Moon 11

4 0 0
                                    

Vote, komen, share🤧

Koreksi typo^^



.

.

.


————

Moon 11

————


.

.

.

🌚

"Amar!!" panggil gadis dengan pakaian lusuh.

Laki-laki yang dipanggil menoleh. Menghampiri gadis itu.

"April!!" serunya ketika berlari. Dia kurang awas, hingga kakinya terperosok dan jatuh.

Gadis lusuh itu menghampiri. "Matakna tong sok lulumpatan!"

(Makannya jangan lari-lari!)

"Da sieun ditinggalkeun!" seru Amar yang menahan tangis karena jika ia menangis, April akan mengejeknya anak cengeng.

(Soalnya takut ditinggalin.)

"Hayu, tatih!" April membantu Amar berdiri. Dia menopang tangan Amar yang lurus di bahunya.

(Ayo, berdiri!)

"Loba èmam geura, mèh jangkung! Mèni pèndek!" ejek April.

(Makannya banyak makan, biar tinggi! Pendek banget!"

Usia Amar tiga tahun diatas April. Tapi tubuhnya kecil dan jarang ditemani. Sekalinya dapat teman, mereka memanfaatkan Amar untuk berbuat nakal atau menjahili.

Tapi dengan April, dia diperlakukan sama. Entahlah, apakah itu karena selama ini nasib mereka sama? Sama-sama kesepian. Amar karena tubuhnya, dan April karena status sebatang kara-nya.

"April?" tanya Amar ketika mereka sampai di saung sawah.

"Kah?"

(Apa?)

"Ngadamèl janji, yu?"

(Buat janji, yuk?)

"Janji naon?"

(Janji apa?)

"Urang kieu saterasna! Dugika maot anu misahkeun."

(Kita gini seterusnya! Sampai maut memisahkan)

"Jang naon?"

(Buat apa?)

"Teu jang nanaon. Naha emang April teu hoyong jantèn rèrèncangan Amar dugi ka maot misahkeun?"

(Bukan buat apa-apa. Emangnya April nggak mau jadi teman Amar sampai maut memisahkan?)

April terlihat berfikir. "Nya. April janji moal ninggalkeun Amar, bakal nyampeurkeun ka Amar. Arurang babarèngan dugi ka maot misahkeun."

BULAN✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang