Part 23 - Dia aneh!

981 179 4
                                    


"Marshmallow, roti, susu almond."

Setelah meletakkannya dihadapan Ila, seperti biasa Jay langsung duduk di sebelah Ila. Gadis berambut panjang itu menatapnya dengan alis terangkat.

"Ini hari jumat, waktunya bersedekah," jelas Jay. Ila meraih bungkus marshmallow. Membukanya, tapi tangan Jay lebih dulu meraih isi dari bungkus tersebut.

Kemana Bondan? Bondan sekarang kalo denger bel istirahat bunyi auto keluar kelas. Cowok itu sudah peka kalau setiap hari Jay bakal dateng untuk nyamperin Ila. Daripada nanti diusir, lebih baik keluar duluan.

Jay memperhatikan Ila yang sedari tadi hanya fokus pada ponselnya. Ia jadi penasaran apa yang sedang ditonton gadis itu. Jay menarik earphone sebelah kiri Ila dan memasangkan ke telinganya. Namun sedetik kemudian, ia langsung melemparkan earphone tersebut.

"Anjir! Itu lagu apasih? Bikin sakit telinga aja!" seru Jay. Ia mengusap-usap telinganya.

Ila yang merasa terganggu menatapnya tajam. Gadis itu sedang menonton video fancam biasnya dengan volume yang cukup keras.

"Bisa diem gak, ganggu aja lo!" Kesal Ila.

Bukan Jay namanya kalau di suruh diam langsung nurut. Melihat Ila menunjukkan raut kesalnya, Jay semakin ingin mengganggunya.

Kini tangannya terulur ke rambut panjang Ila yang selalu tergerai. Mengibas-ngibaskan rambut Ila dan memainkannya. Rambutnya bagus, tapi kok bau mawar?

"Lo kalo shampoan pake deterjen ya? Rambut lo kayak keset," dusta cowok itu, sengaja ingin memancing amarah Ila.

"Apa lo bilang? rambut gue kayak keset? Makan nih keset!" sungut Ila yang merasa kesal. Gadis itu mengepalkan tangannya hendak melayangkan tinjuan ke wajah Jay. Belum sempat mendaratkan tinjuannya, kini gadis itu malah dibuat tak berkutik karena perlakuan tiba-tiba dari Jay. Kepalan tangan Ila tertahan saat Jay merapikan rambutnya dan menyelipkan ke belakang telinganya.

"Apa?" tangan Jay masih saja memegang rambut Ila.

Ila langsung menurunkan kepalan tangannya. Mengerjapkan mata, jadi salah tingkah.

"Ekhem! Ekhem! dunia hanya milik berdua, yang lain di suruh imigrasi," kelakar Miko, salah satu murid 11 IPA 2 yang sedari tadi ada di kelas dan menyaksikan keuwuan Ila dan Jay.

Dan sekarang beberapa murid yang ada dikelas jadi memperhatikan mereka berdua. Ledekan pun mulai terlontar.

"Jay, lo aneh!"

"Apanya yang aneh? Gue tetep ganteng seperti biasa."

Ila membuang nafasnya kasar. Susah ngomong sama orang yang punya level kepedean tinggi. Untung ganteng beneran. Eh!

"Sikap lo yang aneh! Kenapa lo tiba-tiba kaya gini ke gue?"

"Gue juga gatau. Gue cuma ngelakuin apa yang gue mau."


***
Baru saja ia mendudukkan diri dibangkunya. Ila dibuat tersadar dengan ketidak beradaan tasnya. Terakhir sebelum ia meninggalkan kelas  menuju laboratorium, tasnya masih tergeletak di atas meja.

"Bon, tas gue Ilang!"

Bondan melebarkan matanya. Langsung bergerak membantu Ila mengelilingi kelas untuk mencari tas Ila. Meraka juga menanyakan kepada teman-teman kelas. Namun tidak ada satupun yang tau.

Hari ini waktunya mengumpulkan PR fisika, dan buku PR itu ada ditasnya. Ila harus mencari keberadaan tasnya karena tidak ingin nilainya kosong.

"Bilang ke bu Erna, mungkin gue telat masuk kelas. Gue harus nyari tas gue, Bon," pamitnya pada Bondan, Ila bergegas keluar kelasnya.

