Averyn POV
Aku berjalan gontai sambil menendangi batu sesekali. Aku berjalan tanpa arah meratapi nasib yang teramat malang ini. Aku bahkan berfikir,untuk apa aku tinggal di negara ini jika tidak memiliki kekuatan apapun? Huft. Apa benar aku warga negara ini?
Aku melihati orang-orang yang memakai kekuatannya untuk bekerja. Ada yang memakai Water El nya untuk menangkap ikan,Earth Elnya untuk membuat piring batu, dan Air El untuk menggiring burung.
Aku mendengus pasrah, kembali.
Apa aku ini kelainan? Jika setiap anak menginjak 12 tahun,disaat itulah mereka akan mengetahui apa kekuatannya.
Nah,aku apa kabar?
Sejak umurku 12 tahun,dan sekarang sudah 16 tahun, bahkan 1 bulan lagi umurku 17 tahun,aku tidak memiliki kekuatan apapun di tangan kerempeng ini.
Aku merasa lemah sebagai seorang gadis. Ya, walaupun aku bisa bertengkar dengan tangan kosong ini,tapi tetap saja teman-temanku disekolah yang memiliki kekuatan selalu berhasil mengerjaiku.
Aku merasa diasingkan oleh teman-teman sekelas karena aku tidak memiliki kekuatan apapun. Ya, kecuali Dessie sih. Dia satu-satunya teman yang selalu menyuportku. Dia selalu bilang,kalau aku akan mempunyai kekuatan nanti.
Nanti itu kapan? Kapan-kapan.
Belum selesai aku meratapi nasibku,aku memikirkan hal lain. Setelah lulus sekolah Menengah Atas ini yang tersisa tinggal tiga minggu lagi,aku mau kemana? Jujur,aku ingin sekali sekolah di Academy SE (School Element).
Sekolah yang mengajari setiap muridnya untuk menggunakan kekuatannya sebagai pembelaan negara. Dan tidak sembarang orang yang bisa masuk kesana.
Apa maksudnya pembelaan negara? Negara kecilku ini memang sebenarnya tidak aman. Voester pasukan kegelapan yang selalu berusaha mengambil alih Kerajaan Doothz, Kerajaan di negaraku New Zealand,yang di pimpin Raja bijaksana,bernama Raja Gollent.
Dia merupakan orang paling dihormati di negara ini,dia juga merupakan pemilik kekuatan langka,yang entah namanya apa.
Pokonya voester itu jahat. Mereka tidak menyerah untuk mengambil alih negara dan kerajaan ini,walaupun sudah ambruk dan kalah beberapa kali. Ya,aku salut juga terhadap voester. Mereka tidak pantang menyerah. Huft.
Desas desis para peramal mengatakan,akan ada seorang-yang entah siapa itu,yang pasti bukan aku- akan menghancurkan voester hingga berkeping-keping. Tapi entahlah kapan. Pokoknya setiap warga negara,harus siap bila sewaktu-waktu akan terjadi peperangan antara kami dan voester.
Aku sih ya ,lebih baik sembunyi aja di bawah tempat tidur, jikalau nanti ada perang,toh,akukan tidak punya kekuatan apa-apa. Oh Averyn.. Malahnya nasibmu..
Ngomong-ngomong,aku harus segera pulang kerumah,sebelum Paman Goethel mengomeliku lagi. Ada yang mau bertanya-tanya kemana kedua orang tuaku?
Nah itu! Sampai sekarang,aku belum tau siapa kedua orangtuaku. Bibi Carley bilang,aku ditemukan mengapung dengan keranjang bayiku saat aku masih kecil di sungai. Aku jadi semakin merasa,kalau aku memang bukan orang sini. Karena apa? Aku tidak memiliki kekuatan apapun yaampun.
Aku pun berjalan menuju rumahku yang berada di ujung jalan. Mungkin aku lebih baik dirumah membantu bibi Carley kesayanganku mencuci,tentu bukan dengan Water element, ya.
"Ave!" sapa seseorang sambil menepuk bahuku. Aku pun berbalik lalu melihat siapa yang menyapaku.
Oh,Dessie.
"Hey dess, Ada apa?" tanyaku heran melihat Dessie terengah-engah.
"Kau tau? Para Seth(kumpulan anggota di SE) akan kemari nanti lusa. Katanya mau cari murid baru dari sekolah kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Elements (Revisi)
Fantasy(17+) ROMANCE & FANTASY (Novel Fantasi dengan latar kehidupan sehari-hari di dunia modern dan berbahasa santai.) Bagaimana jadinya jika seorang gadis biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun seperti teman-teman sebayanya, tiba-tiba menjadi gadis ya...