Saling Menjaga
Malam cukup larut saat Seung Gi menepikan mobil Suzy di bahu jalan. Sebelum turun, Seung Gi mengarahkan pandangannya pada gadis yang duduk di sebelahnya, begitu pula dengan gadis itu.
"Terima kasih, Suzy-ah. Hari ini sangat berkesan bagiku. Semoga kau juga terkesan," ucap Seung Gi. Suzy mengangguk-angguk.
"Terima kasih juga, kau bekerja dengan sangat baik di depan ibuku. Maaf membuatmu terjebak dalam situasi sulit," ucap Suzy.
"Tak masalah. Aku menyukainya. Berbincang dengan ibumu membuatku banyak mengenang masa-masa saat aku sering menemani ibuku dalam acara-acara tak jelasnya."
Suzy tertawa kecil mendengar ucapan Seung Gi. Suzy bisa merasakan kedekatan antara Seung Gi dan ibunya saat mereka mengobrol di rumah Hae Won tadi. Ada perasaan menyesal dalam hati Suzy karena dulu ia selalu enggan saat diajak pergi mengikuti acara-acara ibunya. Jika ia lebih awal mengenal Seung Gi, mungkin ia bisa membantu Seung Gi dan ibunya sehingga tidak terjebak di dalam situasi yang berat seperti sekarang.
Tunggu, apa yang kupikirkan barusan?
"Kau mau pulang ke rumah atau ke galeri?" tanya Seung Gi.
"Aku mau ke galeri untuk menyelesaikan desain untuk acara pernikahan kita. Satu bulan bukan waktu yang lama, aku haus bekerja keras."
"Mau kutemani?"
"Tidak mau. Kehadiranmu hanya akan menghambat pekerjaanku. Lebih baik kau tidur saja dan terima beres nantinya," ucap Suzy tegas.
"Kau yakin tak mau kutemani? Bagaimana kalau Dae Hyun datang lagi ke galerimu? Atau mungkin dia sudah menunggumu di galeri sekarang?"
Mata Suzy melotot seketika. Sebuah pukulan mendarat di bahu Seung Gi dengan keras. Tidak cukup sekali, tapi bebeapa kali, bersamaan dengan omelan Suzy pada Seung Gi.
"Yaa! Kau ini menyebalkan, sangat menyebalkan. Aku membencimu! Kau tidak lihat betapa ketakutannya aku saat bertemu dengannya tadi? Kenapa kau malah bicara hal mengerikan begitu!?" Suzy terus memukuli Seung Gi kesal sementara Seung Gi berusaha menghindari pukulan gadis itu, meskipun ia kesulitan karena tak ada ruang untuk pergerakannnya.
"Yaa yaa, berhenti memukuliku!" ucap Seung Gi yang akhirnya berhasil mencekal tangan Suzy sehingga gadis itu berhenti memukulinya. "Bagaimana, kau mau kutemani atau tidak?"
"Tidak perlu, aku akan menelepon Jo Yeong untuk menemaniku!"
"Menurutmu dia belum tidur? Ini sudah larut malam, kau tahu sendiri kan?"
Suzy terdiam. Ucapan Seung Gi tidak salah. Jam saat itu memanglah waktunya untuk orang-orang beristirahat, mungkin Jo Yeong juga. Gadis itu tampak mulai meragu.
"Telepon saja dia lebih dulu, kalau dia tak mengangkatnya, akan kutemani kau di galerimu."
Suzy melepaskan cekalan Seung Gi dari tangannya dan lekas mengambil ponselnya. Gadis itu mencari kontak Jo Yeong dan menghubungi asistennya itu. Dalam hati, ia sungguh berharap Jo Yeong belum tidur dan mengangkat panggilannya. Berbanding terbalik dengannya, Seung Gi berharap Jo Yeong sudah tertidur lelap dan bermimpi indah agar dia bisa menemani Suzy di galerinya. Suzy sngaja menyalakan mode loudspeaker agar Seung Gi juga mendengar pembicaraan mereka di telepon.
Siapa yang akan menang kali ini?
"Halo, Nona."
Jo Yeong mengangkat panggilan Suzy. Senyuman Suzy langsung merekah. Ia menatap Seung Gi dengan penuh kemenangan. Seung Gi berdecak sebal karena ternyata Jo Yeong belum tidur. Masih dengan senyum kemenangannya, Suzy melanjutkan perbincangan dengan Jo Yeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Lee Seung Gi adalah pemilik Kedai Kebahagiaan, sementara Bae Suzy adalah seorang pelanggan yang ingin mencari kebahagiaan di kedai Seung Gi. Keduanya dipersatukan melalui jalan yang sama sekali tak pernah mereka duga. Hanya fanfiksi, silak...