"Ravanni!"
"Ternyata ini yang kau lakukan, Alex! Tidak. Maksudku Michael Aloha."
"Kau terlalu gegabah. Bagaimana kalau Luminous tahu bahwa kau itu adalah kakaknya Naziel." Lanjut Ravanni.
"Aku selama ini selalu menahannya hingga saat ini aku tak mampu melihat dia lemah seperti ini."
"Aku tahu. Tetapi tindakanmu itu sangat berbahaya, Michael. Kau tahu, kau bisa menghancurkan rencana kita semuanya bahkan aku tak berharap akan bisa membantumu menghadapinya."
"Cih. Kau bicara seakan-akan aku hanyalah sebuah pion untukmu bahkan aku tak mengharapkan bantuanmu sedikitpun. Selama ini aku bisa hidup itu karena usahaku sendiri dan juga kakekku yang menolongku. Kau hanya membantu menyembunyikan identitasku sebenarnya bukan yang lainnya."
"Jadi, kau harap bahwa aku akan membeberkan semuanya padanya? Begitu maksudmu?"
"Coba saja kalau kau berani. Apa bisa seekor harimau kehilangan kakinya agar bisa berlari?"
"Kau mencoba mengancamku? Kau bahkan tak lebih dari katak dalam tempurung, yang tak bisa melakukan apa-apa."
"Jadi menurutmu, aku tak bisa berbuat apa-apa, sementara aku tahu apa yang telah kau lakukan?"
"Apa maksudmu?"
"Kau sengaja membuka pintu bawah tanah, kan supaya banyak orang mengira bahwa itu adalah perbuatan dari Luminous? Memangnya aku tak tahu, kau telah bertindak sejauh mana?"
"Huh!? Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau hanya bisa menggertakku saja."
"Kau mau mencobanya? Baiklah akan kutunjukkan padamu." Mata Michael terpejam, lalu ia membukanya kembali. Dia menatap tepat pada kedua mata Ravanni. Dengan sekilas, tubuh Ravanni melayang bahkan ia bisa merasakan sakit yang luar biasa seperti lehernya sedang dicekik. Tak hanya itu saja, tiba-tiba darah merembes keluar dari tubuhnya. Seringai muncul dibibir Michael sambil ia melepaskan Ravanni. Dan didapatlah Rivanni yang terbaring dengan wajah yang pucat, namun kesadarannya masih tetap utuh.
"Kau jangan pernah main-main denganku, Ravanni. Kalau tidak, aku akan benar-benar membunuhmu. Karena aku masih berbaik hati, maka aku melepaskanmu. Jika kau mengatakan sesuatu yang merendahkanku lagi, aku tidak akan pernah segan-segan untuk membunuhmu. Kau mengerti?" Seringai kembali muncul di bibir lelaki itu.
"Cih."
"Kau terlalu kejam, nak. Jangan berbuat begitu. Maafkan atas tindakan cucuku yang bodoh ini, Ravanni." Kakek Michael tiba-tiba datang bahkan ia tak segan-segan untuk menundukkan kepalanya kearah Ravanni.
"Kakek! Kakek tidak perlu melakukan hal ini padanya!" Michael tidak terima atas sikap kakeknya yang membela perempuan yang sudah jelas-jelas merendahkannya itu.
"Diam kau, Michael! Lebih baik kau urus saja adikmu! Biar Kakek yang mengurusnya."
"Baiklah." Jawab Michael sambil mendengus kesal kearah Kakeknya. Kakek Michael membawa Ravanni dan pergi dari kamar Michael. Sedangkan Michael mencari selimut untuk menutupi tubuh adiknya yang masih terlihat lemah itu.
"Kau pasti kedinginan, Nana." Sembari Michael mengecup puncak rambut Naziel dengan lembut. Sebenarnya Nana itu adalah nama kecil dari Naziel yang diberikan oleh kakaknya sebagai rasa kasih sayang yang sangat tinggi.
"Kau harus kuat. Kakak akan selalu ada disisimu. Menemanimu, menjagamu, bahkan melindungimu seperti dulu." Pikiran Michael berubah, ia mengingat betapa sayangnya dia kepada adiknya itu bahkan ketika dulu, dia selalu menemani Naziel ketika Naziel sendirian, ketika kedua orang tuanya sibuk membuat eksperimen mengingat bahwa ayahnya adalah seorang professor meskipun ayahnya adalah iblis tetapi tugasnya bukan untuk melukai manusia, tetapi membuat ramuan untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik itu bukan manusia atau manusia sendiri. Yah, sebenarnya ayahnya dulu sebelum menikah dan sebelum mengenal ibunya, ayahnya itu sifatnya mirip seperti Luminous, tetapi semenjak bertemu dengan ibunya, Ayahnya tak lagi memiliki sifat serakah dan jahat bahkan bisa dibilang hanya ibunya lah yang mampu melunakkan hati, jiwa, dan pikiran ayahnya. Itu semua, ibunya yang menceritakan. Michael tersenyum kearah Naziel yang sedang terbaring. Ia mengenggam kedua tangan Naziel dengan hangat.
"Maafkan kakakmu yang bodoh ini." Michael meneteskan air matanya. Yah, dari sesosok Michael yang terlihat kejam dimata orang lain, tetapi hatinya akan lunak bahkan rapuh jika berhubungan dengan adiknya, Naziel. Tak lama, matanya berubah menjadi merah dan mengeluarkan cahaya yang menembus kedalam tubuh gadis itu, Naziel.
"Seraplah kekuatan ini, Nana. Biarkan tubuhmu mengambil semua alih energi yang kakak berikan padamu." Tak lama, kekuatan itu cepat diserap dengan baik kedalam tubuh Naziel.
"Bagus. Itu baru adik kakak." Michael berhenti dari aksinya yang dia yakini kekuatannya sudah lebih dari cukup untuk memberikan energi untuk adiknya.
"Eureka! Kemarilah!" Panggil Michael. Dan tak lama, sesosok Eureka telah muncul melalui kilatan cahaya yang telah hadir di kamar Michael tersebut.
"Ada apa tuanku memanggilku?" Eureka menampakkan batang hidungnya bahkan ia tak lupa untuk menundukkan kepalanya, memberika rasa hormat terhadap tuannya itu.
"Tolong jaga gadis ini. Jangan sampai ada satupun yang berani melukainya ataupun menyakitinya. Jika dia sadar, kau bisa memanggilku. Aku akan pergi ke suatu tempat."Michael kembali mengingat akan perempuan yang bernama Gracia Ignovard itu.
"Baik tuanku." Jawab Eureka dengan cepat. Lalu, tak lama, Michael menghilang dari hadapan Eureka. Mata Eureka terbelalak lebar, saat ia tahu siapa yang tengah terbaring disampingnya.
"Gadis ini...."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Angels Without Wings
FantasyCerita ini semuanya akan direvisi kembali. Dan mohon maaf kalau setelah direvisi, satu-persatu akan hilang. Dikarenakan cerita ini mau di kirim ke penerbit. Mohon maaf sebesar-besarnya. Dan terima kasih karena selama ini sudah setia membaca cerita i...