Brave

729 84 53
                                    

Haiii semuaaa!

Mile updatee lagiiiiiii. Lumayan cepetlah yaaaaa!

BTW, terimakasih banyaaakkk untuk supportnya. Aku ganyangka masih ada yang baca cerita aku :")

Doakan aku konsisten untuk melanjutkan cerita ini yaaaa! Kabar baik karena aku mulai inget lagi jalan ceritanya. HAHAHA.

Jangan lupa Vote sama Komentarnya ya, sumpah semangat aku itu Vote sama Komentar kalian. Sooo jangan lupa untuk tidak menjadi Silent Readers hehe 🤪

Enjoyyyy!

-------------------------------------------------------
Sebentar-sebentar, ini aku sedang di kerjai oleh koran dan beritanya, kan?

"Wah, gila ini gila! Jack atau Khad ya yang menikah?" celoteh Zee yang masih heboh.

"Beneran menikah, Zee?" tanyaku masih mematung.

"Kalau koran sudah berani memberitakan, sepertinya iya Ave, eh tapi kau jangan se-"

Aku langsung berdiri dan bergegas untuk meninggalkan perpustakaan.

"Eh Ave mau kemanaa??" teriak Zee yang tidak aku gubris, dan terus berjalan cepat meninggalkan perpustakaan.

Aku tidak bisa berfikir jernih, wah bisa-bisanya.. kenapa dunia sempit banget sih? ZOANNE LOH!

Ta-tapi, memangnya Khad ya yang akan menikah? Kalau sampai Khad.. aku.. aku tidak tau lagi mau bilang apa.

DEFINISI LAGI SAYANG-SAYANGNYA TERUS DITINGGAL NIKAH GAKSIH?
Oh tidak, aku tidak bisa membiarkan cerita cintaku jadi seperti judul sinetron.

"Oke stop Averyn.. tarik nafas, buang.. e eh, nafas ku panas sekali?? Apa ini efek rambut ya? Ah gatau, gimana kalau Khad benar-benar menikah?!" gerutuku sambil memencet-mencet tombol lift berkali-kali sampai akhirnya pintu lift terbuka.

"Astaga, kau lagi." protes Floe di dalam lift.

"Sehari saja tidak usah menampakkan diri bisa gak sih?" Gerutuku sambil memasuki lift.

"Hey! Badan mu kenapa? Ko panas sekali sih suhunya? Kerasa banget sampe kulitku." Floe mengeluh tiba-tiba sembari berusaha menjauhi ku ke sudut lift.

"Gila, aku Fire El loh. Dan bisa merasakan suhu tubuh mu panas, jangan sampai kau dekat-dekat orang selain Fire El. Bisa terbakar mereka," tambah Floe sembari marah-marah.

Aku yang kebingungan, merasakan badanku cukup panas. Namun aku tidak tahu kalau orang sekitarku pun bisa merasakannya.

"Terus gimana dong?!" tanyaku sedikit panik.

"Pergilah ke Pak Chod, kalau kau balik ke asrama pun, kasur mu tidak akan bisa menahan suhu itu. Ish, dasar si aneh."

Aku pun segera menuju ke ruangan milik Kakek, astaga aku lelah harus menahan diri didepan kakek.

Aku pun mengetuk pintu dan tak lama kemudian pintu ruangan kakek terbuka.

"Kek, aku panas sekali. Aku harus bagaimana?" rengekku panik.

"Eh yaampun, benar terasa sekali. Masuk cepat," suruh kakek sembari menjaga jarak denganku.

"Kenapa bisa begini?" tanya kakek sambil menyiapkan beberapa alat dan.. apa itu? Kok kaya cacing?

"Tidak tahu, tadi aku agak panik karena suatu hal. Terus tiba-tiba seperti ini dan sekarang kepalaku agak pusing."

"Ave lihat ke cermin, bahkan bola matamu sudah memerah," kakek mengingatkanku sembari terus membuat sesuatu dengan alat-alat dan bahan-bahannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The School Elements (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang