Seung Gi jujur. Suzy berketap-ketap.

"Kau... menggendongku?" tanya Suzy. Seung Gi mengangguk.

"Iya, memapahmu sampai sini akan semakin merepotkanku."

Suzy menarik napas panjang dan megembuskannya perlahan. Seung Gi menatap gadis itu heran.

"Kenapa kau terlihat tertekan begitu?"

"Apa aku melakukan hal buruk padamu? Mungkin aku mengata-ngataimu? Atau memukulmu? Atau-"

"Tidak, kau hanya sempat meracau sebentar setelah itu tertidur seperti bayi."

"Oh, baiklah," Suzy mengembuskan napas lega. "Biasanya saat aku mabuk, Jo Yeong yang membawaku pulang, dan aku banyak mengeluarkan kata-kata buruk padanya. Aku takut akan melakukan hal yang sama padamu."

"Mungkin kau terlalu nyaman di gendonganku sehingga tak bisa mengeluarkan kata-kata kasar," ucap Seung Gi dengan senyuman tipis dan mendapat hadiah lirikan tajam dari Suzy.

"Yaa, sudah kubilang, jangan bersikap seolah-olah kau malaikat penolongku. Kau tak akan memenangkan apapun," ucap Suzy.

Suzy langsung mengambil mangkuk nasinya dan mulai menikmati sarapannya. Seung Gi hanya menahan tawanya meihat tingkah Suzy yang terus berusaha mengingkari kebaikan Seung Gi sebagai sesuatu yang tulus. Pria itu pun kembali menikmati sarapannya bersama Suzy.

Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang