39. PERTANDA

950 109 30
                                    

🍂
Sesampainya di apartemen, Aurel dan Azriel masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat.

Saat baru saja Azriel merebahkan badannya di ranjang. Ponselnya berdering

Drrrrrrrrrttttt drrrrrrrrttttt
Thoriq's
Calling

"Halo bang Thor..." Ucap Azriel

.......................

"Kak... Bang Atta kak, kita harus segera ke rumah sakit sekarang" Teriak Azriel dari kamarnya menuju kamar Aurel

Aurel kaget mendengar ucapan Azriel.. Ia segera mengambil tas kecilnya dan pergi bersama Azriel ke rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit. Aurel dan Azriel segera menuju ruang ICU tempat Atta di rawat. Thoriq yang melihat kedua kaka beradik itu datang memberikan tersenyum tipis.

"Jadi apanya yang gerak Thor ?" Ucap Aurel melihat Atta yang masih ditangani dokter di dalam ruangan

"Tangannya berkali-kali gerak ka.. Bukan hanya itu matanya sesekali berusaha terbuka tapi seperti ada yang menahan" Ucap Thoriq dengan nada yang jauh lebih senang dari nada yang terakhir Aurel dapati siang tadi

"Alhamdulillah yaa Allah.." Ucap Azriel yang ikut senang melihat Atta sudah menunjukkan perkembangan yang baik

"Sayangg..  Aku disini, tunggu yaa sayangg" Aurel terus menatap Atta dari kaca ruang ICU

Tak lama dokter keluar dari ruangan Atta dan mencari wali dari Atta untuk bicara.

"Mas Thoriq? Walinya pak Atta?" Ucap dokter menghampiri Thoriq

"Iyaa dok, bagaimana keadaan kaka saya?" Ucap Thoriq terlihat lebih tenang

"Syukurr Alhamdulillah gerakan tangannya tadi seperti memberikan tanda kepada kita kalau perkembangan kondisinya lebih baik.. Saya lihat pak Atta juga seperti berusaha ingin membuka matanya tapi mungkin pak Atta masih menahan rasa sakit sehingga sulit untuk di buka, dari pihak keluarga sebaiknya terus ajak bicara dan suport pak Atta.. Saya percaya pak Atta kuat, sehingga dengan suport dari keluarga terdekatnya akan lebih cepat menyadarkan pak Atta" Ucap dokter

"Alhamdulillah..  Siap dok, kami keluarga akan terus ajak bicara dan suport bang Atta.. Terimakasih dokter" Thoriq terlihat lebih segar dari sebelumnya setelah mendengar ucapan dokter

"Sama-sama mas Thoriq.. Semoga pak Atta semakin membaik kondisinya"

"Apa saya boleh masuk dok?" Ucap Aurel yang sedari tadi mendengar pembicaraan Dokter dan Thoriq

"Silahkan mbak, tapi sebaiknya hanya satu orang saja.. Karena kondisi pak Atta masih belum stabil" Jawab dokter

Aurel menatap Thoriq bermaksud untuk meminta izin untuk masuk ke dalam menemui kakanya..

Thoriq membalasnya dengan senyuman dan harapan sebagai jawaban atas tatapan Aurel.
Aurel segera masuk ke dalam ruangan itu perlahan, ruangannya dingin.. Terlihat wajah Atta yang semakin kurus dan layu, hidung dan mulutnya ditutupi oleh alat bantu nafas, dada dan jarinya penuh dengan kabel-kabel yang menempel, belum lagi punggung tangannya tersuntik jarum yang mengalirkan cairan obat dan nutrisi agar masuk kedalam tubuhnya..

Hancuuurr rasanya Aurel melihat kondisi Atta saat ini. Walau ia tau sebetulnya kondisinya sudah membaik, tapi jujur ia tak sanggup melihat lelakinya terbaring lemah tak berdaya..
Aurel mulai mengelus lembut puncak kepala Atta, kemudian ia mencium keningnya begitu lama... Sampai tak sadar Air matanya jatuh ke wajah Atta, ia segera menghapus air matanya di wajah Atta kemudian duduk dan menggengam tangan Atta.

Bulung Buncis 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang