"Mami......., " teriak Jay sambil menuruni tangga dengan membawa sepatu hitamnya yang cuma sebelah.
"Heh! gak usah teriak-teriak, ini bukan hutan," sahut Juan, juga ikut berteriak.
"Apasih kok jadi teriak semua?" tanya mami, menatap satu persatu anak lelakinya.
"Sepatu Abang ilang, ini cuma ada sebelah." Jay mengadu, memperlihatkan sepatunya yang tinggal sebelah ke maminya.
"Ih, kok bisa....??? ini kan sepatu yang mami beliin di Jerman."
Jay hanya mengendikkan bahunya, ia juga tidak tau bagaimana sepatunya bisa hilang. Itu salah satu sepatu favoritnya.
Sementara Juan dan Daniel saling pandang. Daniel menyenggol lengan Juan dan berbisik. "Kita berangkat sekarang yuk, keburu ketahuan."
Juan segera meletakkan telunjuknya di bibir. "Ssttt kalo bisik jangan keras-keras, yaudah yuk."
Keduanya terkekeh, lalu segera berpamitan untuk berangkat sekolah.
"Tunggu disini dulu ya, Bang. Mami cariin sepatu kamu yang lain."
Jay mendengus, ia menatap ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.45. Sudah 15 menit, tapi maminya belum kembali membawakannya sepatu. Hari ini upacara, dan sudah dipastikan kalau ia akan terlambat.
"Pake ini, Mami nemunya cuma ini." Mami yang datang menyodorkan sepasang sepatu warna kuning.
Jay mengernyit. "Mi, inikan hari senin. Mana boleh pake sepatu warna-warni."
"Udah pake itu aja, keburu telat kamunya."
Jay mendecak, mau tak mau memakai sepatu tersebut dan berangkat sekolah.
***
Benar saja, pintu gerbang sekolahnya sudah ditutup dan terdapat beberapa anak yang terlambat serta anak OSIS disana.
Jay menghela napas, lalu berdiri di depan gerbang bergabung dengan anak-anak yang terlambat itu. Ia harus menunggu sampai upacara selesai untuk bisa masuk ke sekolah.
Setelah 45 menit menunggu,akhirnya upacara sudah selesai. Jay melangkah memasuki area sekolahnya dengan santai. Namun salah satu anak OSIS menahannya.
"Apa?" tanya Jay ketus.
"Lo taukan peraturan hari senin?" tanya Yuris, anak OSIS yang menahannya.
Jay melepaskan kedua sepatunya, dan memberikannya pada Yuris. Setelah itu ia berlari ke kelasnya dengan hanya memakai kaos kaki.
"Permisi, maaf Pak saya terlambat," ucap Jay kepada Pak Ali yang sedang mengajar di kelasnya.
"Wijaya Brian Agung! kamu tau kan kalo ke sekolah itu harus berpakaian rapi dan memakai sepatu. Mana sepatu kamu?" tanya Pak Ali, saat melihat Jay hanya memakai kaos kaki tanpa sepatu.
"Sepatu saya disita anak OSIS, Pak," terang Jay.
Pak Ali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yaudah kalo gitu, kamu diluar saja ya. Masuknya nanti pas jam ketiga saja." Lalu Pak Ali menutup pintu kelas 11 IPS 1 begitu saja.
Jay melongo, itu tandanya ia tidak boleh mengikuti jam pelajaran Pak Ali.
Jay meraih ponsel di saku celananya, menyenderkan punggung di depan pintu kelas sambil mengetikkan sebuah pesan.
Jake
Pinjemin sandal!
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar (?) | Jay Enhypen✅
Fanfic[Revisi] Terus..kalo dia mirip sama bias gue, gue harus terpesona gitu? Dia itu cowok super nyebelin yang pernah gue kenal