Hatinya begitu sakit. Baru saja kemarin ia bersenang senang dengan Fiyan.
Tapi mengapa, dalam sekejap saja Fiyan membuatnya sedih.
Mengapa Fiyan begitu mudah menyakiti hatinya."Fiyan.. Kenapa kamu duain aku? Kenapa kamu berbagi hati kamu? Kenapa kamu dengan mudah menyakiti aku?" Banyak sekali pertanyaan dalam benak karina
Karina berjalan menelusuru jalanan karna Karina tidak ingin naik kendaraan umum.
Awan mulai menghitam, pertanda akan turunnya hujan. Riintikan hujan mulai turun, sepertinya bumi tau bahwa Karina sedang bersedih.
"Aku jangan mudah percaya, siapa tau cewek itu temennya Fiyan. Ayok Karina!ayok! Positive thinking Karina!" Teriak Karina sambil terisak menangis. Ini lah kekurangan Karina, selalu negatif thingking dan overthinking.
Bajunya sudah basah kuyup. Air matanya pun tidak terlihat karna terhalang air hujan.
****
Sesampainya dirumah, Arini syok melihat anak kesayangannya yang basah kuyup.
"Ya ampun Karina kamu kok ujan ujanan" ucap Ibunya
"Hehe iya ma" ucap Karina sambil tersenyum seperti orang yang baik baik saja.
"Yasudah kamu mandi sana. Nanti makanannya biar bi Nina yang antar ke kamar kamu"
"Eh engga usah deh mah. Karina udah makan" alibinya. Karina kehilangan selera untuk makan.
"Yaudah mah Karina ke kamar dulu"Karina berjalan menuju kamarnya
"Kenapa yah? Enggak kayak biasanya" ucap Ibunya merasa aneh
***
Malam ini ibu karina sedang berada di kamar Karina."Mah, boleh gak kalo karina mau pindah sekolah"
"Hah? Kenapa emangnya sayang? Ada yang jahatin kamu? " Tanya Arini khawatir
"Enggak kok mah. Karina pengen lebih mandiri aja"
"Tapi kan kamu masih SMP nak" ucap Ibunya
"Plisss Mah" ucap Karina memohon
"Maaf Karina, untuk permintaan kamu saat ini gak bisa mamah turuti sayang. Kalo kamu sudah lulus SMP, kamu mau sekolah diluar negri juga gapapa" ucap Arini
Karina menunduk lesu"Bener yah Mah?" Tanya Karina
"Iyah"
"Kalo mamah boleh tau, kamu ada masalah apa?""Engga kok mah, Karina gak ada masalah." ucap Karina seraya tersenyum
Arini mengangguk "Yasudah kamu makan dulu yah"
"Karina gak laper mah"
"Yasudah kamu tidur, kalo merasa laper panggil bi Nina aja suruh ambilin kamu makan. Mamah mau ke Kamar" ucap Arini di balas anggukan oleh Karina.
Arini berjalan menuju kamarnya.
"Pasti Karina menyembunyikan sesuatu." Ucapnya pelan dibalik pintu.
***"Telfon dari siapa tadi?" Tanya Fiyan
Cewek itu pun kaget dengan kedatangan Fiyan
"E-enggak tau, cewek. Tapi gue bilang gue pacar lo"Karina. Batin Fiyan
"Lo lancang banget sih. Gak sopan tau gak sih lo! "
"Ya sorry. Emang dia siapa?"
"Dia Karina. Bahan taruhan gue buat dapetin motor yang gue mau di kak Chandra. Gagal kan rencana gue" ucap Fiyan frustasi
Motor yang ia dambakan sejak dulu tidak jadi ia dapatkan."Taruhan?"
"Iya. Dia bahan taruhan gue"
"Berarti lo gak cinta sama dia?"
"Buat apa? Bukan tipe gue. Dia itu cewek freak!"
Tanpa Fiyan sadari wanita itu merekam percakapan Fiyan.
Wanita itu bernama Indri. Sahabat Fiyan.Indri langsung mengirimkan Voice Note itu kepada Karina.
Ia mempunyai nomer handphone Karina karna dia tadi meminta tanpa bilang kepada Fiyan. Lebih tepatnya dia mengirimkan sendiri.FlashBack On
***
___________________________________________Tbc
Semoga suka sama part ini:)
Penasaran gak sama cerita antara Bang Chandra dan Fiyan?See you next chapter
Salam sayang:*
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kamu" END✔
Teen Fiction⚠NO PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN⚠ Utamakan untuk follow akun aku terlebih dahulu yah, hihi:) COMPLETE!! "Bukan gue gak punya uang, gue bisa dapetin itu dengan uang, tap--" "Syut diem! Gue udah gak percaya lagi kata-kata lo" tukas Karina seraya mengang...