"Walau hanya sebentar saja, tapi terima kasih sudah menemaniku magang disini!", Seru Midoriya kepada Gran Torino.
"Kami berdua berterima kasih atas kerja kerasmu, maaf merepotkan.", Sambung Akamine. Sang surai hitam langsung membungkukkan badannya dengan mengujarkan kata-kata sesopan mungkin.
"Uhm!", Seru Midoriya yang mengganggukkan kepalanya tanda menyetujui apa kata Akamine barusan.
Gran Torino yang entah bosan atau ngantuk menguap dihadapan kedua murid U.A ini, "Kurasa kalian tidak perlu berterima kasih padaku. kegiatan magang kalian juga berjalan sesuai dengan yang semestinya.", Balas Gran Torino.
"Tidak! Berkat instruksimu dan kesediaanmu berlatih denganku, aku dan Neko berhasil mengalahkan villain sekelas Hero killer--", perkataan Midoriya terpotong setelah ada sesuatu yang memukul kakinya.
Ternyata yang membuat Midoriya kesakitan adalah tongkat Gran Torino. Sang hero memukul bagian kaki Midoriya menggunakan tongkatnya. Alhasil sang guardian Midoriya yaitu Akamine sontak langsung kaget, "Izuku?!", Pekik sang gadis yang terlihat khawatir setengah mati.
"Aduh..!", Midoriya melompat di tempat dengan tumpuan satu kakinya yang tidak di pukul Gran Torino. Rasa sakitnya sedikit memudar jadi Midoriya langsung menurunkan kakinya ke bawah.
"Bertarung melawan Hero Killer bukanlah hal yang serius! Yang bisa dibilang, itu lebih baik daripada melakukan serangan dengan kekuatanmu 100% yang hanya akan memberikan hasil akhir yang sia-sia.", Ujar Gran Torino.
Sang Hero menunjuk tangan Midoriya menggunakan tongkat yang sama sesaat ia memukul kaki Midoriya, "Tapi tanganmu yang pernah patah itu kambuh lagi, bukan?", Dan disinilah mulainya ocehan sang Pahlawan. Bukan hanya Midoriya yang merasakan, Tapi Akamine ikut merasakan tusukan dari ocehan Gran Torino.
"Pada akhirnya, Kau menggunakan kekuatanku melebihi 5%. Ketidak sabaranmu masih meluap-luap, dan saat kehilangan fokus, Kontrolmu mulai goyah.", Ujar Gran Torino yang mengomel.
Akamine dan Midoriya sontak sweatdrop secara bersamaan. 'Berasa aku yang diomelin..', Batin Akamine yang sudah mau kabur dari omelan-omelan Gran Torino.
Midoriya mengangkat dan menatap sebelah tangannya dengan wajah penuh ke khawatiran. Akamine yang berada di sebelah pemuda meletakkan tangannya di pundak Midoriya sebagai kode untuk tidak khawatir karena dia ada disini.
Gran Torino melanjutkan perkataannya, "Kau harus terus waspada dan bersikap tenang. Aku yakin kau sudah tahu, jika kau ingin menjadi pahlawan besar seperti All-Might, masih ada banyak hal yang mesti kau pelajari.", Gran Torino mengingatkan.
"Baik!", Seru Midoriya bersemangat.
Gran Torino mengalihkan pandangannya kearah Akamine. Sesaat Akamine menatap Gran Torino balik, Sang Hero memberikan anggukan kode kepada sang surai hitam. Dengan sekejab mata Akamine langsung mengerti apa yang dimaksud Gran Torino lalu menganggukkan kepalanya balik.
"Kau masih ingat tidak dengan tanggung jawabmu itu?", Tanya Gran Torino pada Akamine.
Akamine terkekeh lalu menganggukkan kepalanya sembari menutup kedua matanya, "Tentu saja aku masih ingat, aku tidak mungkin melupakannya.", Jawab Akamine yang membuat Gran Torino puas mendengar jawaban sang gadis bersurai hitam.
Midoriya menatap mereka berdua bingung dengan apa yang baru saja mereka bicarakan. Sang pemuda menatap Akamine berharap mendapatkan jawaban dari sang gadis namun sesaat Akamine menatap Midoriya ia hanya tersenyum kecil lalu mengembalikan raut wajahnya menjadi datar.
"Baiklah, hati-hati dijalan.", Ujar Gran Torino yang langsung membalikkan badannya dan mulai berjalan masuk ke dalam rumah.
"A-anu, apa boleh aku bertanya satu hal lagi?", Tanya Midoriya yang membuat Gran Torino berhenti berjalan. "Karena menurutku ini agak tidak sopan, jadi aku tidak berani bertanya--", lanjut Midoriya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220567445-288-k613351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐃𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐨𝐧 ★『 𝐁𝐍𝐇𝐀 』
Humor╰┈➤✮ 𝑩𝒏𝒉𝒂 𝒙 𝒇𝒆𝒎!𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓 (𝒐𝒄) ▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂ 𝙈𝙚𝙣𝙮𝙖𝙥𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙏𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩, 𝙩𝙚𝙣𝙜𝙜𝙚𝙡𝙖𝙢 𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜𝙞 𝙔𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙨𝙖𝙖𝙩 '𝙏𝙪𝙠 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙬𝙖𝙧𝙣𝙖𝙞...