Epilog

2.9K 153 14
                                    

Mata Hazel kembali terbuka. Disusul dengan Eiden, Angel, Mark, Eline, dan Coke. Lalu bagaimana dengan Naziel? Gadis itu masih terkapar. Ada ribuan rasa khawatir didiri Hazel dan lainnya. Hazel membelai rambut Naziel dengan sayang sambil meletakkan kepala Naziel dipangkuannya. Sedangkan Alena masih tak percaya apa yang dilihatnya. Ia sendiri khawatir dengan keadaan Naziel, tetapi disisi lain, ia tak mau berkhianat pada ayahnya sendiri dan kehilangan ayahnya. Perlahan, air matanya turun, dadanya sesak, serta pikirannya kacau.

"Bangun, sayang." Lirih Hazel.

Fernando yang daritadi senyum. Saat ini, senyuman itu mendadak hilang. Ia khawatir dengan keadaan Naziel meskipun tak tampak dibalik wajah beringasnya. Ikatan fernando dan Ravanni sudah terlepas begitu saja semenjak Luminous tak berdaya. Luminous yang lemah dan penuh luka, pasti berpikir sudah mati. Tetapi apa dia benar-benar sudah mati? Kenyataannya tidak. Dia masih punya sisa tenaga. Iblis seperti dia mana mungkin sangat mudah dikalahkan. Dia berdiri menatap orang-orang yang dihadapannya yang kini berada disekitar Naziel. Karena punya kesempatan, ia menggunakan kekuatan dari seluruh tenaganya untuk membunuh mereka.

"Aku harus menggunakan kekuatan special ku!" Desis Luminous dalam hati.

Dengan mata yang terpejam, aura disana berubah menjadi lebih pekat. Sebenarnya apa yang dia lakukan?

"Jiwa-jiwa pemikat, ijinkan aku untuk memanggilmu dalam mengikat semua kekuatan dunia ini. Hapuslah dalam semua kegelapan yang tak terbendung. Menjadi dunia yang kejam dan jahat. Aku adalah Raja Iblis Luminous menyatukan tubuh dan jiwaku untuk bersamamu dalam sihir yang akan terus menenggelamkan dunia ini!" Luminous mengucapkan mantranya dalam hati.

Dalam hitungan detik, tubuh dan jiwa Luminous bersatu kedalam roh-roh iblis jahat yang lainnya didunia ini. Membuat sekumpulan kekuatan jahat yang amat dahsyat bersama roh-roh iblis lainnya bahkan lebih hebat dari yang tadi. Kekuatan-kekuatan itu sudah terpaten sempurna dan siap melahap siapapun didepan mereka.

"Awas!" Teriak Ravanni yang sadar akan ada bahaya besar.

"Sial!" Dia masih hidup rupanya!" Pekik Fernando tak percaya.

Hazel menggendong Naziel agar jauh dari pancaran kekuatan itu. Namun seketika itu juga, tubuh Naziel melayang dalam keadaan terlentang. Membuat semuanya bingung sekaligus cemas.

"Nana!" Itu bahaya." Teriak Michael.

Mata Naziel tetap tertutup bersamaan dengan kalung yang bertengger manis di lehernya mendadak bersinar terang dan terlepas dari sarangnya. Sinar kalung itu menyinari tubuh Naziel hingga terserap ikut masuk kedalam tubuhnya. Sedangkan kekuatan jahat itu berjalan kearah Naziel. Apa yang terjadi? Apakah Naziel akan mati?

"Oh tidak! Aku harus melakukan sesuatu!" Ujar Michael, namun usaha itu ditahan oleh kakeknya.

"Kenapa kakek menahanku?"

"Buang amarahmu! Lihatlah!"

"Kekuatan busuk itu telah menelan energi Naziel, kek!"

"Tidak! Kau lupa dia itu si pengendali. Justru dia berusaha mengendalikan kekuatan-kekuatan itu yang menyerangnya dalam keadaan terbaring seperti itu.

"Eh?"

Benar dugaan Fernando! Mereka sedang bertarung. Namun, seketika itu, mata Naziel bangun, namun kekuatan iblisnya telah mengendalikannya.

"Aaaaaaaaa...." Teriak Naziel panjang lebar seperti suara lengkingannya setajam pisau membuat semua orang menutup telinganya jika tidak mau mati. Energi itu, dihisapnya secara perlahan dengan Naziel tanpa sisa. Tubuh Naziel kini berada dibawah, namun matanya terus menghitam. Itulah resikonya jika seluruh kekuatan iblisnya telah menguasai tubuh dan jiwanya. Melihat hal itu, Hazel memeluknya sambil membelai rambut Naziel dengan lembut.

Seven Angels Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang