Jake melirik kesebelahnya, ia merasa terganggu karena sedari tadi teman sebangkunya itu membuat keberisikan. Ia jadi tak fokus mengerjakan soal yang matematika yang baru saja di berikan oleh Pak Ilham.
Jay yang sedang sibuk memukul squishy di meja, membuat Jake geleng kepala. Kemarin slime sekarang squishy, entah bocah mana yang mainannya sudah dipalak oleh Jay.
"Heh! Berisik tau, kerjain kek." tegur Jake, menyenggol lengan Jay dengan sikutnya.
"Apasih bangsat. Ganggu aja lo!" Sewot Jay. Lalu ia kembali memukul squishy itu sampai penyet-ngembang-dipukul lagi. Begitu seterusnya, sampai squishy tersebut tak berwujud.
Lalu Jake dengan usilnya malah menendang kursi Jay sampai keluar dari mejanya. Memancing emosi Jay.
Jay berdiri dari duduknya, karena sebal ia jadi mengangkat kursinya. Membuat Jake jadi melotot melihat aksinya.
"Mau apa lo ngangkat kursi? Di depan ada pak Ilham bego! "
"Mau gue lempar ke muka lo, siapa suruh ganggu gue, " Sahut Jay. Lalu mulai mendekatkan kursinya kearah Jake.
"Aaaaaaaaaaaaaa..., " teriak Jake histeris.
"WIJAYA! JAKE! Bapak perhatikan dari tadi kalian ribut mulu. Tangannya yang kerja, bukan mulutnya!" sembur pak Ilham, menatap horor kearah mereka berdua. "Itu kursinya mau kamu apain Wijaya? Duduk! Kerjain tugasnya." Lanjut pak Ilham.
Jay menurut, menurunkan kursinya dan duduk manis. Tapi Bukannya langsung mengerjakan tugasnya, cowok itu malah melanjutkan kegiatan memukuli squishynya.
Bugh!
Bugh!
"WIJAYA! keluar kamu. Ke lapangan sana, 10 kali putaran, " titah pak Ilham yang sudah merasa geram.
Jay yang sudah mengerti dengan hukuman itu langsung berdiri. Tak lupa ia bawa squishynya, dan keluar kelas menuju lapangan.
***
"Anjir panas banget, bisa jadi ikan asin nih gue."
Jay yang baru saja sampai di pinggir lapangan, menatap kearah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam 11, berdiri 1 menit di tengah lapangan saja panasnya sudah menyengat, apalagi harus lari sampai 10 putaran?
Tapi cowok itu memutuskan untuk tetap berlari pelan-pelan.
1 putaran? ✔️
2 putaran? ✔️
3-7 putaran? ✔️
7,5putaran? ❌
Jay terengah sambil memegangi lututnya tak sanggup melanjutkan. Ia mengusap dahinya yang sudah dipenuhi dengan keringat.
Ia mengerutkan keningnya saat tak merasakan silaunya matahari dan melihat bayangan yang menghalanginya. Jay mendengus saat menatap orang yang sedang berdiri di hadapannya.
Jay menegakkan tubuhnya, mendecak lalu beringsut duduk lesehan. Orang itu juga mengikuti Jay. Mereka berdua saling berhadapan, Hito menyodorkan botol minuman yang tadi ia beli ke Jay.
"Ngga usah sok baik sama gue, " Cibir Jay melirik kearah botol di depannya.
Hito tersenyum tipis. "Jangan gangguin dia lagi. Lo udah mulai keterlaluan."
Jay mendecih,jadi Hito menghampirinya hanya untuk itu?
"Jadi lo ngasih minuman ini buat sogokan? cih, gak mempan. Gue bisa beli sendiri, se-pabriknya pun bisa, " ketus Jay.
"Lo mau kena jewer lagi? Dia bukan cewek lemah yang bakal diem aja kalo digangguin, " Jelas Hito.
Sebenarnya Jay masih ngeri dengan ke barbar-an Ila saat menjewernya. Tapi karena hal itu, Jay semakin semangat untuk terus mengganggunya. Memancing penasaran, Jay ingin tau seberapa keberanian yang Ila miliki untuk membalasnya.
Jay menyunggingkan bibirnya, merasa tertantang. "Gue ngga takut! gue bakal lakuin apapun yang gue mau."
"Gak usah sok nantang. Kemaren aja gue liat lo hampir nangis di jewer sama Ilona." Jay mendelik. Kenapa Hito harus notice dia yang hampir nangis? Memalukan.
Jay menarik dasi Hito, mengepalkan tangan berniat melayangkannya ke Hito. Namun ia tersadar, menghentikan tangannya tepat di depan wajah Hito. "Masuk ke kelas lo sekarang, atau gue bogem lo disini."
***
Ila menyipitkan matanya saat melihat seseorang berjalan sendirian di koridor tak jauh dari hadapannya. Itu seperti... Soraya, yang sedang membawa berapa buku ditangannya.
Ila mempercepat langkahnya untuk menghampiri Soraya.
"Soya!"
Soraya menengok, sedikit terkejut dengan kedatangan Ila. Gadis itu mengambil sebagian buku yang dibawa oleh Soraya dan melenggang menuju perpustakaan untuk mengembalikannya.
"Makasih ya La udah bantuin gue," ujar Soraya tersenyum manis.
"Iya sama-sama."
Setelah mengembalikan buku tersebut, Soraya mengajak Ila untuk menemaninya pergi ke ruang osis untuk mengambil jurnalnya yang ketinggalan.
Sejak pertama kali Ila bertemu Soraya, ia tidak pernah merasa canggung. Soraya itu orangnya sangat friendly dan selalu bisa mencairkan suasana, hanya 2 hal yang membuat Ila sedikit sebal. Soraya itu lumayan berisik dan hobi mengagetkan orang.
Ila mengedarkan pandangannya saat melewati lapangan, ada sesuatu yang mengganggu penglihatannya. Ditengah teriknya panas matahari, ia melihat 2 cowok yang sedang gelut?-astaga!
Ila menghentikan langkah dan menajamkan matanya. Memastikan bahwa ia tak salah orang.
"Soy, stop!"
Soraya berbalik, menatap bingung kearah Ila.
"Itu... Hito sama Wijaya bukan sih?"
Soraya mengikuti arah tunjuk Ila, ia melihat 2 cowok yang sangat ia kenal sedang lesehan di pinggir lapangan. Ia terkejut saat melihat kepalan tangan Jay yang tertahan di depan wajah Hito.
"ASTAGA JANGAN GELUT HEH!" teriaknya, lalu berlari menghampiri 2 cowok tersebut.
Ila menarik Hito, sedangkan Soraya menarik Jay menjauh. Belum ada yang babak belur, mereka menghela nafas lega.
"Hito lo gapapa? Lo diapain sama dia?" Tanya Ila cemas.
Diam-diam , Jay yang mendengar itu menatapnya tak suka.
"Iya gue gapapa kok. Gue ke kelas duluan ya," pamit Hito. Lalu pergi Menuju kelasnya.
Sekarang pandangan Ila beralih ke Jay. "Kalo sampe lo apa-apain Hito, gue bejeg bejeg lo!"
Jay tersenyum remeh, menatap Ila malas. "Berani lo sama gue?" Tanyanya sambil berkacak pinggang.
Jay melangkah mendekati Ila. Menatap Ila dengan sorot mata tajam. Ila pikir, yang terjadi selanjutnya adalah Jay memarahinya dan mengancamnya karena sudah berani melawan. Tapi diluar dugaan, Jay malah mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Mengulurkan tangannya dan memberikan squishy yang sudah busuk itu ke Ila.
"Simpen! Awas aja kalo dibuang," tegasnya, lalu pergi.
Baik Ila maupun Soraya hanya melongo menatap kepergian Jay.
"Motifnya apa coba ngasih squishy yang udah di mutilasi gini?"
-tbc-
Voment nya dong jan lupa
Hehe❤️❤️❤️❤️🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar (?) | Jay Enhypen✅
Fanfic[Revisi] Terus..kalo dia mirip sama bias gue, gue harus terpesona gitu? Dia itu cowok super nyebelin yang pernah gue kenal