BULAN✅

Moon 17

Membuat orang bahagia itu pahala. Dengan vote komen dan share.. apalagi koreksi typo.. kamu udah bikin satu anak manusia ini bahagia😁

Yuk, vote dan komen. Share juga boleh😊

Koreksi typo yaaa^^

.

.

.

————

Moon 17

————

.

.

.

🌚

April baru selesai mandi. Dia menggosok rambutnya dengan handuk. Untunglah pagi ini ia punya makanan cepat saji. Tinggal masuk ke oven, lalu matang.

Kemarin Andre sempat melakukan video call dengannya lewat hp Topan. Lelaki itu membujuk April untuk kembali. Namun, entah kenapa ia tidak ingin pergi dari sini. Alhasil, Andre misuh-misuh lagi.

Drrrt drrt drrt..

Ponsel April menyala. Sengaja mode senyap karena ini masih pagi dan tidak mau mendengar suara berisik apapun.

Satu nama tertera di layar: Kak Febi.

Meski sedikit bingung, April mengangkat panggilan itu.

"Halo, kak?"

"Halo, Pril? Lo sehat?"

"Sehat, Alhamdulillah. Kenapa?"

Febi terdengar menghela nafas diujung sana. Entah resah atau lega, semua itu membingungkan.

"Marc ada, kan sama lo?"

Kening April berkerut. "Ada. Kenapa emangnya?"

"Dia gak bales wa, sms bahkan email gue! Telfon juga banyaknya di reject! Udah seminggu. Dia ada disana, kan?" Nada bicara Febi terdengar resah kali ini.

"A-ada. Bentar aku cek dulu. Kakak jangan matiin dulu."

"Hm."

April membuka pintu rumah. Ia menghampri kost-an Marc. Mengetuknya pelan.

"Marc! Bby!" serunya.

"Lo panggil dia apa?" Febi terdengar kaget.

"Em.. itu.."

Pintu kost-an Marc terbuka. "Apa, sayang?" katanya.

"Em, nggak. Anu.. em.."

Kening Marc berkerut.

"Em.. mau sarapan bareng, nggak? Beliin kupat di perempatan, dong!" April nyengir.

Marc memperdalam kerutan keningnya. Namun tetap mengangguk. "Pake pedes gak?"

"Iya."

"Aing ganti baju dulu. Kamu tunggu di beranda. Ya?"

April mengangguk, lalu berjalan dan masuk ke rumah. Begitu pintu di tutup, Febi langsung meledak.