ִ ࣪𖤐 Bakugou Katsuki: Origin

288 21 52
                                    

Midoriya, Bakugou dan Akamine memasuki area ujian akhir mereka. Sesaat mereka telah masuk dan mengambil beberapa langkah ke dalam, pintu pun ditutup, menandakan ujian akan segera dimulai.

Sang gadis bersurai hitam menarik scarf-nya keatas untuk menutupi sebagian wajahnya. Dilain sisi, si surai Blonde-ash tengah berbicara pada dirinya sendiri dari dalam hati, nampak dari raut wajahnya ia sedang marah.

'Gerakanku, selama aku menyia-nyiakan waktu magang, dia lagi-lagi...', Bakugou menggenggam tangannya dengan penuh amarah, mengingat gerakan Midoriya yang sama persis dengannya. 'Tapi tolong jangan melakukan hal yang menjijikan', Pikirnya sembari memberikan tatapan tajam pada Midoriya.

Sang surai lumut tidak menyadari tatapannya namun berbeda dengan insting sang gadis. Mungkin itu bukan penyebab dari instingnya saja namun karena aura seram mengerubumi sang laki-laki penuh emosi ia jadi tahu.

Melihat hal ini, Akamine merinding ketakutan namun mencoba untuk berpura-pura tidak tahu.

'aku tidak perlu hasil yang setengah-setengah seperti saat Festival Olahraga. Kamu mau atau tidak, pokoknya setelah hasil UAS keluar, kita akan dibagi menjadi 3 tingkat', Sembari Bakugou berbicara dalam hati, ia mulai melangkahkan kakinya semakin memasuki area ujian.

'Saat itu, aku akan mengalahkanmu dengan perbedaan yang mutlak, dan membunuhmu!', Serunya.

。 ✧ Opening ✧。

✧。。✧

Bel pun berbunyi.

"Tim Midoriya, Bakugou dan Akamine, ujian praktik. Mulai!"

Mendengar aba-aba itu, Bakugou langsung berjalan duluan, meninggalkan kedua teman kelasnya dibelakang.

'Aku harus memberitahunya. Karena aku dan Kacchan berada dalam satu tim. Kita harus berkomunikasi dengan baik..', Ujar Midoriya pada dirinya sendiri. Selagi ia berpikir demikian, ia memandang kearah Akamine yang terhanyut dalam pikirannya sendiri. 'Jika bersama dengan Neko, komunikasi akan lebih mudah.. tidak masalah, aku hanya perlu mengatasi Kacchan'.

"Akamine, ayo", Ajak Midoriya. Mendengar sang surai lumut berbicara, Akamine yang tadinya terhanyut dalam pikirannya langsung kembali pada realita dan mengangguk kecil.

Sang pemuda mulai menyusul teman semasa kecilnya yang sedaritadi sudah berjalan duluan. "Kacchan, dalam ujian ini para guru adalah penjahat dan kita adalah pahlawan..", Anehnya langkah Bakugou malah semakin besar yang membuat Midoriya harus berlari kecil untuk mengejarnya.

Akamine mulai mempercepat langkahnya dibelakang kedua pemuda tersebut, walaupun dalam posisi tidak berlari, setidaknya ia tidak ketinggalan dibelakang.

"Demikian, kita harus memilih antara bertarung atau kabur sesuai dengan lawan yang kita hadapi tapi tim kita mendapat All Might sebagai lawan, dengan All Might dibilang bahaya lebih tepatnya, seperti melakukan hal bodoh, jadi...", Lanjut Midoriya.

Tanpa memberikan respon, Bakugou mulai mempercepat langkahnya lagi yang membuat Midoriya harus kembali menyesuaikan dengan langkahnya. "J-jika kita terus berjalan lurus, All Might akan berada di depan menunggu kita. Kita harus memutar kembali untuk membuat rencana", Ucap Midoriya mencoba untuk meneruskan penjelasannya.

Akamine yang sedaritadi dibelakang, langsung menghela nafas berat. Ternyata pendapat dia benar, satu tim dengan dua orang yang sama sekali tidak menjalin komunikasi baik itu berat. Namun, untuk saat ini ia tidak ingin ikut campur, selama mereka berdua tidak saling membunuh satu sama lain.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐃𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐨𝐧 ★『 𝐁𝐍𝐇𝐀 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang