Hallo readers..
Welcome back to my story.
Untuk part kemaren gimana nih?
Hihi kasih komenannya dong😁______________
Ponsel Fiyan berdering, lalu ia beranjak untuk keluar."Gue angkat telfon dulu" ucap Fiyan
Aldo dan Karina acuh, tidak perduli ia mau kemana.
Hallo Yan, lo lagi dimana?
Ucap orang di sebrang sana, kalian tau siapa? Ya benar, Andri orangnya.
Lo ngapain sih telfon gue?
Yan kita harus kumpul, Feri meninggal Yan
Hah? Feri meninggal? Gue otw kesana
Fiyan mematikan telfonnya, lalu masuk ke ruangan yang di hinggapi oleh Aldo.
"G-gue mau pergi.. Feri meninggal. Sorry gue gak bisa nemenin lo disini Rin" ujar Fiyan
"Feri meninggal? Innalilahi" ucap Karina
"Innalillahi wainnailaihi raji'un" Diikuti oleh Aldo."Yaudah gapapa kok, gue gak masalah di tinggal" ujar Karina
"Yaudah gue pergi dulu yah" ucap Fiyan khawatir, lalu pergi.
**
Rin, gue udah di lobby rumah sakit nih. Lo kesini yah, gue males ke dalam.
Saat Karina membuka handphonenya, ia mendapati notifikasi dari Malvin.
"Tan, Karina mau keluar dulu"
"Mau kemana Rin? " Tanya ibu Aldo
"Abang ada di lobby, nganterin selimut"
"Ouh.. Yaudah"
**
"Bang" Teriak Karina, lalu Malvin menoleh.
"Dasar toa mesjid. Bang? Dikira gue abang bakso kali" omel Malvin
"Iya maaf, sini selimutnya. Udah sana pulang" ucap Karina mengusir
"Ck. Ngusir lo, gue udah baik anterin lo selimut malem malem. Ini selimut yang ada di kamar gue. Gue males ngambil dulu ke rumah lo" ucap Malvin panjang lebar
"Pasti bau nih selimutnya. Andai kita udah serumah, gue gak akan pake selimut lo yang bau ini" ujar Karina sambil tertawa
"Malu maluin lo. Dah sana, gue mau pulang"
"Makasih yah kakak Malvin" ucap Karina dengan suara yang di imut-imutkan.
"Jijik gue. Udah sanaa" Malvin mendorong Karina untuk cepat pergi
"Iya iyaaa" Sebelum Karina pergi ia melambaikan tangannya terlebih dahulu, lalu pergi.
Malvin tersenyum, ternyata begini rasanya punya adek yang harus di sayang dan di manjakan.
**
Fiyan POV
Malem ini gue ada di rumah Feri bersama temen temen gue.
Gue beserta temen temen gue sangat sedih melihat kondisi Feri. Wajahnya penuh dengan luka.
Dan gue liat di sana ada teman barunya Feri, gue samperin mereka untuk bertanya apa yang terjadi.
"Lo pada temennya Feri?" Tanya gue
"Iya" Sahut salah satunya
"Kenalin gue Fiyan, dan ini temen temen gue. Kita temen SMP-nya Feri" ucap gue memperkenalkan diri gue
"Gue Azam, dan ini Fadil. Kita temen SMA-nya"
"Apa yang terjadi sama si Feri? " Tanya si Andri
Author POV
"Feri kecelakaan disaat balapan" Sahut Fadil, teman SMA-nya Feri
"Sejak kapan dia balapan? Setau gue, dia gak suka bapalan. Pasti ada yang pancing emosinya nih" Tutur Rizky
"Yap bener, dia di tantang sama ketua futsal disekolah kita. Karna siswa siswi di sekolah kita sangat mengagungkan Feri si ketua basket dan Edwin si ketua futsal. Mereka balapan untuk menguji siapa paling hebat" Jelas Azam
"Kenapa gak lomba bekel aja sih, biar gak ada yang kecelakaan kek gini. Bener bener gilak tuh si ketua futsal, siapa namanya? Edwin? Haha" ujar Andri seraya melipatkan tangannya depan dada.
Setelah berbincang, mereka bersalaman kepada keluarga Feri. Memberikan doa dan juga memberikann semangat untuk keluarganya agar tetap tabah.
Kematian Feri sangat memberikan duka untuk keluarganya serta Fiyan juga teman temannya, dan Azam juga Fadil teman barunya.
____________
Yah, gak ada yang suka emosi lagi dong..
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kamu" END✔
Teen Fiction⚠NO PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN⚠ Utamakan untuk follow akun aku terlebih dahulu yah, hihi:) COMPLETE!! "Bukan gue gak punya uang, gue bisa dapetin itu dengan uang, tap--" "Syut diem! Gue udah gak percaya lagi kata-kata lo" tukas Karina seraya mengang...