Saat menyusuri koridor IPA, ia berpapasan dengan salah satu OB yang sedang menenteng sebuah tas. Itu mirip dengan tas miliknya. Setelah Ila amati, memang benar kalau itu adalah tas miliknya. Ila pun segera menghampiri OB tersebut.

"Loh, pak. Inikan tas saya. Kok bisa ada di bapak?" Tanya Ila.

"Oh, jadi ini tasnya neng? Tadi saya nemuin ini di ember bekas air pel,"sahut bapak OB tersebut. Ila langsung meraih tasnya. Dan benar saja, tas nya basah kuyup juga bau.

"Makasih ya pak, kalo gitu saya pergi dulu."

Setelah mendapat anggukan dari bapak OB itu, Ila langsung berlari. Bukan menuju kelas, tapi ia berlari ke rooftop sambil menahan rasa sesak di dadanya.


***

"Siapa yang tega ngelakuin ini ke gue? Salah gue apa?!" gerutunya sambil mengeluarkan semua barang-barang dari tasnya. Ila menjemur buku-bukunya yang basah dibawah terik matahari. Ila berjongkok sambil menatap miris kearah barang-barangnya. Apa hari ini ia bolos saja? Kalau harus menunggu tasnya sampai kering, itu bisa menghabiskan waktu cukup lama.

"Lo ngapain disini?"

Ila mendongak, Jay berdiri disampingnya. Entah sejak kapan cowok itu ada disini. Dan bisa dipastikan kalau Jay ada disini, berarti cowok itu sedang bolos.

"Lagi ngejemur tas sama buku," ketus Ila.

"Kenapa bisa basah kuyup gitu?" tanya Jay. Kini jadi ikut berjongkok disamping Ila.

"Ngga tau, pasti ada yang ngerjain gue. Atau jangan-jangan ini kerjaan lo? " tukas Ila.

Jay melihat Ila menggembungkan pipinya sebal. Wajahnya memerah, matanya juga sedikit berkaca-kaca. Jay jadi tak tega melihatnya.

"Dari pada nuduh gue tapi gak punya bukti, mending lo balik ke kelas sana!" Meski sedikit tak terima karena sudah di tuduh, tapi Jay tak tega jika Ila sampai bolos lagi.

"Gamau. Barang-barang gue belum kering, ntar kalo gue tinggal terus ilang gimana?" Memang tak ada barang yang sangat berharga. Namun jika buku-bukunya hilang, itu bisa membuat Ila repot karena harus membeli yang baru.

"Gue yang bakal jagain barang-barang lo. Udah sana keburu gue berubah pikiran." Jay menyakinkan Ila agar gadis itu segera kembali ke kelasnya.

Ila langsung berdiri, meraih buku PR fisika yang setengah kering lalu menatap kerah Jay. Mungkin sekarang cowok itu sedang mode anak mimi peri.

"Jay, makasih. Gue titip barang-barang gue ya," pamit Ila.

Ini bukan ulahnya. Lagi pula Jay sudah tidak ada niat lagi untuk mengerjai gadis itu. Jay mengendikkan bahunya, nanti saja mencari pelaku sebenarnya. Tugasnya sekarang adalah menunggu tas dan buku-buku Ila sampai kering. Jay melepaskan kedua sepatunya dan meletakkannya diatas buku Ila agar tidak terbang tertiup angin.



Sementara Ila dengan terburu-buru menuruni tangga. Mungkin sudah hampir 30 menit lamanya ia meninggalkan kelas. Sialnya saat tinggal 2 tangga lagi, ia jatuh tersungkur karena tersandung kaki sendiri. Kakinya sakit karena terkilir, ia tidak bisa berdiri sekarang.

Ila melihat di depannya ada 3 orang cewek yang datang menghampirinya. Awalnya Ila pikir mereka akan membantunya, tapi salah. Mereka hanya melewati Ila dan Salah satu dari mereka dengan sengaja menginjak tangan Ila, lalu pergi begitu saja. Ila tidak mengenali mereka, gadis itu hanya bisa meringis merasakan sakit di tangan dan kakinya.

"Ila! Kenapa lo tiduran disini?" Tanya seseorang yang datang dan membantu Ila. Orang tersebut langsung membawa Ila ke UKS.

"Samudra, makasih ya udah nolongin gue."

-tbc-


Sengaja triple update mulu. Maunya sih langsung gas aja biar cepet end.

Hehe...  gimana?

Voment ngab!

Similar (?) | Jay Enhypen✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang