Vote, komen dan share yaa✨😁
Koreksi typo juga janlup😚
.
.
.
————
Moon 10
————
.
.
.
🌚
Hari ketiga mengajari Marc yang ternyata super aktif dalam bertanya. Bahkan apa yang telah dipelajari di praktekkan langsung. Pada siapa saja yang dia temui. Terkadang jika ikut ke sawah dia menyapa semua orang dengan 'wilujeng enjing' padahal hari sudah sore. Membuat orang-orang bereaksi menahan tawa atau mengerutkan kening karena mungkin berfikir Marc ini orang gila.
Hari pertama dia merengek karena bahasa sunda sangat banyak. Terlebih digunakan berdasarkan; pada siapa kita bicara. Membuat laki-laki itu menyerah bahkan marah pada April. Tapi akhirnya dia juga yang minta maaf. Karena melihat April yang sangat ramah jika berbahasa Sunda pada orang lain, Marc berfikir jika ia menggunakan bahasa itu, April akan ramah padanya. Setidaknya sedikit juga tidak apa-apa.
April sih, bodoamat ketika Marc marah. Toh, dia mengajarkan Marc juga sukarela. Jadi, dia bisa atau tidak.. bukan urusannya. Yang terpenting dia sudah menjalankan amanah. Dan.. Marc selalu mengikutinya kemanapun. Kecuali ke rumah April. Marc takut di grebek warga. Bahkan Marc membuat buku laporan bahwa dia telah mempraktekkan apa yang telah dipelajari. Ada-ada saja.
Beberapa kali Mei datang kesini. Apalagi kerjaannya kalau bukan menggoda Marc? Lelaki itu juga terlihat senang dengan kedatangan Mei. Setidaknya itulah menurut tangkapan mata April. Bahkan, beberapa kali Mei memberitahu kosa kata baru pada Marc. Cih, padahal sama Mei aja belajarnya, gak usah dengan dia!
Kini, kosa kata lelaki itu untuk menyebut dirinya sudah berubah sejak awal dia diajarkan. Dia bahkan menanyakan kata pengganti 'gue' dengan yang terkesan segan dan anti-mainstream.
April menyarankan beberapa kata. Tapi, Marc menolak. Malah bertanya pada Topan jika sedang marah, orang menyebut dirinya apa? Dan Topan menjawab; aing. Alhasil, begitulah..
"April!" panggil Marc. Pagi ini mereka ada acara senam ibu hamil di teras. Menemani Etha senam.
"Naon?"
Marc mendekat. Wajahnya dibuat sedih. "Kok; naon? Kan April nu bilang kalau ngejawab orang buat perempuan itu; kah. Bukan; naon."
April memutar bola mata malas. Ini masih pagi dan kenapa anak ini muncul? Padahal seingatnya April tidak mengajak Marc untuk senam ibu hamil.
"Terus hayangna kumaha?" tanya April, ketus.
"Kenapa sih, judes banget? Kalau jawab aing gak ketus ya sarkas, sinis. Aing salah apa, ka anjeun.. Pril?"
"Lo itu—"
"Hiks.. hiks.. Teh April.."
Keduanya menoleh ke asal suara. Wajah April memucat, khawatir. Ia melangkah cepat menangkap badan Etha yang hampir roboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN✅
RandomBIASAKAN FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU✨ PLAGIAT tolong sadar diri..meniru karya orang lain nggak membuatmu menjadi lebih baik. CERITA INI REAL 100% DARI IMAJINASI SAYA! KALAU KALIAN MENEMUKAN CERITA YANG BERBAU-BAU SEPERTI CERITA SAYA, TOLONG...