Bagian 11

383 74 41
                                    

Debaran Pertama

Hari demi hari berlalu tanpa banyak hal yang berubah. Seung Gi sibuk dengan Kedai Kebahagiaan sambil sesekali menemani Suzy menggarap pakaian untuk pesta pernikahan mereka, sementara Suzy fokus pada tugasnya menyelesaikan setelan dan gaun pernikahan. Meskipun setelan dan gaun yang dirancangnya masih belum jelas akan digunakan kapan, tapi, Suzy tetap mengerjakannya secepat yang ia mampu. Perdebatan karena hal-hal tak penting masih saja sering terjadi di antara keduanya. Suzy masih keras, sementara Seung Gi terus menggempur Suzy dengan segala ketulusannya. Seung Gi tak tahu pasti, apakah usahanya berhasil atau tidak, tetapi, ia tak akan menyerah sampai Suzy benar-benar bisa mempercayainya.

Rutinitas Seung Gi mengunjungi ibunya setiap sore masih terus berlanjut meskipun kegiatannya kini bertambah. Tak jarang, Suzy dan Hae Won juga ikut menjenguk ibu Seung Gi. Walaupun tak ada kemajuan berarti pada kondisi ibu Seung Gi, Seung Gi tak bosan terus mengunjunginya sambil berharap ada keajaiban.

Seperti yang diminta oleh Hae Won, pernikahan Suzy dan Seung Gi dipercepat. Segala hal yang berkaitan dengan pernikahan Seung Gi dan Suzy diurus oleh Hae Won, termasuk izin melaksanakan pemberkatan di luar gereja karena kondisi ibu Seung Gi yang tidak memungkinkan untuk keluar dari rumah sakit. Berkat relasi Hae Won yang cukup luas, segala urusan terkait pernikahan putrinya bisa berjalan dengan lancar dan cepat.

Hari ini, keduanya akan mengucapkan janji pernikahan di depan pemuka agama. Berlokasi di rumah sakit tempat ibu Seung Gi dirawat, acara tersebut hanya akan dihadiri Hae Won dan teman-teman Seung Gi. Rangkaian acara pemberkatan akan dilakukan oleh pendeta yang bertugas di daerah rumah sakit tempat Yun Hee dirawat.

Seung Gi berangkat dari kedainya, sementara Suzy berangkat dari rumahnya bersama sang ibu. Sebelum berangkat, teman-teman Seung Gi memastikan penampilan Seung Gi sudah cukup baik untuk acara pernikahan yang sangat sederhana itu.

Mengenakan turtleneck hitam dipadukan dengan jas hitam, Seung Gi tampak begitu menawan. Rambutnya yang disisir rapi mengekspos dahinya yang seingkali tertutup poni. Sebelum berangkat, Sung Jae menyempatkan diri memotret pria yang sudah dianggapnya seperti kakak itu untuk memastikan bahwa penampilan Seung Gi tidak terlalu buruk.

"Bagaimana, Sung Jae-ya? sudah pantas kan?" tanya Seung Gi. Sung Jae mengacungkan ibu jarinya dan memberikan ponselnya pada Seung Gi agar Seung Gi bisa melihat sendiri hasilnya.

"Hyung, apakah ayahmu akan datang?" tanya Sung Jae sambil menunggu ponselnya dikembalikan oleh Seung Gi. Sambil menggeser layar untuk melihat foto-foto hasil jepretan Sung Jae, Seung Gi mengendikkan bahu.

"Entahlah, yang jelas aku sudah mengabarinya. Mau datang atau tidak bukan urusanku," jawab Seung Gi. Tangannya mengulurkan ponsel itu kepada Sung Jae dan Sung Jae menerima posnelnya kembali.

"Tak apa-apa, kita punya Sang Yoon yang hampir seumuran dengan ayahmu," ucap Se Hyeong.

"Yaa, jaga bicaramu! Aku tidak setua itu. Ingat, kita hanya selisih 4 tahun," protes Sang Yoon. Seung Gi tertawa kecil melihat tingkah teman-temannya itu.

"Hyung, terima kasih telah mempercayai kami untuk ikut hadir dalam acara pernikahanmu. Semoga setelah pernikahan ini, kondisi ibumu bisa membaik," ucap Sung Jae. Seung Gi tersenyum tipis.

"Aku hanya berharap diberikan yang terbaik saja. Rasanya tak berani berharap macam-macam," ucap Seung Gi.

"Percayalah, semuanya akan segera membaik. Omong-omong, apa kau masih merasa gugup sekarang?" tanya Se Hyeong lagi. Seung Gi mengangguk. Ia menepuk-nepuk dada kirinya.

"Sepertinya jantungku sudah tidak lagi di tempatnya. Menurut kalian, apakah acara hari ini akan berjalan dengan lancar?" tanya Seung Gi.

"Aigoo, tentu saja," sahut Sang Yoon. "Meskipun acara ini sangat sederhana, tapi, aku percaya perikahan kalian akan diberkahi oleh seluruh alam. Semuanya akan berjalan lancar. Kalian akan bahagia dan menua bersama."

Kedai Kebahagiaan (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang