Avery POV
Suara ayam jantan sialan itu,membuatku terbangun dari mimpi anehku. Ya mimpi aneh. Aku masih malas untuk membuka mata. Aku mohon,5 menit lagi. Namun,aku mendengar suara gaduh dari luar kamar,sehingga aku memutuskan untuk membuka mataku dengan malas.
"Selamat ulang tahun sayangg.." seru Bibi Carley saat aku membuka mataku. Mulutku menganga seketika. Waw! Kue nya besar sekali.
Eh? Sekarang ulang tahun ku!
"Bibi! Ini bibi yang membuatkannya?" tanyaku terkejut karena kue tart ini begitu besar.
"Tentu saja,bibi ingin ulang tahun mu yang ke 17 ini spesial. Dessie sudah menunggu di luar,ayo cepat mandi."
"Oke bi!" balasku mengacungkan jempol.
Dengan semangat,aku langsung melesat ke kamar mandi. Aku mengguyur badanku dengan air hangat. Selain aku senang karena hari ini ulang tahunku,aku juga senang karena nanti sore SE akan menjemputku.
Aku masih bingung dengan mimpi anehku semalam. Aku bermimpi,ada dua buah cahaya yang menghampiriku. Yang satu berwarna putih bersinar sangat besar. Dan satunya lagi berwarna ungu gelap tapi lebih kecil. Cahaya itu menghilang ketika aku akan memegangnya. Mimpi aneh kan? Yasudahlah hanya mimpi ini.
Aku mengganti pakaiku dengan jeans dan kaos. Jangan berfikir aku menyukai dress ya. Itu baju meribetkan,yang selalu di pakai Dessie. Ya, mengingat Dessie adalah perempuan tulen sejati,dan aku.. Ya tulen sih,tapi ga terlalu.
Aku berjalan menuju ruang tengah. Disofa kulihat muka bahagia bibi,muka bahagia Dessie,dan muka masam paman. Paman kenapa lagi?
Masih tidak rela aku ke SE?
Pamanku itu selalu mengeluh dan berusaha membujukku untuk bersekolah Kampus di dekat sini saja,biar aku bisa terus dirumah. Tapi bagaimana lagi? Aku ingin menemukan bakatku. Tapi melihat paman seperti itu,aku jadi tidak tega.
"Ave ayo sini tiup lilinnya!" seru Dessie semangat.
Aku pun mengangguk semangat lalu menghampiri mereka.
"Ave,kamu beneran mau ke-" ucap paman untuk kesekian ratus kalinya.
"Ya paman,aku akan baik-baik saja disana."potongku cepat.
"Goet sudahlah,Ave sudah besar,dia bisa menjaga dirinya sendiri. Dia tidak boleh dikekang,biarkan dia menentukan cita-citanya." bela bibi Carley.
"Ya paman! Ave gadis berani yang bisa meninju orang hingga pingsan dengan satu hentakan!" bela Dessie.
Paman tersenyum kecut. Aku semakin merasa tidak tega. "Huh! Baiklah Anakku ini memang jagoan. Ya walaupun sedikit kelaki-lakian."
"Paman!" seruku sambil mencubit pinggangnya.
"Sudah ah ayo tiup lilinnya nanti keburu meleleh."
Aku ngangangguk,lalu ber-make a wish.
Ya tuhan,semoga SE adalah yang terbaik. Aku berjanji akan melindungi semua orang yang aku sayang. Paman,bibi,dan Dessie. Aku akan melindungi mereka jika ada Voester nanti. Lindungi aku.. Wuhhhh..
Aku pun meniup lilin,yang di sambut oleh tepuk tangan.
Dan seharian itu kami habiskan untuk makan dan bersenda gurau.
--------------------------------
"Ave,kau tidak lupa membawa semprotan cabai yang paman berikankan?"
"Iya paman,aku bawa 3 ko." ujarku pada paman. Paman mengatakan,aku harus membawa semprotan cabai kemana pun. Takut-takut ada yang mengerjaiku,aku tinggal menyemprotkan semprotan cabai itu. Memang ajaib pamanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Elements (Revisi)
Fantasy(17+) ROMANCE & FANTASY (Novel Fantasi dengan latar kehidupan sehari-hari di dunia modern dan berbahasa santai.) Bagaimana jadinya jika seorang gadis biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun seperti teman-teman sebayanya, tiba-tiba menjadi gadis ya...