37. MENYERAH

832 106 11
                                    

Aurel POV
Ahhh kenapa aku bodoh sekali sih, harusnya tadi saran Ebil aku dengar.. Aku harus hubungi Atta terlebih dahulu sekedar untuk pamit, kalau sudha begini kan repot jadinya
Aurell Aurell..

Selang beberapa lama, akhirnya panggilannya terhubung kepada Atta.

"Haloo sayanggg.."
ucap Aurel lembut

"Iyaa halo"
Jawab seorang wanita yang bicara pada panggilan tersebut

Aurel segera mengakhiri panggilannya. Ia terkejut mengapa panggilannya di angkat oleh seorang wanita? Agak samar ia mengenal suaranya tapi sepertinya bukan orang terdekat Atta.

Ahhh baru saja bertengkar beberapa menit yang lalu. Atta sudah berani meminta wanita lain mengangkat panggilannya.. Apa mungkin Atta ingin bicara langsung dengannya karena ingin mengenalkan pasangan barunya dan saat ia datang kerumah Mimi sepertinya benar dugaan Aurel, Atta ingin mengakhiri hubungan kami sebelum Aurel mengajak Atta mengenalkan hubungan mereka kepada Mimi

Tapi mengapa Atta bilang bahwa ia berjuang sendiri? Apa sih maksudnya Atta. Aurel selalu dibuat pusing dengan masalah Atta akhir-akhir ini..
Sudahlah ia tak mau lagi menghubungi Atta jika memang tidak Atta terlebih dahulu menjelaskan kepada dirinya

Sesampainya di Villa bali, Aurel berjalan masuk dengan wajah yang tak biasa keluarganya lihat.. Jarang sekali keluarga Aurel melihatnya bersedih ataupun menangis sehingga keluarganya cukup heran saat Aurel datang tanpa bersuara apapun selain mengucapkan salam

"Assalamualaikum"Ucap Aurel singkat kemudian menyalimi orangtua dan saudara dekatnya

"Walaikumsalam, sedih amat ka mukanya..  Macet bukan di jalan" Ashanty terheran melihat putrinya bereskpresi tak biasa

"Hemmm, ga kok lancar Alhamdulillah.." Jawab Aurel yang langsung merebahkan badannya di samping Ashanty

Seakan tau bahwa Aurel sedang mengalami hal yang sulit. Ashanty mengelus puncak kepala Aurel lembut

"Capekk yaa.. Bolak balik bali-jakarta, maaf yaa ka bunda belum bisa tinggal dijakarta dalam waktu dekat ini" Ucap Ashanty

"Gak kok bun bukan itu, gapapa kita di bali dulu aja.. Bunda dan adik-adik kan bisa lebih leluasa pergi kalau disini, di Jakarta lagi pandemi gini bingung juga kita ga bisa kemana-mana" Jawab Aurel justru menenangkan kekhawatiran Ashanty

"Makasih yaa ka, udah selalu mengerti keadaan keluarga.."

"Sama-sama bun, kakak naik ke atas yaa"

🍂
Hari demi hari Aurel lewati tanpa kabar pasti dari Atta. Dan selama itu pula semangat Aurel mulai berkurang, ia di bali lebih banyak berdiam diri dirumah. Setiap orangtuanya mengajak pergi lunch, sunsetan ataupun dinner.. Aurel selalu menolak, ia berharap ada kabar baik yang akan dirinya dapati dari Atta, tapi ternyata sampai hari ini tepat satu minggu Atta tak memberikan kabar apapun

Sepulang dari dinner, Ashanty berjalan menuju kamar Aurel tapi ternyata ia tak mendapati Aurel di kamarnya..
Ashanty mencari ke ruang olahraga, ruang moviepun tak ada, akhirnyaa saat Ashanty sedang menyimpan sepatu di rak dekat tangga ia melihat Aurel sedang duduk di balkon rooftop sendirian

"Kak.. "Ucap Ashanty sambil menepuk pundak Aurel dan mengagetkan lamunannya

"Ehh bun.. Udah pulang" Jawab Aurel

"Udah, baru aja.. Ngapain disini sendirian? Dingin loh"

"Gapapa bun, pengen aja duduk disini sambil liat lampu-lampu dari GWK"

"Sebetulnya ada apa sih ka? Sepulang kamu dari Jakarta kok keliatan ga bersemangat banget.. Di ajak pergi juga ga pernah mau, tumbenan.. Bukan kamu banget"

Bulung Buncis 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang