"Aku tahu apa yang akan aku lakukan." Hazel segera meninggalkan tempatnya sambil melangkahkan kakinya dengan sangat cepat.
"Eline, apa kau melihat Eiden dan Hazel?" Tanya Angel sambil membantu Eline untuk meletakkan ramuan-ramuan yang telah dibuat Eline kedalam gudang penyimpanan itu.
Dengan rasa penyesalannya itu, Eline menjawab pertanyaan yang seharusnya dia juga pertanyakan pada dirinya sendiri itu, "Itu dia kak. Eiden.... aku tidak tahu dimana. Tapi kalau kak Hazel, tadi dia hanya berpesan kalau kita tidak boleh satupun keluar dari markas ini. Namun, ketika aku menanyakan kak Hazel mau pergi kemana, kak Hazel tidak menjawabnya, kak. Aku juga bingung. Kak Hazel perginya terburu-buru tadi. Sepertinya kak Hazel mencium ada yang tidak beres diluar sana secara terdesak."
"Memangnya diluar sana ada bahaya apa sehingga dia tidak bisa memberitahukan kepada kita semua?" Tanya Angel dengan rasa kekesalannya itu.
"Hmm.... mungkin ___" tiba-tiba suara ketukan pintu memecah pikiran Eline sekaligus memisahkan mereka berdua.
"Siapa?" Tanya Angel sambil bersiap-siap untuk memasang kuda-kudanya itu, sedangkan Eline hanya bersembunyi dibalik tubuh Angel yang tinggi itu.
"Aku, Hazel. Cepatlah buka pintunya, Ngel." Teriak Hazel membuat sorotan mata mereka berdua saling memandang satu sama lainnya. Sejenak mereka berpikir, sekitar kurang lebih 5 menit, Angel membuka pintunya secara perlahan.
"Kalian lama sekali buka pintunya?" Ujar Hazel dengan napasnya yang masih tidak beraturan itu.
"Maaf kak. Kita kira musuh yang datang kemari." Jelas Eline dengan sejuta penyesalan diwajahnya itu.
"Apa kau mencium keberadaan musuh diluar sana? Lalu kenapa kau tidak menceritakannya kepada kami semua?" Tanya Angel dengan nada yang sulit ia kontrol karena kemarahan yang daritadi ia pendam.
"Sudahlah ini bukan saatnya untuk menanyakannya. Biar nanti aku akan menceritakan kepada kalian semua. Ini darurat. Sekarang, Angel ikutlah denganku. Kau harus membawaku kedimensi, tempat Eiden terjebak. Hanya kau yang bisa."
"Apa? Eiden terjebak di suatu dimensi? Tetapi dimensi itu banyak. Mungkin aku bisa membawamu kesana tetapi aku tidak mau kalau sampai kita terjebak ke dimensi lainnya gara-gara kita tidak tahu dimensi dimana ia berada."
"Sebentar. Biar aku berpikir sejenak. Sepertinya aku tahu dimana. Setiap dimensi memiliki khasnya masing-masing yang tidak dimiliki oleh dimensi lainnya. Kalau tidak salah, tempat itu seperti sebuah perangkap kematian yang mencoba untuk membunuh siapa saja yang terjebak kedalamnya dan aku juga melihat dinding-dinding yang besar dan nan kokoh. Setahuku, dinding-dinding itu digunakan untuk melihat setiap kehidupan manusia dan pergerakan-pergerakannya juga. Sepertinya Eiden berada di dimensi tiga dimana kematian yang paling menyiksa dan mematikan itu berada disana."
"Dimensi tiga? Apa kau yakin?" Tanya Angel sambil mengerutkan keningnya yang masih tidak yakin dengan omongan Hazel."
"Yah. Aku sangat yakin. Dan tidak ada satu orang pun yang bisa bertahan ditempat itu lebih dari 3 jam."
"Kita masih punya waktu 1.5 jam lagi. Ayo kita akan kesana sekarang." Belum sempat Eline membuka mulutnya untuk mengucapkan perpisahan, tetapi mereka melesat dengan sangat cepat sehingga sulit bagi Eline untuk mengetahui kearah mana mereka pergi. Hazel dan Angel berada didekat jurang. Angel memastikan bahwa dimensi 3 itu berada disana.
"Angel, apa kau yakin bahwa kita tidak akan mati kalau kita masuk dalam jurang ini?"
"Tentu saja. Ayo cepat. Kita tak punya banyak waktu."
"Baiklah." Selangkah demi selangkah mereka lalui dengan baik dan tiba saatnya langkah mereka berhenti. Mungkin jika satu langkah lagi mereka bergerak, mereka akan langsung terjatuh ke jurang itu. Ketakutan terbesit dalam hati mereka namun mereka berusaha untuk tetap fokus. Hazel memegang tangan Angel dengan sangat erat sambil mata mereka terpejam. Tak lama, mereka masuk dalam jurang itu. Beribu-ribu cahaya menyinari mereka dan terbawa dalam keheningan cahaya itu. Lalu, mereka masuk dalam dimensi tiga. Dunia yang penuh dengan misteri dan banyak yang bilang kalau siapapun yang sudah masuk disana, tidak ada satu orang pun yang bisa keluar dari tempat itu. Inilah takdir mereka yang membawa mereka kesana. Dan Hazel lah yang akan memastikan bahwa mereka akan kembali pulang nantinya apapun keadaan mereka. Hidup atau mati mereka, semua berada di tangan Hazel. Meskipun Hazel bukanlah seorang pengendali, melainkan seorang pengamat, namun kemampuannya itu tak kalah hebat darinya. Seorang pengendali yang mampu bisa mengendalikan semua kekuatan mereka dan jika si pengendali dan si pengamat bersatu, mungkin kekuatan mereka berdua akan bisa menghancurkan dunia iblis yang selama ini ditakutkan oleh manusia." Tetapi sayang sekali, Angel bukanlah si pengendali itu. Akankah Hazel berhasil menyelamatkan Eiden dan membawa mereka keluar dari tempat itu, tanpa adanya seorang pengendali disisi Hazel? Disinilah kemampuan Hazel diuji. To be continued.....
Sorry ya para readers actionx di chapter selanjutnya bukan di chapter ini... hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Angels Without Wings
FantasyCerita ini semuanya akan direvisi kembali. Dan mohon maaf kalau setelah direvisi, satu-persatu akan hilang. Dikarenakan cerita ini mau di kirim ke penerbit. Mohon maaf sebesar-besarnya. Dan terima kasih karena selama ini sudah setia membaca cerita i...