Part 10. Kamu

302 98 14
                                    

Hayyy Kembali lagi sama cerita unfaedah aku Iniii😁
Biasakan Vote terlebih dahulu😉
Happy reading😗


"TOLONG..TOLONG.." Teriak Karina.
Karina sangat ketakutan.
Karina merasa tidak bisa bernafas lagi, karna toilet ini sangat sempit tidak ada Oksigen yang masuk.
Pandangan Karina mulai terasa tidak jelas dan Karina tergeletak di lantai.

"Duh si Rina kemana sih" ucap Bella bedecak kesal

"Pasti dia lagi BAB nih makanya lamaa, nanti juga balik kali yah" lanjutnya

Pelajaran kedua pun Berlanjut.

"Si Rina kok belum balik sih. Gue harus susulin dia nih, gak beres nih pasti" ucapnya pada dirinya sendiri. Lalu Bella bangkit

"Bu saya permisi ke toilet dulu bu"

"Silahkan Bella"

Bella pun keluar dan langsung berlari menuju toilet.

Tiba tiba bela menabrak seseorang yaitu Fiyan.

"Yan lu liat Karina gak?"

"Gak"

"Duh Karina.. jangan bikin gue cemas gini dong" ucap Bella lirih

"Dia kemana?"

"Yailah lu Yan, kalo gue tau gue gak akan nyari dia kali. Tadi itu dia pamit mau ketoilet tapi dari pelajaran pertama dia belum balik lagi"

"Yudah gue bantu cari buruan kita harus ketoilet takut Karina kenapa napa lagiii" ucap Fiyan nampak ikut mencemaskan Karina.

"Rin lu kemana sih"batin fiyan

"Yan ini toilet kok gak bisa kebuka sih"
ucap Bella sambil mencoba membuka pintu itu.

"Jangan jangan Rina ada di dalem. Minggir minggir biar gue dobrak aja" ucap Fiyan dan langsung mendobrak pintu itu

Brukk...Brukk...

Pintu pun terbuka dan menampakan sosok Karina yang tergeletak di lantai tak berdaya.

"Rinaaaaa...." teriak Bella histeris

"Bawa dia ke UKS Yan cepetannn" lanjutnya

Fiyan pun langsung mengangkat tubuh Karina dan membawanya ke UKS.
Karina pun langsung di tidurkan di Brankar.

"Bel, lo ke kelas aja deh takut nanti guru lo nyariin. Biar gue yang jaga Karina" ucap Fiyan

"Beneran Lo? Tumben lo gak cuek?"

"Dah sana lo pergiii" usirnya

Bella pun pergi untuk kembali ke kelas, tapi dalam hatinya ia tidak tenang dengan kondisi sahabatnya tapi dia juga harus memikirkan nasibnya.

Fiyan Pov

"Rina cantik yah kalo lagi tidur. Lagi bicara aja dia cantik"batinnya.

Sudah 1 jam lebih Karina pingsan.
Dan tiba tiba tangan Karina bergerak.

"Fiyan" ucap karina dengan suara serak

"Jangan banyak bicara dulu,lo mendingan tiduran dulu"

"Lo yang bawa gue kesini?"

"Iya. Lu gapapa kan?"

"Iya aku gakpapa makasih yah Yan"

"Hm sama sama"

Suasana mulai hening kembali tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu.

"Yan kamu mendingan ke kelas aja. Jangan bolos, aku gak papa di sini sendiri" ucap karina

"Engga gue di sini aja nemenin lo"

"Tumben biasanya sikap kamu dingin sama aku"

"Di saat keadaan gini gue gak mungkin diem"

"Lo khawatir ya sama gue? Ngaku hayoo" goda Karina

"Apaan sih, jadi cewek jangan ke ge'eran" timpal gue, gila sih ni cewek bikin gue salah tingkah tapi gue harus ingat tujuan awal gue.

"Rin tunggu gue yah"batin gue

"Yan jangan ngeliatin mulu. Aku tau aku cantik"
Fiyan memutar bola matanya malas

Author Pov

Bel istirahat pun berbunyi
Karina sudah kembali ke kelasnya.

"Rin ceritanya tadi itu kenapa sih kok lo sampe pingsan di toilet kekunci lagii" Tanya Bella meminta penjelasan

"Seinget gue ada yang ngunci gue, dia itu cewe tapi gue gak tau dia siapa"

"Hmm hati hati loh Rin, takutnya ada yang mau nyelakain lo lagi"

"Jangan nakutin gue deh! "


♤♤♤

Bel pulang pun berbunyi semua berhamburan keluar.

Karina pun sedang menunggu Ojol yang di pesannya.

"Bareng gue" ucap Fiyan ketus

"Engga deh yan Aku terlalu banyak ngerepotin kamu. Aku naik Ojek Online aja"

"Gak ada penolakan" ucapnya tegas

"Tapi Yan.."

Tangan Karina di tarik oleh Fiyan, dan terpaksa Karina harus mengikuti perintahnya. Terpaksa? Ah tidak, Karina malahan sangat senang.

"Kok gue jadi gugup gini sih" barin Karina

"Bareng gue aja" ucap nya datar

"Hm yaudah deh. Makasih yah"

Lalu Karina naik ke atas motor milik Fiyan, lalu Fiyan melajukan motornya.




Hello Gayss
Gimana Part Ini?
Coment Oke

Maaf ya lama Up nya banyak tugas tugas soalnya.

"Kamu" END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang