After one Month

8.5K 835 132
                                    

Weeyy gaysss. Mile kembali,setelah berhiatus selama 3 bulan haha:((

Iya gapapa,marahin Mile aja marahin:((

Tugas SMA ternyata segunung ya. Mile lelah :(

Btw Mile udah ga 15 taun lagi loh:"3 Udah naik umur niii wkwk jadi,gapapa ya bikin chap2 yang agak 17+?:(

Gak deng. Boong.

Oh iyaaaa. Ada yang nunggu banget cerita ini tamat gaa? Kalo iya,mau dong dapet 500vote di chapter ini:( Mile ga maksa ko engga:( cuma sekedar penyemangat sih:(

Oh iyaa,bantu aku buat dapet 1k followers wattpad ya! Liat followers banyak,bikin semangat,apalagi komen kalian. Makasasihh bangeet.

Eh iya,di mulmed,ada gambaran kekuatan-kekuatan di New Zealand lhooo. Kalo mau liat selengkapnya,ada di ig follow -> @giaaach

Itu editan aku sendiri. Kalo ada yang mau minta editin boleh ko. Hehe. Tapi ga gratiss yaa,soalnya Mile juga beli clipartnya bayar:(

Minat mau editin foto? Line -> giagiach
Atau,langsung chat ya.

Bisnis boleh sih,buat beli kuotaa:(

Okeeeyy cusss. Yang kangen Averyn. Cekidottt

Ngasih tau,ini bagian POV Khad,sedikit menjelaskan bagaimana Khad dan Keluarganya. Di chap sebelum2nya juga pasti kalian ngerti dehh. Kenapa Khad selalu bilang "Sudah cukup aku mengalah pada Jack."

Nahh,disini jawabannya yaa.

----------------------------------------------

Khad POV

Aku membantingkan punggung pada kasur yang terasa dingin.

Astaga,kasur ini benar-benar dingin. Ini pasti karena jarang di tempati.
Bagaimana ditempati jika aku terus menerus tidur di sofa selama sebulan ini.

Aku kembali mendengus pasrah. Aku benar-benar lelah akan segala pertengkaran. Mengapa keluarga ini tidak pernah akur dari dulu sih?
Kami semua selalu berbeda pendapat. Oke bukan semua,tapi aku. Karena Jack selalu sependapat dengan lelaki itu,ia selalu mendapatkan segalanya.

Aku benci di paksa. Tidak bisakah,aku sendiri yang menentukan jalan hidupku? Ahaha tidak. Semuanya harus berada di bawah aturan si laki-laki egois itu.

"Khad.." lirih seorang wanita yang membuatku menghembuskan nafas lelah kembali.

Aku melirik sekilas ke arah pintu. "Sudah kubilang. Ketuk dulu sebelum masuk,"

"Maafkan mama."

Sudut bibirku tertarik. "Bukan salah mu. Aku hanya lelah. Bisa kau meninggalkan ku sendiri dulu?"

"Mama akan coba bicara lagi padanya. Kau jangan khawa--"

"Sudahlah. Aku memang tidak pernah diharapkan di keluarga ini." potongku seraya menarik selimut.

"Tapi,untukku,kau segalanya Khad." ujar wanita kuyu yang terus menerus meremas rok pendeknya.

"Terimakasih. Aku senang ada yang mempedulikanku."

"Mama akan bawakan kau makanan. Sebentar ya." seru wanita itu lagi seraya berlari dan menutup pintu.

Perlahan,aku pun terduduk. Melihat pintu besar didepanku tertutup. Mataku pun tertarik pada sebuah foto keluarga yang terpampang besar di kamar yang terasa luas. Hanya aku yang tidak tersenyun disana. Hanya aku yang memiliki raut wajah tak berekspresi.

The School Elements (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang