Perlahan Hazel membukakan pintu sambil tersenyum kearah laki-laki yang sekarang sedang dihadapannya itu. Seperti yang berada dipikiran Hazel salah satu diantara dua orang itu akan datang ke markasnya. Hazel menyambutnya dengan hangat seakan tahu apa tujuan laki-laki itu datang kesana.
"Kau pasti ingin bergabung dengan kami, bukan?" Tanya Hazel untuk memastikan apa yang dipikirkannya itu benar.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya laki-laki itu mendadak bingung.
"Aku sudah mencium keberadaanmu semenjak kau datang kemari." Ujar Hazel dengan keyakinannya yang membuat sepasang mata laki-laki itu memancarkan aroma kekaguman padanya.
"Sebenarnya aku pernah mendengar bahwa ditempat ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki kekuatan unik melebihi dari manusia biasa pada umumnya. Apa itu benar?"
"Tentu saja." Sela Eiden yang tiba-tiba saja datang karena penasaran orang yang sudah diprediksikan oleh Hazel itu.
"Tetapi sebelumnya apa kemampuan yang kau miliki?" Tanya Hazel penasaran diikuti dengan tatapan matanya yang mulai menyelidik dari ujung rambut hingga kaki laki-laki tersebut.
"Hmmm... perkenalkan namaku Coke Davin. Kalian bisa memanggilku Coke. Sebenarnya aku tak memiliki kekuatan-kekuatan supranatural tetapi setidaknya aku memiliki otak yang cerdas bahkan kalian pasti bangga karena dengan umurku yang sekarang ini aku masih bisa melatih otakku dengan baik. Dan aku yakin aku pasti bisa masuk dalam kelompok pelindung ini." Jelas Coke yang mulai menyombongkan dirinya itu. Tentu saja dua pasang mata itu kini hanya memandang sambil mendengus kesal kearahnya. "Dia pikir dia siapa seenaknya, hanya berpikir bisa mengandalkan otak saja? Apa dia pura-pura tidak tahu atau memang dia benar-benar tidak tahu bahwa yang dihadapinya itu bukanlah manusia tetapi iblis dari kelas penyihir?" Batin Eiden sambil menatap tajam kearah laki-laki itu. Hazel hanya bisa menenangkannya meskipun Eiden tak menyadari akan kode yang diberikan oleh Hazel padanya itu.
"Maaf. Semuanya disini bukanlah orang yang bodoh. Kami semua memiliki otak yang cerdas bahkan saking cerdasnya kami, kami tidak begitu mudahnya hanya mengandalkan otak saja. Disini itu butuh keberanian, tanggung jawab yang besar, dan sikap saling penyayang terutama untuk menolong kita-kita yang sedang terluka. Kalau kau hanya kemari memamerkan isi otakmu saja, lebih baik pulanglah. Kami tidak menerima orang yang sombong sepertimu." Tegas Hazel dengan diikuti dengan wajah seriusnya itu. Ada sekelebat ekspresi kecewa sekaligus marah dibalik wajah sombong itu.
"Jadi kalian mengusirku? Apa kalian tidak tahu bahwa kalian tidak akan bisa bekerja tanpaku? Aku yakin kalau kalian hanya bisa memandang rendah orang saja. Apa kalian tidak berpikir bahwa kalian akan terlihat seperti orang bodoh jika menolak aku yang memiliki otak yang cerdas seperti ini. Dan aku yakin bahwa kemampuan kalian itu tidak sebanding dengan apa yang tersirat diwajah kalian." Timpalnya yang menyisakan segenggam kemarahan diwajah mereka berdua. Apalagi Hazel. Wajahnya sudah mulai geram. Alisnya terangkat. Sepertinya baru saja Coke telah membangunkan singa yang sedang tertidur itu.
"KAU. KELUAR! BAHKAN KAMI TIDAK MEMBUTUHKAN ORANG SOMBONG SEPERTIMU DISINI!" Teriak Hazel yang membuat bulu kuduk Eiden mulai merinding. "Aduh gawat nih. Kalau dibiarin seperti ini terus, bisa bisa tempat ini akan rubuh." Batin Eiden sembari ia mengetahui bahwa Hazel memiliki temperamen yang buruk apalagi ia masih mengingat kejadian tempo hari dulu dimana Hazel sangat marah ketika beberapa orang menghina keberadaannya, Eline, dan juga Eiden bahkan mereka sempat dibilang kalau mereka adalah kutukan yang tak seharusnya dilahirkan didunia ini. Eiden masih sangat jelas mengingat kemarahan diwajah Hazel. Tak lama, seperti ada badai mengelilingi tempat mereka dan saat itulah orang-orang yang menghinanya satu-persatu melayang entah kemana mereka pergi bahkan tak ada tanda-tanda kehadiran orang-orang itu. Dan sekarang dihadapan Eiden adalah sesosok yang sama dengan laki-laki tempo hari dulu. Ia menatap ngeri kearah temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Angels Without Wings
FantasyCerita ini semuanya akan direvisi kembali. Dan mohon maaf kalau setelah direvisi, satu-persatu akan hilang. Dikarenakan cerita ini mau di kirim ke penerbit. Mohon maaf sebesar-besarnya. Dan terima kasih karena selama ini sudah setia membaca cerita i...