Memulai Hari Baru
Pagi itu Seung Gi menjadi orang yang bengun lebih dulu. Matanya terasa begitu berat ketika pertama kali terbuka. Kotoran matanya menumpuk, membuat Seung Gi harus berusaha lebih keras membersihkannya. Efek menyimpan kesedihannya selama tiga hari baru terasa semalam, saat tak ada lagi orang yang datang, saat ia menjadi satu-satunya orang yang terjaga di ruangan hingga tengah malam. Awalnya, Seung Gi sama sekali tak ingin menunjukkan kesedihannya, kepada Suzy sekalipun. Namun, pertahanannya langsung runtuh begitu ia bersitatap dengan sang istri, tepat saat pikirannya sedang kacau-kacaunya semalam. Ia menumpahkan segalanya di bahu kecil sang istri, tanpa rasa malu sekalipun. Pada detik yang sama, ia menyadari satu hal, bahwa pelukan Suzy seolah mampu meredakan rasa sakitnya itu.
Begitu matanya terbuka sempurna, Seung Gi langsung menyadari kehadiran Suzy dalam pelukannya. Gadis itu masih tertidur lelap dengan kepala yang bersandar nyaman di dada bidangnya. Mengikuti nalurinya, Seung Gi membelai rembut kepala sang istri dengan lembut. Tak ada lagi pembatas di antara mereka, keduanya tiada lagi berjarak kali ini. Pertama kalinya sejak mereka resmi menjadi suami istri.
Satu helaan napas panjang terdengar dari Seung Gi. Perlahan, ia mengambil jarak dari sang istri. Suzy menggeliat pelan, melepaskan pelukannya dari Seung Gi dan kembali meringkuk, sama sekali tak terbangun. Kini, Seung Gi bisa menatap wajah gadis itu dengan jelas. Tangannya beralih, dari rambut Suzy ke pipi putih sang istri. Usapan lembut menyapu pipi itu, sebisa mungkin tidak membangunkan atau mengganggunya. Dengkuran yang amat halus terdengar di telinga Seung Gi, menunjukkan bahwa Suzy masih lelap dalam tidurnya.
Mata Seung Gi lekat menatap wajah damai tanpa riasan itu. Dalam kondisi seperti itupun, Suzy tetap terlihat begitu cantik. Dalam hati, Seung Gi merasa dirinya masih sangat tidak pantas menjadi pendamping orang yang selalu disebutnya dan teman-temannya sebagai gadis mahal tersebut. Meskipun demikian, Seung Gi akan terus berusaha menjadi yang terbaik sampai Suzy benar-benar bisa mempercayai bahkan jatuh hati kepadanya. Tak peduli, sekalipun waktu yang diperlukan sangat lama, Seung Gi tak akan menyerah sedetikpun, karena Suzy pun telah bersedia untuk menunggunya sampai berhasil.
Perlahan, Seung Gi bergerak turun dari ranjang. Pria itu menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Suzy, membuat Suzy semakin nyaman dalam lelapnya. Sekali lagi, Seung Gi menatap wajah Suzy yang meringkuk di balik selimut itu. Seulas senyum tipis merekah di wajah Seung Gi. Dengan hati-hati, Seung Gi keluar dari kamar dan bergerak menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
***
Mata Suzy masih menyipit saat gadis itu berjalan menuuni tangga. Tangannya memegang pegangan tangga agar tidak terjatuh, meningat kesadarannya belum sepenuhnya utuh. Aroma sedap dari dapur membuat gadis itu menjadi tak sabar untuk segera tiba di bawah.
Langkahya terhenti saat mendapati Seung Gi yang berkutat dengan alat masak. Masih dalam balutan celana pendek dan kaus polosnya, Seung Gi sibuk menggulung telur buatannya. Apron merah muda bermotif kotak-kotak terlihat begitu kotras dengan tubuhnya yang tegap. Suzy menggigit bibir bawahnya, menahan agar senyumnya tidak lolos melihat pemandangan yang menggemaskan itu. setelah berhasil menyimpan kembali senyumnya, Suzy memberanikan diri untuk mendekati sang suami.
"Seung Gi-ya, kau masak apa?"
Seung Gi terlonjak. Pria itu menoleh ke sumber suara. Ia terlalu sibuk menggulung telur tersebut agar terlihat cantik, hingga tak menyadari kedatangan Suzy yang masih lengkap dengan piamanya. Suzy melongok ke teflon tempat Seung Gi menggoreng telur. Kali ini, senyumnya lolos begitu saja karena telur buatan Seung Gi terlihat lezat.
"Aigoo, cantik sekali. Aku tak sabar untuk makan," ucap Suzy dengan mata berbinar.
"Cuci mukamu dulu, masih banyak kotoran di matamu," ucap Seung Gi yang kembali fokus pada masakannya. Suzy langsung meraba pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Lee Seung Gi adalah pemilik Kedai Kebahagiaan, sementara Bae Suzy adalah seorang pelanggan yang ingin mencari kebahagiaan di kedai Seung Gi. Keduanya dipersatukan melalui jalan yang sama sekali tak pernah mereka duga. Hanya fanfiksi, silak...