Part 4. Kamu

354 110 39
                                    

Entah siapa kamu yang sedang berjuang untuk ku dari sebrang sana:)

___________

Bel Pulang pun berbunyi. Semua berhamburan keluar dari kelas.
Karina pun menuju parkiran untuk mengambil motor kesayangannya.

Perjalanan Karina terhenti karna lampu merah. Karina sangat mentaati peraturan demi keselamatan.

Karina melihat anak kecil yang sedang mengamen. Dan anak kecil itu menghampiri Karina.

Karina pun memberikan satu lembar kertas berwarna biru.

"Maaf ya dek kakak cuman bisa ngasih segini" ucap Karina

"Iya kak gapapa" ucap anak kecil itu sambil tersenyum senang.

Walupun itu uang simpanan Karina, ia lebih mementingkan orang yang sangat membutuhkan dari pada dia

Karna ia selalu di ajarkan oleh ibunya untuk saling memberi.
Dan karina pun selalu ingat kata ibunya

"Sekecil apa pun jumblah nya yang penting kamu ikhlas. Dan dahului mereka yang membutuhkan itu dari pada kita. Karna belum tentu mereka makan setiap harinya" kata kata ibunya yang slalu karina ingat saat memberi.

Saat mengingat itu Karina pun tersenyum. Karna dia bersyukur masih bisa memberi.

Sesampainya di rumah Karina pun langsung merebahkan tubuhnya.

Dia sangat merasa lelah.

"Bahagia banget gue hari ini. Tapi, kenapa sih Fiyan gak makan sandwich nya. Kalo Fiyan makan sandwich nya pasti gue lebih bahagia"gumamnya

Waktu menunjukan pukul 14.05 karina pun tertidur.

Allahuakbar Allahuakbar

Karina pun terbangun karna mendengar suara Azan.

"Gak kerasa banget udah Ashar. Perasaan gue baru tidur sebentar" ucapnya pada dirinya sendiri

Karina pun bangun dari tempat tidurnya, berjalan dengan lesu menuju kamar mandi.

Setelah Ia sholat Karina turun ke bawah karna merasa perutnya keroncongan.

Karina mengambil satu roti dan di oles kan sley favoritnya yaitu coklat setelah itu ia tumpuk dengan satu roti lagi.

"Eh non sudah bangun" ucap bi Nina

"Udah Bi. Rina langsung kebawah soalnya laper" ucap Karina nyengir

"Kenapa emang bi?" Lanjutnya

"Tadi ada yang mengirim ini buat Non"

Bi Nina pun menyondorkan sebuah kotak kecil yang di sampul oleh Koran.

"Dari siapa bi?" tanya Karina

"Gak tau Non"

"Laki laki apa perempuan?"

"Laki laki non. Dia menutup wajahnya dengan masker Non"

"Ouh" Aku hanya mengangguk dengan ber 'O' saja.

Flashback

Tok Tok Tok..

"Iya sebentar" ucap Bi Nina

Bi Nina pun membuka kan pintu itu.

"Ada perlu apa yah?" tanya bi Nina lembut

"Maaf Bu saya cuman mau ngasih ini buat karina. Saya calon pendamping hatinya Karina" ucap laki laki itu sambil menyondorkan sebuah bingkisan.

"Oh i-iya den" ucap bi Nina sambil memandang wajah laki laki itu.

Tapi bi Nina tidak tahu siapa orang itu.

"Yasudah saya permisi dulu" pamit laki laki itu.

"I..iya" ucap bi Nina terbata bata.

Setelah pria itu pergi. Bi Nina menutup pintu itu kembali dan berjalan menuju kamar Karina masih dengan memikirkan siapa lelaki itu.

Tok..Tok..

"Nonn" panggil nya

Tidak ada jawaban dari karina

"Mungkin non Karina sedang tidur, yasudah nanti aja di kasihinnya kalo sudah bangun" gumam Bi Nina.

**

Setelah makan karina bergegas menuju kamar untuk membuka kotak kecil Itu.

Perlahan lahan karina pun membukanya. Dan isi di dalamnya adalah sebuah coklat dan surat.

Karina sangat menyukai Coklat. Mata nya selalu terbinar binar saat melihat Coklat.

"Coklat? Surat? Dari siapa ini?" banyak sekali pertanyaan yang ia lontarkan pada dirinya sendiri.

Karina pun membuka surat itu.

Hai.. aku tau kamu menyukai sebuah Coklat. Makanya Aku berikan coklat ini untuk mu. Jangan lihat dari isinya tapi lihat dari perjuangannya:)

Karinaa aku tahu nama Mu, walau kau tak tahu siapa aku. Aku adalah orang yang sedang berjuang diam diam untuk mendapat kan mu

Karina.. Ku mohon bersabarlah. Jangan mencari tahu siapa aku. Karna di suatu saat nanti aku akan menunjukan siapa aku

Karina berjanjilah untuk tetap menunggu, walau kau tak tahu siapa nama ku

Karina pun kebingungan dengan isi surat ini. Karna ia tidak tahu siapa pengirimnya.

"Tetap menunggu?" Gumamnya

"Tapi aku kan lagi berjuang untuk dapetin Fiyan, Hmm gimana Ini?" Gumamnya kebingungan

"Entah lah siapa dia. Buat apakan gue nunggu dia yang jelas jelas gue gak tau namanya. Mendingan gue perjuangin Fiyan laki laki yang gue cintaaaa dan gue sayang banget" ucap nya acuh pada surat itu.

Ia pun mulai memainkan Handfonnya sambil menunggu azan Magrib.

Sudah revisi!
Jika masih ada kesalahan, tolong berkomentar:)

__________________

Jangan menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Ingat! Kita itu butuh kepastian.

Vote
Coment

See you next chapter


"Kamu" END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang